Ini Cara Mendiagnosis Kernikterus pada Bayi
“Kernikterus pada bayi bisa didiagnosis melalui beberapa pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan fisik secara berkala, hingga pengambilan sampel darah untuk mengecek kadar bilirubin bayi. Setelah diagnosis pasti ditetapkan, dokter dapat menentukan langkah pengobatan.”
Halodoc, Jakarta - Nama kernikterus mungkin masih asing di telinga. Namun, kondisi ini perlu diwaspadai oleh ibu, karena bisa menyerang bayi. Kernikterus pada bayi umumnya muncul sebagai komplikasi dari penyakit kuning yang tidak ditangani dengan baik.
Perlu diketahui, bayi baru lahir bisa mengalami masalah kesehatan karena fungsi organ tubuhnya belum sempurna. Salah satu kondisi yang cukup umum terjadi adalah penyakit kuning, akibat tingginya bilirubin dalam darah. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, risiko kerusakan otak atau kernikterus bisa terjadi.
Baca juga: Bayi Kartika Putri Kena Penyakit Kuning, Ini Penyebabnya
Pemeriksaan untuk Diagnosis Kernikterus pada Bayi
Pada kebanyakan kasus penyakit kuning pada bayi dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun, ketika kondisi ini berlangsung terlalu lama bisa memicu timbulnya gejala kernikterus, seperti:
- Demam.
- Gerakan mata yang tidak normal, sehingga tidak dapat melirik ke atas.
- Kaku di seluruh tubuh.
- Otot yang tegang.
- Gangguan dalam pergerakan.
- Tidak mau menyusu.
- Suara yang melengking saat menangis.
- Mudah mengantuk.
- Tampak lemas.
- Kejang.
- Gangguan pendengaran.
Sebaiknya, jangan tunggu gejala-gejala tersebut muncul. Jika bayi mengalami gejala penyakit kuning, segera bawa ke rumah sakit terdekat. Agar lebih mudah dan tak perlu antre, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit. Jadi, pastikan ibu sudah download dan install aplikasinya di ponsel, ya.
Untuk mendiagnosis kernikterus, dokter akan melakukan pengamatan setiap 8-12 jam sekali pada bayi yang dicurigai mengidap penyakit kuning. Penyakit kuning pada bayi biasanya terjadi pada 2-5 hari setelah dilahirkan. Hal ini karena bayi baru lahir cenderung memiliki kadar bilirubin yang tinggi.
Jika gejala penyakit kuning pada bayi masih belum hilang setelah beberapa hari, dokter akan mengambil sampel darahnya untuk mengukur kadar bilirubin.
Normalnya, kadar bilirubin pada bayi yang baru lahir adalah di bawah 5 mg/dL. Namun, pada bayi yang mengidap kernikterus, kadar bilirubin bisa mencapai lebih dari 20-25 mg/dL.
Baca juga: Sindrom Gilbert Bisa Sebabkan Penyakit Kuning Intra-Hepatik, Mitos atau Fakta
Bagaimana Pengobatan Kernikterus?
Setelah diagnosis kernikterus dilakukan, dokter akan melakukan pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi kadar bilirubin dalam darah dan mencegah kerusakan otak.
Salah satu metode pengobatan untuk kernikterus yang dapat dilakukan adalah mencukupi asupan ASI. Sebab, hal ini dapat membantu pembuangan bilirubin melalui urine dan feses.
Selain itu, beberapa metode lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi kernikterus pada bayi adalah:
1.Fototerapi
Dikenal juga dengan nama blue light, fototerapi merupakan prosedur yang dilakukan dengan menggunakan sinar khusus. Sinar ini berfungsi untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Dalam pelaksanaannya, fototerapi dilakukan dengan 2 metode, yaitu konvensional dan fiber optik.
Metode konvensional dilakukan dengan cara membaringkan bayi di bawah lampu halogen atau lampu fluoresen. Kemudian, semua pakaian bayi dibuka dan matanya ditutup, barulah kulit bayi akan disinari dengan cahaya biru.
Sementara itu, pada fototerapi fiberoptik, bayi akan dibaringkan di sebuah alas yang dilengkapi dengan kabel fiber optik untuk disinari pada bagian punggung.
Kedua metode fototerapi itu biasanya akan dilakukan terus-menerus, dengan memberi jeda 30 menit, setiap 3 atau 4 jam, agar ibu bisa memberi makan dan mengganti popok bayi.
Jika kondisi tak kunjung membaik setelah terapi ini, dokter akan menyarankan terapi kombinasi fototerapi dengan menggunakan lebih dari satu sinar da penggunaan alas fiber optik.
Terapi kombinasi ini dilakukan secara terus-menerus, sehingga pemberian asupan makanan dan cairan akan dilakukan melalui selang atau suntikan. Kemudian, kadar bilirubin akan diperiksa tiap 4-6 jam sekali, setelah fototerapi dimulai. Jika kadarnya mengalami penurunan, kondisi bayi akan diperiksa setiap 12 jam.
Baca juga: Bagaimanakah Cara Mencegah Kernikterus?
2.Transfusi Tukar
Metode ini dilakukan jika kadar bilirubin pada bayi masih saja tinggi, meski sudah menjalani fototerapi. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti darah bayi dengan darah pendonor. Setelah transfusi dilakukan, kadar bilirubin bayi akan diperiksa setiap 2 jam. Jika masih tinggi kadar bilirubinnya, transfusi tukar akan diulang kembali.
Itulah pembahasan mengenai kernikterus pada bayi, mulai dari gejala, pemeriksaan yang dibutuhkan untuk diagnosis, hingga cara mengobati. Bila Si Kecil mengalami berbagai gejala yang dijelaskan tadi, segera bawa untuk diperiksa dan ditangani oleh dokter secepatnya, ya.