Inilah Penyebab Peradangan pada Usus Besar
Halodoc, Jakarta – Bila berbicara mengenai radang usus, yang terbayang dalam pikiran kamu mungkin adalah salah satu penyakit radang usus yang paling terkenal, yaitu usus buntu atau inflammatory bowel disease (IBD). Namun, tahukah kamu, bila peradangan hanya terjadi di usus besar, kondisi ini disebut dengan pancolitis. Walaupun penyebab radang usus besar yang pasti belum diketahui, tetapi ada banyak hal yang bisa memicu gangguan kesehatan tersebut terjadi. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang penyebab radang usus besar agar kamu bisa mencegah penyakit ini.
Apa itu Pancolitis?
Pancolitis merupakan kondisi di mana seluruh lapisan usus besar mengalami peradangan. Pancolitis tergolong peradangan yang kronis dan bisa menyebabkan tumbuhnya bisul dalam usus atau malah membuat usus terluka.
Gejala Pancolitis
Berikut adalah gejala pancolitis atau radang usus besar yang masih tergolong ringan sampai sedang:
- Merasa lelah
- Mengalami penurunan berat badan yang tidak normal (tanpa olahraga atau diet)
- Perut terasa nyeri dan kram
- Sering ingin buang air besar
Bila kondisi radang usus besar semakin memburuk, ada kemungkinan kamu akan mengalami gejala radang usus yang lebih parah, antara lain:
- Timbul rasa sakit dan pendarahan dari area dubur
- Demam tanpa sebab
- Diare berdarah
- Diare bernanah
Radang usus besar yang sudah cukup parah akan menyebabkan lapisan usus terluka. Dinding usus kemudian akan kehilangan kemampuan untuk mengolah makanan, menyerap air, dan membuang sisa makanan. Inilah mengapa kamu akan mengalami diare. Luka kecil di usus juga bisa berkembang dan menyebabkan kamu buang air besar berdarah. Gejala pancolitis lainnya adalah nyeri sendi yang biasanya terjadi di lutut, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan.
Penyebab Pancolitis
Penyebab pancolitis yang paling umum adalah kolitis ulseratif. Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) dan rektum. Pada kondisi ini, bisa saja terdapat tukak atau luka di dinding usus besar sehingga menyebabkan tinja bercampur dengan darah. Kolitis ulseratif biasanya dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
Selain itu, pancolitis juga bisa disebabkan oleh infeksi clostridium difficile, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri clostridium difficile (C.Diff). Bakteri ini yang menyebabkan diare sampai peradangan usus besar yang berbahaya.
Oleh karena salah satu gejala pancolitis berupa nyeri sendi, maka penyakit ini juga sering dikaitkan dengan gangguan peradangan umum seperti rheumatoid arthritis.
Beberapa hal berikut ini juga bisa memicu terjadinya radang usus besar atau memperburuk gejala pancolitis:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Faktor genetik. Orang yang memiliki anggota keluarga yang mengidap radang usus dipercaya berisiko tinggi mengalami pancolitis.
- Mengonsumsi makanan tinggi protein secara berlebihan, misalnya seperti daging dan ikan. Pasalnya, makanan berprotein tinggi bisa menyebabkan keracunan sel atau luka di usus bila dikonsumsi secara berlebihan.
- Usia. Walaupun radang usus besar bisa dialami oleh siapa saja, tetapi paling banyak terjadi pada orang di bawah usia 35 tahun.
- Jenis kelamin juga ikut memengaruhi risiko seseorang terkena radang usus. Kolitis ulseratif atau pancolitis lebih sering terjadi ke pria daripada wanita.
- Kebiasaan merokok. Perokok aktif juga berisiko lebih tinggi mengalami radang usus besar dibanding bukan perokok atau mantan perokok.
Bila kamu mengalami gejala-gejala seperti gejala radang usus besar, segera periksakan diri ke dokter. Walaupun belum ada obat khusus untuk mengobati kondisi ini, tetapi dokter bisa meresepkan beberapa obat-obatan yang bisa mengurangi gejala radang usus besar. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah aminosalisilat, antibiotik, obat-obatan kortikosteroid, dan obat-obatan untuk mencegah diare maupun kram perut.
Beli obatnya di Halodoc saja. Kamu enggak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order lewat fitur Apotik Antar, dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: