Inilah Wanita yang Berisiko Terkena Polip Rahim
Halodoc, Jakarta - Dari berbagai keluhan kesehatan yang berkaitan dengan rahim, polip rahim merupakan salah satu kondisi yang sering membuat wanita cemas. Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang abnormal pada dinding dalam rahim. Polip ini juga sering disebut sebagai polip endometrium, sebab pertumbuhannya bisa terjadi pada endometrium.
Bentuk polip pada rahim ini bisa bulat maupun lonjong yang berukuran mulai dari beberapa milimeter hingga sentimeter. Namun yang mesti diketahui, seorang wanita bisa saja memiliki satu atau beberapa polip dalam rahimnya. Untungnya, sebagian polip ini bersifat jinak. Hanya sebagian kecil lainnya yang bisa berkembang menjadi kanker atau biasa disebut dengan polip prakanker.
Menurut para ahli, polip ini tak memandang usia untuk menyerang seorang wanita alias wanita dengan usia berapa pun punya kemungkinan mengidap polip ini. Meskipun begitu, umumnya polip rahim terjadi pada wanita di usia 40 tahun. Sangat jarang kasus ini ditemukan pada wanita di bawah usia 20 tahun.
Siapa yang Berisiko?
Hingga saat ini, para ahli pun masih belum bisa menentukan secara pasti penyebab dari masalah rahim ini. Akan tetapi, ada pula ahli yang menduga kalau penyakit ini dipicu oleh perubahan kadar hormon estrogen tiap bulannya.
Namun yang perlu digarisbawahi, selain faktor pemicu di atas, ada pula beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Nah, berikut wanita yang berisiko terserang polip rahim.
-
Memiliki masalah dengan berat badan berlebih, obesitas.
-
Memiliki riwayat atau mengidap hipertensi.
-
Dalam penggunaan obat kanker payudara seperti tamoxifen.
-
Berusia 40-50 tahun, risiko penyakit ini lebih tinggi terjadi pada wanita di masa premenopause atau sesudah mengalami menopause.
Kenali Gejalanya
Gejala penyakit yang satu ini bisa saja berbeda-beda di tiap wanita. Meski begitu, setidaknya ada beberapa gejala umum yang mungkin dialami pengidapnya. Berikut di antaranya:
-
Perdarahan meski telah melewati masa menopause.
-
Mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi.
-
Durasi atau volume perdarahan yang berlebihan saat menstruasi (menorrhagia).
-
Menstruasi tidak teratur. Misalnya, jarak siklus menstruasi terlalu dekat, di mana jarak siklus normal adalah 21-35 hari.
-
Sulit atau tidak bisa hamil (infertilitas).
Meski di atas merupakan gejala yang umum terjadi, tapi ada kalanya pengidapnya sama sekali tidak merasakan gejala apapun. Oleh sebab itu, pemeriksaan secara berkala amat direkomendasikan oleh para ahli.
Awasi Penyebabnya
Sayangnya, sampai kini para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari masalah rahim ini. Meski begitu, tampaknya faktor hormon yang meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh turut berkontribusi terhadap kondisi ini. Kata ahli, hal ini dikenal sebagai estrogen-sensitif, di mana polip ini berkembang sebagai respon pada estrogen yang bersirkulasi.
Selain itu, pertumbuhan polip ini diduga terkait estrogen yang memiliki efek bisa menyebabkan penebalan endometrium tiap bulan. Hal ini yang mesti diwaspadai, sebab penebalan pada lapisan dinding rahim bagian dalam ini bisa saja semakin membesar dan menjadi kanker, bila tak ditangani segera secara medis.
Punya keluhan dengan masalah rahim atau organ reproduksi lainnya? Kamu bisa kok bertanya kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Ini Gejala Polip Rahim yang Perlu Diwaspadai
- Tindakan Medis yang Tepat untuk Mengatasi Polip
- Inilah 3 Jenis Polip yang Perlu Diwaspadai
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan