Ini Waktu yang Tepat Beri Anak Vaksin Difteri

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Januari 2020
Ini Waktu yang Tepat Beri Anak Vaksin DifteriIni Waktu yang Tepat Beri Anak Vaksin Difteri

Halodoc, Jakarta – Vaksin difteri wajib diberikan pada anak, sehingga ia bisa terhindari dari penyakit ini. Beberapa waktu belakangan, penyakit difteri sempat mewabah dan menimbulkan rasa cemas dan takut. Difteri adalah penyakit yang bisa menular yang jika dibiarkan tanpa penaganan penyakit ini bisa memicu komplikasi yang berbahaya.

Pencegahan paling efektif untuk penyakit difteri adalah vaksin DPT, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT adalah salah satu imunisasi yang wajib diberikan untuk anak-anak dan bertujuan untuk menghindari serangan ketiga jenis penyakit tersebut. Penyakit difteri, pertusism dan tetanus bahkan bisa menyebabkan kematian. Lantas, kapan waktu terbaik untuk memberi vaksin difteri pada anak? Penjelasannya ada di bawah ini.

Baca juga: Kenapa Difteri Lebih Mudah Menyerang Anak-anak?

Vaksin DPT untuk Mencegah Difteri pada Anak

Difteri adalah penyakit yang tidak boleh dianggap sepele begitu saja. Maka dari itu, sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini, terutama pada anak-anak. Imunisasi DPT merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini. Pemberian vaksin DPT sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebanyak 5 kali dan dilengkapi dengan vaksin penguat alias booster.

Vaksin DPT diberikan secara bertahap. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 2 bulan, suntikan kedua pada usia 4 bulan, serta suntikan ketiga pada usia 6 bulan. Suntikan difteri ke-4 diberikan di antara usia 15-18 bulan, dan imunisasi terakhir pada usia 4-6 tahun. Setelahnya, anak perlu mendapat vaksin penguat alias booster setiap 10 tahun sekali.

Setelah mendapat vaksin DPT, bayi mungkin akan menunjukkan beberapa gejala efek samping. Ayah dan ibu tidak perlu terlalu khawatir, sebab efek samping yang muncul bersifat normal. Vaksin ini bisa menyebabkan anak mengalami bengkak, merah, dan nyeri di daerah tubuh yang disuntik, menjadi lebih rewel, lemas, serta mengalami demam ringan.

Meski begitu, tidak semua anak akan mengalami efek samping vaksin tersebut, tergantung kondisi kesehatan masing-masing anak. Biasanya efek samping tersebut akan muncul dalam waktu satu sampai tiga hari setelah vaksin diberikan. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, pemberian vaksin DPT dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti kejang, koma, dan kerusakan otak.

Baca juga: Perbedaan Vaksin Difteri pada Anak dan Orang Dewasa

Jika efek samping yang muncul bersifat parah, segera bawa Si Kecil ke rumah sakit agar mendapat penanganan medis segera. Sampaikan pada dokter semua gejala dan kondisi yang dialami anak sebelum dan setelah mendapat vaksin. Hal ini akan membantu dokter untuk memberikan rekomendasi terbaik terkait imunisasi lanjutan.

Anak mungkin tidak akan disarankan mendapat imunisasi lanjut jika timbul kondisi, seperti sistem saraf atau otak anak jadi terganggu setelah 7 hari mendapatkan vaksin dan anak mengalami alergi yang parah hingga mengancam nyawa setelah diimunisasi. Jika anak menunjukkan ketidakcocokan terhadap vaksin pertussis, dokter akan memberikan imunisasi TD pada anak dan menghentikan pemberian imunisasi DPT.

Imunisasi difteri harus diberikan dengan lengkap pada anak agar ia benar-benar terlindungi dari beberapa penyakit berbahaya. Ingat jadwal pemberian vaksin yang tepat pada anak dan segera hubungi dokter jika terjadi gejala-gejala yang mengkhawatirkan setelah anak diberi imunisasi. Selain terlindungi dari penyakit difteri, imunisasi ini juga bisa menurunkan risiko anak mengalami penyakit pertusis dan tetanus.

Baca juga: Gejala Difteri pada Anak yang Perlu Ibu Waspadai

Masih penasaran tentang vaksin difteri untuk anak? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Ibu bisa mendiskusikan masalah kesehatan dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Lebih mudah mengubungi dokter melalui Chat dan Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Referensi
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Vaccine (Shot) for Diphtheria.
Norwegian Institute of Public Health. Diakses pada 2020. Vaccine against diphtheria, tetanus, pertussis and poliomyelitis.
Kids Health. Diakses pada 2020. Diphtheria.