Ini Cara Menyimpan ASI yang Tidak Boleh Ditiru

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Oktober 2019
Ini Cara Menyimpan ASI yang Tidak Boleh DitiruIni Cara Menyimpan ASI yang Tidak Boleh Ditiru

Halodoc, Jakarta – Air Susu Ibu atau ASI adalah asupan makanan paling baik yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi, khususnya dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini karena ASI memiliki hampir semua nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Namun, bagi ibu yang bekerja, memberikan ASI mungkin bisa sedikit merepotkan. Mau tidak mau, ibu perlu memerah ASI sebelumnya dan menyimpannya untuk diberikan pada bayi nanti. 

Baca juga: 5 Cara Tepat Agar Meningkatkan Kualitas ASI

Sayangnya, beberapa ibu sering melakukan kesalahan dalam menyimpan ASI. Padahal, ASI yang disimpan dengan cara yang salah, bisa rusak dan berbahaya bagi kesehatan bayi. Yuk, perhatikan cara menyimpan ASI yang sebaiknya tidak ditiru di sini.

1. Menyimpan ASI dalam Wadah yang Tidak Steril

Wadah yang tidak disterilkan dengan benar dan juga tas penyimpanan dapat menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan bakteri. Ketika ibu memasukkan ASI ke dalam wadah penyimpanan, ibu harus memastikan sepenuhnya bahwa wadah tersebut bersih dan aman digunakan. Bila tidak, bayi bisa sakit parah karena minum ASI yang sudah terkontaminasi kuman.  

2. Menyimpan ASI dalam Wadah yang Salah

Tidak hanya kebersihan wadah, cara penggunaan wadah penyimpanan ASI juga perlu ibu perhatikan agar ASI tidak rusak. Dua wadah yang paling sering digunakan untuk menyimpan ASI adalah kantong ASI dan botol kaca. Namun sayangnya, kedua wadah tersebut sering digunakan dengan cara yang salah. 

Pada kasus kesalahan penggunaan kantong ASI, masih banyak ibu yang menyimpan ASI perah di kantong tersebut sampai benar-benar penuh. Hal ini bisa membuat kantung tidak kuat menampung, sehingga akhirnya bocor. Nah, kantong ASI yang bocor memudahkan bakteri untuk masuk ke dalamnya. Sementara pada kasus penyimpanan dengan menggunakan botol kaca, kesalahan yang sering dilakukan adalah menyimpan ASI di dalam botol yang masih basah. Tindakan ini bisa meningkatkan risiko ASI terkontaminasi bakteri.

Baca juga: Cara Menyimpan ASI yang Tepat Saat Traveling

3. Menyimpan ASI di Pinggir Pintu Kulkas

ASI yang dIsimpan di pintu kulkas juga bisa rusak dan berbahaya bila diberikan pada bayi. Hal ini karena pintu lemari es bukanlah area yang paling dingin, sehingga bisa menyebabkan ASI tidak cukup dingin dan memungkinkan bakteri untuk tumbuh dalam ASI. Selain itu, pintu lemari es juga merupakan area di mana berbagai macam produk makanan disimpan. Hal ini memungkinkan ASI untuk bersentuhan dengan makanan lain, sehingga terkontaminasi dan membuatnya berbahaya untuk dikonsumsi bayi.

4. Menyimpan ASI di Dekat Daging Segar

Kebanyakan ibu yang tidak punya kulkas khusus menyimpan ASI, mereka cenderung menyimpan ASI bersamaan dengan bahan makanan lain di dalam kulkas. Meskipun ASI tertutup rapat, tetapi bakteri yang tidak terlihat masih bisa mencemari area di sekitar kemasan ASI. Jadi, meskipun ASI yang dipompa sudah dimasukkan ke dalam wadah yang steril, tetapi bila didekatkan dengan benda yang tidak steril, maka higienitasnya akan diragukan. 

5. Menyimpan ASI yang Tersisa

Si Kecil sudah berhenti minum dari botolnya, karena perutnya sudah penuh. Namun, ibu mendapati bahwa di dalam botol tersebut, masih tersisa ASI beberapa ons. Jadi, apa yang bisa dilakukan dengan sisa ASI tersebut? Ibu merasa sayang bila membuangnya. Namun, menurut penelitian, hal terbaik yang bisa dilakukan dengan ASI yang tersisa adalah membuangnya. Ketika ibu menyimpannya kembali, ibu memberi kesempatan bagi bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, botol yang berisi sisa ASI juga sudah kehilangan banyak vitamin atau malah tidak ada vitamin sama sekali. Jadi, bila ibu memanaskannya kembali, ibu hanya akan memberikan Si Kecil sebotol penuh bakteri.

Baca juga: Supaya Sehat dan Aman, Begini Cara Menyimpan ASI yang Benar

Itulah beberapa cara menyimpan ASI yang tidak boleh ibu tiru. Bila ibu ingin bertanya-tanya hal lain seputar penyimpanan ASI, tanyakan saja pada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk bertanya seputar kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Babygaga. Diakses pada 2019. 14 Mistakes New Moms Make When Storing Their Breastmilk