Ini Bedanya Mata Silinder dan Minus
Halodoc, Jakarta - Di antara banyaknya jenis gangguan penglihatan, mata silinder dan minus merupakan dua yang bisa dibilang cukup populer. Bahkan tak jarang pula ada yang mengidap kedua kondisi ini secara bersamaan. Meski sama-sama menyebabkan pendangan menjadi kabur, mata silinder (astigmatisme) dan mata minus (miopi), merupakan penyakit mata yang berbeda, lho. Apa saja yang membedakannya? Simak penjelasannya berikut.
1. Penyebab Kaburnya Pandangan
Pada mata silinder, pandangan menjadi kabur karena adanya kecacatan bentuk kornea dan kelengkungannya yang tidak beraturan. Kelengkungan tersebut dapat mengubah cahaya yang masuk atau membiaskan kembali cahayanya. Akibatnya, cahaya tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depan atau di belakang retina. Dampaknya, mata tidak bisa melihat objek dengan jelas.
Berbeda dengan mata silinder, pada mata minus, penyebab pandangan menjadi kabur adalah kelengkungan kornea yang terlalu besar, sehingga cahaya yang masuk tidak bisa fokus. Cahaya yang tidak fokus akhirnya tidak jatuh tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina. Akibatnya, pandangan tersebut menjadi tidak jelas atau kabur.
Baca juga: Mana yang Lebih Parah, Mata Minus atau Silinder?
2. Gejalanya
Ketika melihat suatu benda, pandangan pengidap mata minus akan terlihat kabur dan kepala terasa pusing. Sedangkan orang dengan mata silinder ketika melihat suatu benda, bukan hanya pandangannya yang kabur dan menyebabkan pusing, tetapi juga berbayang dan bentuk objeknya jadi tidak jelas (misalnya garis lurus jadi tampak miring). Hal ini karena ada pembiasan balik terhadap cahaya oleh kornea.
3. Faktor Terkait Pengidapnya
Mata silinder dan minus bisa terjadi akibat faktor keturunan. Namun, selain faktor keturunan, mata silinder dan minus juga bisa terjadi oleh beberapa hal lain. Dilansir dari Healthline, National Eye Institute menyimpulkan bahwa mata minus sering terjadi pada anak-anak berusia 8-12 tahun. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan bentuk mata.
Jadi, orang dewasa yang punya mata minus, biasanya sudah mempunyai kerusakan mata ini dari kecil. Selain itu, kondisi kesehatan juga bisa mengakibatkan terjadinya mata minus, misalnya diabetes. Sementara mata silinder biasanya terjadi akibat lanjutan kerusakan mata minus yang parah, operasi pengangkatan katarak, dan juga mengidap keratoconus (degenerasi kornea).
Baca juga: 5 Ciri Mata Silinder dan Cara Mengatasinya
4. Lensa Bantu yang Digunakan
Untuk mengatasi mata silinder, digunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata yang berlensa silinder. Lensa silinder membantu menyatukan beberapa bayangan akibat pembiasan menjadi satu bayangan, sehingga pandangan tidak lagi kabur.
Sementara itu, untuk membantu penglihatan pengidap mata minus, kacamata yang digunakan harus memiliki lensa cekung atau lensa negatif. Lensa cekung membantu memperkecil kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya dapat terfokus dan jatuh tepat di retina.
5. Kondisi Kerusakan Mata
Tingkat keparahan mata silinder cenderung tidak akan bertambah bila pengidapnya menggunakan kacamata atau lensa kotak yang sesuai ukuran. Artinya, jika pengidap silinder diberikan kacamata atau lensa kontak yang tepat, ukuran silindernya tidak akan bertambah.
Pada mata minus, walaupun dapat diatasi dengan menggunakan kacamata atau kontak lensa, tingkat keparahan minus mata dapat bertambah sampai pengidapnya berusia 18 atau 20 tahun. Hal ini bisa terjadi jika tidak menjaga kesehatan mata, misalnya terlalu sering menatap layar komputer atau ponsel.
Baca juga: Penggunaan Lensa Kontak Bisa Bikin Mata Silinder Makin Parah?
6. Pengobatannya
Mata minus dan silinder dapat diobati dengan melakukan operasi refraktif atau operasi laser mata. Operasi ini dapat mengobati kedua penyakit mata tersebut secara permanen. Namun, pada mata silinder dapat dilakukan pengobatan lain, yaitu ortokeratologi (penggunaan lensa kontak kaku) untuk memperbaiki kelengkungan bentuk kornea yang tidak teratur.
Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan antara mata silinder dan minus, yang perlu untuk diketahui. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan