Inilah 3 Penyebab Radang Panggul yang Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta - Pelvic Inflammatory Disease atau yang juga dikenal dengan nama radang panggul merupakan suatu infeksi yang menyerang serviks (leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran indung telur), dan ovarium. Penyakit ini sebagian besar ditemukan ketika seseorang berusia 15-24 tahun yang telah aktif secara seksual. Jika tidak segera ditangani, radang panggul dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti infertilitas, nyeri panggul kronis, dan kehamilan ektopik (pembuahan sel telur yang terjadi di luar rahim).
Seperti disebutkan di awal, radang panggul merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Penyebaran bakteri penyebab radang panggul umumnya ditularkan melalui hubungan intim, dan cenderung lebih cepat menyebar saat menstruasi. Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami radang panggul adalah demam tinggi, menggigil tidak nafsu makan, serta sakit perut yang disertai timbulnya gejala pada sistem pencernaan dan urine.
Seseorang dapat dicurigai mengidap radang panggul berdasarkan sejumlah gejala yang dialami, riwayat kesehatan, serta aktivitas seksualnya. Tes yang biasa dilakukan sebagai pendukung utama diagnosis adalah pengambilan sampel dari cairan Miss V atau dari leher rahim untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri, serta jenis bakteri yang menginfeksi.
Berikut beberapa hal yang dapat menjadi cara penularan bakteri penyebab radang panggul, yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Aktivitas Seksual
Radang panggul dan aktivitas seksual merupakan dua hal yang memiliki kaitan yang cukup erat. Sebab, radang panggul biasanya cenderung terjadi pada wanita yang telah aktif secara seksual. Lantas, aktivitas seksual seperti apa yang meningkatkan risiko radang panggul?
Risiko infeksi radang panggul akan meningkat oleh 2 hal, yaitu aktivitas seksual yang berlebihan, dan kebiasaan bergonta-ganti pasangan, terutama jika melakukan hubungan intim dengan pengidap penyakit menular seksual. Ya, bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual, seperti chlamydia dan gonore, adalah contoh bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi pada leher rahim.
Bakteri ini dapat menyebar dari Miss V hingga ke organ reproduksi bagian atas. Selain itu, beberapa bakteri yang biasanya hidup pada Miss V juga dapat mengakibatkan radang panggul. Bakteri ini akan melewati Miss V, kemudian menginfeksi organ tubuh lainnya.
2. Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim
Sebagian besar wanita yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, memiliki tingkat risiko terserang radang panggul 2-4 kali lipat lebih besar, dibanding wanita yang memilih alat kontrasepsi jenis lain. Alat kontrasepsi spiral (IUD) merupakan jenis kontrasepsi yang paling rentan terhadap infeksi bakteri penyebab radang panggul.
3. Pernah Mengalami Radang Panggul Sebelumnya
Kejadian berulang riwayat radang panggul bisa terjadi lagi. Sekitar 20-25 persen wanita yang terkena radang panggul, memiliki kemungkinan untuk kambuh lagi. Namun, sebagian besar orang kerap mengira hal ini adalah peradangan kronis yang disebabkan oleh serangan akut.
Selain itu, pasangan seksual yang tidak melakukan pengobatan infeksi merupakan salah satu faktor penting yang meningkatkan risiko infeksi. Penggunaan antibodi untuk pengobatan penyakit radang panggul disarankan agar penyakit ini tidak akan mudah kambuh kembali.
Itulah sedikit penjelasan tentang radang panggul dan hal-hal yang dapat menyebabkannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Baca juga: