Ibu, Ketahui Faktor yang Memicu Plasenta Previa
Halodoc, Jakarta – Banyak cara yang ibu bisa lakukan untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat, beberapa caranya menghindari paparan asap rokok dan juga mengonsumsi makanan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi dalam kandungan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari gangguan yang dapat dialami oleh ibu hamil, seperti plasenta previa.
Baca juga: Risiko Kehamilan pada Plasenta Akreta yang Perlu Diketahui Ibu
Plasenta previa merupakan kondisi ketika plasenta atau yang lebih dikenal dengan ari-ari berada di bawah dan menutup jalan lahir bagi bayi. Tidak hanya menutup jalan lahir, plasenta previa yang tidak segera diatasi meningkatkan risiko perdarahan pada ibu saat persalinan maupun sebelum persalinan.
Faktor Pemicu Plasenta Previa
Plasenta menjadi salah satu organ yang memiliki fungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu pada janin selama dalam masa kehamilan. Umumnya, plasenta memang berada pada posisi bawah, namun, seiring bertambahnya usia kehamilan bayi akan bergerak ke bawah, sedangkan plasenta akan bergerak ke atas. Namun, beberapa kondisi menyebabkan plasenta tidak bergerak ke atas mendekati hari persalinan.
Meskipun penyebabnya belum diketahui, namun, dilansir dari American Pregnancy Association, ada beberapa faktor yang dapat memicu seseorang mengalami plasenta previa, seperti usia ibu menjalani kehamilan di atas 35 tahun, sudah menjalani kehamilan lebih dari 4 kali, dan memiliki riwayat tindakan bedah di sekitar rahim.
Dikutip dari Healthline, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko ibu mengalami kondisi plasenta previa, seperti posisi bayi yang sungsang, menjalani kehamilan kembar lebih dari dua, pernah mengalami keguguran, bentuk rahim yang kurang normal, dan juga pernah memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan yang sebelumnya.
Dilansir dari Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada, risiko plasenta previa juga meningkat ketika seorang ibu pernah melakukan operasi caesar pada kehamilan yang sebelumnya. Namun jangan khawatir, ibu bisa bertanya langsung pada dokter kandungan mengenai proses persalinan dan risikonya. Bertanya dengan dokter kini lebih mudah dengan aplikasi Halodoc.
Baca juga: Ini Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa
Apakah Plasenta Previa Berbahaya?
Dilansir dari Mayo Clinic, umumnya gejala plasenta previa adalah perdarahan dari vagina pada trimester kedua atau trimester ketiga. Perdarahan yang terjadi pun dapat terjadi dalam kondisi ringan maupun berat. Tidak ada salahnya jika ibu mengalami perdarahan pada saat menjalani kehamilan untuk segera memastikan kondisi kehamilan dan lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat.
Pemeriksaan menggunakan USG tranvaginal, USG panggul, dan MRI akan dilakukan untuk memastikan posisi plasenta dan kondisi kehamilan ibu. Lalu, apakah plasenta previa berbahaya? Plasenta previa yang tidak diatasi dengan tepat dapat sebabkan gangguan kesehatan yang membahayakan ibu hamil.
Ada beberapa komplikasi yang dialami oleh ibu hamil dengan kondisi plasenta previa yang tidak diatasi dengan tepat. Dilansir dari Mayo Clinic, perdarahan yang cukup berat akan dialami sebagai komplikasi jika kondisi ini tidak diatasi dengan tepat. Tidak hanya itu, kelahiran prematur juga menjadi salah satu kemungkinan yang terjadi jika plasenta previa tidak segera diatasi.
Baca juga: Cari Tahu tentang Plasenta Previa yang Rentan Terjadi
Lalu, bagaimana penanganan yang tepat untuk plasenta previa? Jika ibu mengalami perdarahan yang tidak terlalu banyak, sebaiknya jangan panik dan usahakan lakukan bed rest di rumah. Perbanyak waktu istirahat, hindari melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga, dan juga hindari melakukan hubungan intim hingga kondisi kehamilan kembali pulih.