Ini yang Terjadi pada Seseorang dalam Keadaan Koma
Halodoc, Jakarta – Pernahkah terbayang bagaimana rasanya berada dalam kondisi koma? Banyak yang mengatakan koma sama dengan kondisi tidur yang cukup panjang. Tapi tahukah kamu, seseorang dalam kondisi koma tidak bisa menerima rangsangan apa pun, meskipun rangsangan tersebut terasa menyakitkan.
Koma adalah situasi darurat medis yang dialami seseorang ketika dalam keadaan tidak sadar. Ketidaksadaran ini disebabkan menurunkan aktivitas otak yang dipicu oleh beberapa kondisi pada otak. Meskipun dalam keadaan tidak sadar, sebagian pasien yang mengalami koma masih mampu untuk bernapas secara spontan.
Peluang sembuh seseorang dari keadaan koma tergantung dari tingkat aktivitas otak. Ketika seseorang sadar dari koma, perlahan pasien baru menyadari kondisi yang sebenarnya dan menerima rangsangan seperti sentuhan maupun rasa sakit.
Baca juga: Alasan Trauma Kepala Berat Dapat Mengganggu Fungsi Otak
Lalu Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Mengalami Koma?
Keadaan koma tidak sama dengan kondisi tidur. Pasien dalam keadaan koma tidak dapat bangun meskipun diberikan banyak rangsangan. Tidak hanya itu, seseorang dalam kondisi koma tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya sendiri seperti buang air kecil atau buang air besar.
Hal ini dikarenakan seseorang yang mengalami koma mengalami pembengkakan atau perdarahan jaringan otak. Pembengkakan yang terjadi pada otak membuat otak dalam tengkorak menjadi terhimpit dan otak mengalami tekanan yang cukup kuat. Hal ini menyebabkan oksigen yang mengalir menuju otak pun menjadi terhambat.
Kekurangan oksigen pada otak membuat kinerja otak terganggu. Menyebabkan otak tidak dapat mengeluarkan cairan maupun zat beracun keluar dari tubuh. Hal ini menyebabkan penggenangan cairan pada otak. Kondisi ini yang membuat seseorang menjadi koma namun masih hidup.
Kesembuhan dari seseorang yang mengalami koma adalah bagian otaknya. Ketika otak sudah bisa kembali normal, maka segala fungsi tubuh kembali seperti semula. Ada beberapa yang bisa dilakukan oleh dokter untuk mengembalikan kondisi seseorang yang mengalami koma seperti mencegah pembengkakan pada otak, menyedot cairan, menyuplai oksigen untuk mencukupi kebutuhan tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak dan mengobati bagian yang sudah rusak cukup parah.
Baca juga: Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Terjadi Koma
Tingkatan Koma
Tingkat kesadaran seseorang yang mengalami koma dinilai melalui skala koma Glasgow (GCS). Ada tiga hal yang diukur dalam skala ini, seperti:
1. Pembukaan Mata
Seseorang pasien yang mengalami koma dinilai bagaimana refleks spontan dalam membuka mata. Semakin bisa membuka mata secara spontan, maka nilai pasien semakin baik.
2. Respon Verbal terhadap Perintah
Pada tahap ini kesadaran pasien akan dinilai. Semakin pasien mengikuti yang dikatakan tim medis, artinya pasien masih dalam tahap sadar dan mampu berkomunikasi.
3. Respon Gerakan terhadap Perintah
Tahap ini kondisi pasien terhadap gerakan akan dinilai. Semakin pasien merespon tim medis, maka nilainya akan semakin baik.
Pasien koma mengalami kesadaran secara bertahap. Ada yang sembuh total, namun ada juga yang mengalami komplikasi penyakit lain karena adanya penurunan fungsi otak seperti kelumpuhan pada tubuh. Nyatanya, kemungkinan pulih total dari koma tidak besar.
Tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada dokter seputar kesehatan tubuh kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: Koma Bisa Terjadi Bertahun-Tahun, Mengapa?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan