Ini Jenis-Jenis Penyakit yang Memerlukan Antibiotik
Halodoc, Jakarta - Saat sakit namun gejalanya tidak terlalu parah, mungkin kamu akan bingung memutuskan untuk menunggu saja dengan cara istirahat atau pergi ke dokter untuk mendapatkan obat.
Perlu diingat bahwa penyakit akibat infeksi bakteri adalah penyakit yang wajib mendapatkan pengobatan melalui pemberian antibiotik. Jika tidak diobati, penyakit ini memiliki konsekuensi serius dan mematikan. Namun, efek samping antibiotik juga tidak menyenangkan bahkan terkadang dokter tidak meresepkan kamu antibiotik jika penyakitnya masih ringan.
Cara Kerja Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang hanya diresepkan untuk melawan bakteri. Obat ini bekerja dengan dua cara, yaitu membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik tidak mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti flu biasa atau flu) atau jamur (seperti kutu air atau kadas).
Memahami cara kerja antibiotik bisa rumit. Pertama, ada banyak kelas antibiotik, yaitu penisilin seperti amoksisilin, sefalosporin seperti sefaleksin, aminoglikosida seperti gentamisin, dan banyak lagi.
Kemudian di dalam setiap kelas, antibiotik individu mengobati berbagai jenis infeksi. Bactrim (sulfamethoxazole/trimethoprim), misalnya dapat mengobati infeksi saluran kemih tetapi dapat digunakan juga untuk mengobati diare dan luka yang terinfeksi.
Baca Juga: Antibiotik dengan Injeksi Lebih Efektif dari Oral, Benarkah?
Kapan Membutuhkan Antibiotik?
Dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk kamu yang mengalami infeksi akibat bakteri yang telah mengalami beberapa gejala, seperti:
-
Terasa sakit.
-
Peradangan.
-
Pembengkakan kelenjar getah bening.
-
Drainase.
-
Demam.
-
Mual dan muntah.
-
Nyeri otot.
Tetapi tanda-tanda ini belum tentu menandakan bahwa infeksi itu disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Jika kamu mengira tengah mengalami infeksi, segera periksa ke dokter untuk mengetahui apakah antibiotik dapat membantu mengobatinya atau tidak.
Terkadang, dokter mengatakan infeksi yang kamu alami disebabkan oleh bakteri hanya dengan memeriksa dan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang kamu alami. Pada kasus lain, dokter memerlukan diagnosis dengan mengambil sampel (air liur, urine, sel kulit) dan melakukan tes untuk mengetahui jenis infeksi yang kamu alami.
Penyakit yang Memerlukan Antibiotik
Tidak semua kondisi penyakit memerlukan antibiotik. Namun, beberapa penyakit ini membutuhkan antibiotik untuk mempercepat kesembuhannya, misalnya:
-
Infeksi Sinus
Infeksi sinus adalah penyakit yang paling banyak diresepkan antibiotik oleh petugas kesehatan. Sebagian besar infeksi sinus dalam satu hingga dua minggu. Selain itu, infeksi sinus disebabkan oleh bakteri atau virus, dan hanya infeksi sinus akibat bakteri yang harus diobati dengan antibiotik. Agak sulit untuk menguji bakteri pada sinus, jadi rekomendasinya adalah menunggu dan mengobati infeksi dengan antibiotik jika gejala-gejala muncul dan bertahan selama lebih dari sepuluh hari.
-
Infeksi Saluran Kemih
Penyakit ini wajib hukumnya diobati dengan antibiotik, karena kebanyakan kasus disebabkan oleh bakteri. ISK dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran kemih, seperti kandung kemih atau bahkan ginjal dan menyebabkan gejala seperti nyeri panggul dan sering ingin buang air kecil.
Infeksi kandung kemih biasanya tidak seserius infeksi ginjal, tetapi infeksi kandung kemih yang tidak diobati dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang hebat dan kerusakan ginjal. Antibiotik umum yang diresepkan dokter untuk ISK adalah bactrim, nitrofurantoin, dan ciprofloxacin.
Baca Juga: Langsung Tidur Setelah Hubungan Intim Bisa Sebabkan Infeksi Saluran Kemih?
-
Radang Tenggorokan dan Radang Amandel
Peradangan tenggorokan atau amandel menyebabkan rasa sakit dan nyeri, dan kamu mungkin perlu antibiotik untuk mengobatinya. Jika sakit tenggorokan disebabkan oleh virus (seperti flu), maka kamu tidak akan memerlukan antibiotik. Namun, ketika hal ini disebabkan oleh bakteri, seperti pada radang tenggorokan (atau radang tenggorokan streptokokus) dan tonsilitis bakteri, kamu akan sangat memerlukannya. Untuk radang tenggorokan, dokter dapat meresepkan antibiotik seperti penisilin, amoksisilin, atau eritromisin.
-
Infeksi Telinga
Infeksi telinga sebagian besar memengaruhi anak-anak dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, sulit mendengar, dan drainase cairan disebabkan oleh peradangan dan penumpukan cairan di telinga tengah. Namun, terkadang gejala-gejala ini dapat terjadi bahkan tanpa infeksi. CDC merekomendasikan bahwa hanya infeksi telinga tengah yang diobati dengan antibiotik.
Untuk infeksi telinga, dokter anak dapat meresepkan antibiotik atau merekomendasikan pendekatan "wait and watch", yaitu ketika kamu perlu menunggu 48 hingga 72 jam untuk melihat apakah gejalanya hilang atau tidak. Jika tidak hilang, mungkin antibiotik diperlukan.
Infeksi telinga paling sering diobati dengan amoksisilin atau amoksisilin/kalium klavulanat (augmentin). Anak-anak kecil kadang-kadang dapat mengalami beberapa infeksi telinga dalam setahun, tetapi jika antibiotik yang sama digunakan setiap kali, mereka mungkin tidak bekerja dengan baik untuk infeksi selanjutnya. Untuk membantu mencegah resistensi antibiotik, dokter sering bergantian antara meresepkan amoksisilin dan amoksisilin / kalium klavulanat.
-
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri di mana kantung udara di paru-paru meradang dan dipenuhi cairan. Ini bisa sangat serius pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi atau anak kecil, manulam atau mereka yang sedang sakit. Pneumonia dapat terjadi dengan sendirinya atau sebagai komplikasi dari infeksi lain seperti flu.
Karena pneumonia dapat mematikan, semua kasus pneumonia bakteri harus diobati dengan antibiotik segera setelah mereka didiagnosis. Perawatan yang tepat akan tergantung pada bagian infeksi itu mungkin terjadi. Pengidap pneumonia kemungkinan menerima beberapa antibiotik. Pengobatan pneumonia yang mungkin dilakukan dengan pemberian antibiotik oral seperti azithromycin, doxycycline dan/atau levofloxacin. Antibiotik IV (intravena) seperti vankomisin, zosyn (piperacillin-tazobactam), dan levofloxacin.
Baca Juga: Efek Samping Konsumsi Obat Antibiotik dalam Waktu Lama
Jika kamu mengidap salah satu dari beberapa penyakit di atas dan tidak menunjukkan perubahan setelah diresepkan antibiotik, ini saatnya kamu buat janji dengan dokter di rumah sakit menggunakan Halodoc. Dengan melakukan penanganan yang tepat di rumah sakit, maka hal ini bisa meminimalisir risiko. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc di ponselmu melalui App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan