Ketahui Gejala pada Pengidap Borderline Personality Disorder

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Maret 2020
Ketahui Gejala pada Pengidap Borderline Personality DisorderKetahui Gejala pada Pengidap Borderline Personality Disorder

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar Borderline Personality Disorder (BDP) atau gangguan kepribadian ambang? Ini merupakan gangguan kesehatan mental yang cukup serius. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang cepat dan diikuti dengan perilaku yang cenderung tidak stabil. Remaja dan awal dewasa adalah usia yang rentan mengalami penyakit ini.

Ada bermacam penyakit yang berhubungan dengan mental dan sulit dibedakan dari Borderline Personality Disorder ini. Namun, biasanya, pengidap gangguan mental BDP mengalami hal-hal berikut ini.

  • Perubahan Suasana Hati yang Sangat Cepat

Pertama, pengidap BDP akan mengalami perubahan suasana hati yang begitu cepat. Tidak hanya itu, tujuan akan turut berubah sama cepatnya, terlebih jika berhubungan dengan dirinya sendiri. Sederhananya, mereka yang didiagnosis penyakit ini sulit untuk menghargai dirinya sendiri.

Baca juga: Gangguan Mental yang Memengaruhi Perkembangan Anak

  • Terlalu Takut Sendirian

Dilansir dari National Institute of Mental Health, pengidap BDP sering takut merasa kesepian. Inilah mengapa pengidap tidak mau diabaikan atau ditinggalkan. Reaksi yang ditimbulkan ketika pengidap diabaikan atau ditinggal pun bisa menjadi begitu ekstrem, seperti panik, marah, bahkan hingga depresi.

  • Cenderung Melakukan Tindakan Berbahaya

Studi yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal menyatakan, masalah utama yang berkaitan dengan kasus BDP adalah tindakan bunuh diri.

ni menjadi respons yang ditunjukkan saat mereka ditinggalkan. Aktivitas ini memuncak pada pengidap berusia di awal 20 tahun, tetapi lebih sering terjadi pada pengidap berusia 30an sebagai dampak dari gagalnya pengobatan. 

  • Tidak Mampu Bersosialisasi

Sulitnya bersosialisasi juga menjadi tanda yang akan sangat umum terjadi pada pengidap BDP. Seringnya, mereka menjadi sumber permasalahan yang muncul dalam keluarga karena kerap bertengkar dengan anggota keluarga lainnya, teman, rekan kerja, bahkan pasangan. Rasa benci dan marah yang muncul secara tiba-tiba biasa terjadi pada pengidap BDP.

Baca juga: 4 Gangguan Mental yang Terjadi tanpa Disadari

  • Mudah Menjadi Paranoid

Sering mengalami stres membuat pengidap BDP mudah menjadi paranoid, dikutip dari Mayo Clinic. Pikiran-pikiran negatif bermunculan dan memenuhi kepala. Mereka lebih sering merasa sedang terpisah dari diri sendiri, bahkan sering menghukum diri sendiri.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Tindakan melukai diri sendiri menjadi ciri khas pengidap BDP. Perilaku seperti menyilet tangan, kaki, menghantamkan kepala ke dinding, atau menjambak rambut juga akan membahayakan hidup. Sayangnya, tindakan ini sering dianggap sebagai cara untuk mengungkapkan emosi dan meluapkan rasa sakit hati. Padahal, kondisi serius ini perlu segera ditangani.

Jika kamu menemui atau bahkan mengalaminya sendiri, coba cara berikut ini untuk mengurangi dampak negatifnya.

  • Mulai Bercerita

Cara agar kamu tidak merasa sendirian adalah ceritakan apa yang sedang kamu rasakan pada salah satu teman yang paling kamu percaya. Cara ini membuat hati dan pikiran kamu lebih tenang dan mengurangi stres.

  • Mendengarkan atau Bermain Musik

Setiap kali kamu sedang merasakan sesuatu, dengarkan atau mainkanlah alat musik sebagai cara untuk melampiaskannya. Misalnya, saat kamu merasa sedih, mainkan atau dengarkan musik yang sedih. Cara ini membuat kamu merasa telah berbagai kesedihan atau kecemasan, meskipun tidak pada orang lain.

Baca juga: 4 Penyakit Jiwa yang Bisa Terjadi pada Orang di Lingkungan Sekitar

Cara ampuh lainnya emosi atau pikiran kamu teralihkan adalah melakukan kegiatan positif yang bisa membuat kamu lupa. Jika gejala Borderline Personality Disorder yang kamu alami semakin buruk, tanyakan pada dokter cara tepat untuk mengatasinya.

Tanyakan pada dokter asli ya, pakai aplikasi Halodoc supaya kamu jadi lebih mudah kalau ingin chat dengan dokter kapan saja.

 

Referensi: 
Canadian Medical Association Journal. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.