Ini yang Terjadi Jika Kadar Kalium dalam Darah Tinggi
Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu bahwa darah menjadi salah satu komponen yang penting di dalam tubuh manusia? Darah memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh sebagai alat untuk mengedarkan nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai zat penting lainnya ke bagian tubuh yang memerlukan.
Baca juga: Ini Alasan Pengidap Diabetes Melitus Bisa Idap Hiperkalemia
Tidak hanya mengedarkan zat yang dibutuhkan oleh tubuh, darah juga memiliki peran untuk membuang zat yang sudah tidak berguna dalam tubuh ke sistem pembuangan termasuk dalam ginjal, paru-paru, dan hati. Dengan begitu, setiap orang disarankan untuk menjaga kesehatan darah agar terhindar dari berbagai gangguan pada darah, salah satunya adalah hiperkalemia.
Faktor yang Tingkatkan Risiko Hiperkalemia
Tiap darah manusia memiliki kadar kalium. Normalnya, ukuran kadar kalium pada darah adalah 3,6 hingga 5,2 milimol per liter. Jika kadar kalium dalam darah terlalu tinggi kondisi ini membahayakan dan dikenal sebagai hiperkalemia.
Kalium memiliki fungsi yang cukup baik untuk tubuh, seperti memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Namun, kandungan kalium yang terlalu tinggi dalam darah dapat mengganggu aktivitas listrik pada jantung. Jika dibiarkan, seseorang yang mengalami hiperkalemia dapat alami gangguan fungsi jantung, seperti perlambatan detak jantung, detak jantung yang berhenti secara mendadak hingga kematian.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan seseorang rentan alami hiperkalemia, seperti pengidap gangguan fungsi ginjal. Salah satu fungsi ginjal pada tubuh menyeimbangkan kadar kalium di dalam darah. Ketika fungsi ginjal tidak berjalan dengan baik, ginjal tidak dapat menyingkirkan kelebihan kalium dalam darah maupun dari tubuh.
Hormon aldosterone dalam tubuh membantu ginjal untuk membuang kelebihan kalium dalam darah. Namun, pengidap penyakit Addison memproduksi hormon aldostrerone yang rendah, sehingga kondisi ini meningkatkan risiko untuk alami hiperkalemia.
Baca juga: Ini Penyebab Pengidap Gagal Ginjal Terkena Hiperkalemia
Tidak hanya itu, rusaknya jaringan pada tubuh juga dapat sebabkan kadar kalium dalam tubuh meningkat. Hal ini disebabkan sel tubuh yang rusak melepaskan kalium ke aliran darah. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan kerusakan jaringan dalam tubuh, seperti tindakan operasi, cedera, luka bakar, dan anemia hemolitik.
Selain kondisi kesehatan, seseorang dapat alami hiperkalemia karena pengaruh dari penggunaan obat-obatan. Obat inflamasi nonsteroid, obat tekanan darah tinggi, heparin, ketokonazol dan kotrimoksazol bisa sebabkan seseorang lebih berisiko alami hiperkalemia.
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Alami Hiperkalemia
Ketika seseorang mengalami peningkatkan jumlah kalium dalam darah, ada beberapa perubahan pada tubuh yang menjadi gejala. Namun, gejala yang dialami berbeda dan ditentukan berdasarkan jumlah peningkatan kalium dalam darah.
Namun, umumnya pengidap hiperkalemia mengalami kondisi tubuh yang berubah menjadi lemas dan merasa terus-menerus kelelahan. Tidak hanya itu, pengidap hiperkalemia akan mengalami kondisi mual dan muntah yang disertai gangguan pernapasan dan nyeri dada. Kesemutan dan mati rasa juga bisa menjadi tanda bagi pengidap hyperkalemia.
Tidak ada salahnya untuk lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika kamu mengalami beberapa gejala adanya gangguan pada darah. Tes darah dan tes urine dapat dilakukan untuk memantau kadar kalium dalam darah. Sedangkan untuk menghindari gangguan jantung, pemeriksaan melalui elektrokardiografi diperlukan untuk memeriksa irama jantung agar terhindar dari gangguan.
Baca juga: 5 Jenis Pengobatan untuk Atasi Hiperkalemia
Hiperkalemia dapat memicu perubahan pada detak jantung atau yang dikenal dengan aritmia. Kondisi ini dapat membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Penanganan yang terlambat bisa memicu komplikasi yang lebih parah, seperti jantung berhenti mendadak hingga kematian.
Sebaiknya kontrol jumlah kalium dalam asupan makanan yang dikonsumsi. Bagi kamu merupakan orang yang sangat berisiko alami hiperkalemia, tidak ada salahnya untuk rutin lakukan pemeriksaan berkala agar kondisi kesehatan terjaga dengan baik.