Ini yang Terjadi pada Paru-Paru saat Terserang Virus Corona
Halodoc, Jakarta - Virus corona (korona) Wuhan masih terus membuat “dunia demam”. Penyakit COVID-19 gegara virus ini terus memukul lebih dari 190 negara. Bahkan, baru-baru ini negara Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai negara dengan jumlah infeksi terbanyak, melebihi Tiongkok.
Mau tahu berapa jumlah pasien virus corona secara global? Data terbaru real time dari Johns Hopkins CSSE mengatakan, virus corona terbaru SARS-CoV-2, sudah menginfeksi sebanyak 531,708 orang. Sebanyak 24,053 meninggal dunia, dan 122,203 orang berhasil pulih.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 80 persen pasien virus corona mengalami gejala ringan. Meski begitu, jangan sekali-kali meremehkan mikroorganisme yang tak terlihat mata ini. Sebab sekitar 5 persen pasiennya mengalami gejala yang berat.
Virus-virus nakal ini bisa menyerang tiada ampun paru-paru pengidapnya. Nah, kondisi inilah yang bisa berujung pada kematian bila tak segera ditangani. Lantas, apa sih yang bakal terjadi pada paru-paru ketika virus corona yang jahat masuk ke dalam tubuh?
Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan
Membekas Meski Telah Pulih
SARS-CoV-2 dan influenza adalah virus yang berbeda dengan perilaku dan tempat serangan yang berbeda. Itulah pendapat dari Reynold Panettieri, M.D., seorang spesialis paru-paru dan wakil rektor untuk translational medicine and science di Rutgers University, AS.
“SARS-CoV-2 sangat agresif menyerang saluran napas bagian atas, tenggorokan, sinus, dan rongga mulut dibandingkan dengan flu. Sebagai akibatnya, infektivitasnya lebih besar. ” jelasnya.
Setiap infeksi virus corona dimulai dari sistem pernapasan melalui droplet (percikan cairan mulut dari bersin atau batuk) atau benda yang terkontaminasi. Menurut pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., di Johns Hopkins Center for Health Security, AS, meski sebagian besar kasusnya ringan, tetapi COVID-19 bisa menginfeksi saluran pernapasan atas yang biasanya menyumbat paru-paru
Namun, dampak yang disebabkan virus corona pada paru-paru sangat bergantung pada tingkat keparah infeksinya. Bila seseorang berada dalam kelompok berisiko tinggi (pengidap penyakit kronis, lansia, dan perokok), infeksi COVID-19 pada paru-paru bisa mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Pada kasus yang lebih parah, dampak virus corona ini bisa langsung merusak paru-paru. Hal yang bikin resah, dampaknya bisa bertahan, bahkan setelah pengidapnya pulih dari COVID-19. Tuh, bikin khawatir kan?
Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona
Perjalanan Menuju Paru-Paru
Pengidap COVID-19 yang mengalami demam dan batuk, sudah masuk ke dalam moderate infection atau infeksi sedang. Bagaimana dengan infeksi ringan? Biasanya mereka hanya mengalami sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sedikit demam. Dalam infeksi sedang ini, virus corona telah bereplikasi untuk melakukan perjalanan ke arena dada dan masuk ke tabung bronkial. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan yang akan mengakibatkan batuk kering.
Tabung bronkial langsung mengarah ke paru-paru dari trakea (tenggorokan), sehingga tabung ini merupakan pemain kunci dalam sirkulasi oksigen secara efektif. Ketika bronkial bengkak karena peradangan, maka sirkulasi oksigen pada tubuh juga akan bermasalah.
Lalu, bagaimana dengan infeksi parah atau kondisi kritis? Apa yang telah dilakukan virus corona pada paru-paru pengidapnya?
Di tahap ini, virus corona sudah meninggalkan tabung bronkial, dan masuk jauh ke paru-paru. Apa dampaknya? “ (Berdampak pada) jaringan yang terlibat dalam pertukaran gas — mendapatkan udara yang baik dan udara yang buruk." jelas William Schaffner, M.D., seorang spesialis penyakit menular dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, AS.
Baca juga: WHO: Gejala Ringan Corona Bisa Dirawat di Rumah
Nah, di tahap ini sesak napas parah bisa terjadi. Pasien-pasien yang mengalami sesak napas parah akan mengembangkan pneumonia dari virus itu sendiri. Hal yang perlu dicatat, kondisi ini berbeda dengan flu, di mana pasien dapat mengembangkan pneumonia sebagai infeksi sekunder. Bagaimana dengan pneumonia akibat virus corona?
“Tidak seperti jenis pneumonia lainnya, pneumonia coronavirus cenderung memengaruhi sebagian besar atau semua paru-paru, bukan hanya pada area tertentu,” jelas Schaffner.
Di samping itu, ada kemungkinan kalau virus corona bisa menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Ketika seseorang mengidap pneumonia parah, terlepas dari penyebabnya, mereka akan mengalami penurunan fungsi paru-paru.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah virus corona? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!