Ini Bahaya Konsumsi Ikan Mentah dalam Jangka Panjang

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 September 2018
Ini Bahaya Konsumsi Ikan Mentah dalam Jangka PanjangIni Bahaya Konsumsi Ikan Mentah dalam Jangka Panjang

Halodoc, Jakarta - Berkat sushi dan sashimi, masyarakat Asia mengenal nikmatnya menyantap tekstur lembut dan halusnya daging ikan mentah. Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak terlalu sering, ikan mentah dalam hidangan-hidangan tersebut memang membawa manfaat bagi tubuh, karena tinggi kandungan omega-3 dan protein. Namun, jika kamu terlalu sering mengonsumsinya, hati-hati ada bahaya ikan mentah secara jangka panjang yang mengintai.

Masalah utama dari mengonsumsi ikan mentah terdapat pada parasit yang mungkin masih melekat pada daging ikan yang belum dimasak itu. Pertama, pada dasarnya semua makhluk hidup, termasuk ikan, mempunyai parasit. Pada ikan mentah, parasit yang biasa ditemui adalah bakteri salmonella, yang akan mati ketika ikan dimasak hingga matang. Sementara pada ikan mentah, jika pengolahannya tidak tepat, bakteri ini bisa saja masih bersarang dan masuk ke dalam tubuh ketika dikonsumsi.

Kedua, parasit dan bakteri yang terdapat pada ikan mentah itu tidak dapat dilihat secara kasat mata. Ketika kamu datang ke sebuah restoran yang menyediakan hidangan berbahan dasar ikan mentah, kamu tidak mungkin bisa memastikan bahwa tidak ada sedikit pun parasit yang tertinggal pada ikan tersebut.

Jika tubuh kamu dalam keadaan sehat, konsumsi ikan mentah mungkin tidak akan menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan. Namun, lain halnya jika tubuh kamu dalam kondisi rentan atau kurang prima. Beberapa hal bahaya makan ikan mentah berikut ini, yang bisa saja terjadi.

1. Infeksi Parasit

Infeksi parasit merupakan salah satu masalah utama yang mengintai orang yang hobi menyantap ikan mentah atau makanan yang tidak dimasak dengan baik. Dari sekian jenis parasit yang ada pada ikan mentah, ada beberapa yang tidak menimbulkan gejala serius, tetapi ada pula yang bisa berdampak buruk terhadap kesehatan dalam jangka panjang.

Liver Flukes misalnya, jenis parasit flatworms ini banyak menginfeksi mereka yang hidup di negara-negara tropis di Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa Timur. Parasit ini biasa bersemayam di dalam organ hati, mengonsumsi darah dan mengakibatkan pembengkakan hati, infeksi saluran empedu, batu empedu, hingga kanker hati.

Jenis parasit lain yang juga banyak menginfeksi penyuka ikan mentah adalah cacing pita. Gejala infeksi cacing pita terbilang ringan, yaitu rasa tidak nyaman di perut, diare, konstipasi, dan mudah lelah. Hal ini dikarenakan cacing pita suka mencuri nutrisi dari usus, terutama vitamin B12. Meski tidak menimbulkan gejala yang serius, infeksi cacing pita cukup mengerikan karena dapat tumbuh dalam tubuh manusia hingga mencapai 15 meter. Maka kamu benar-benar mesti memerhatikan dampak makan ikan mentah ini.

2. Listeria

Listeria merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen, yang biasa ditemukan pada ikan mentah. Bakteri ini menyerang bagian usus manusia dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit serius pada usus.

3. Keracunan Scombroid

Scombrotoxin atau keracunan scombroid terjadi ketika seseorang mengonsumsi ikan yang penanganan tidak baik, sehingga menyebabkan timbulnya animo biogenik seperti histamin, kadaverina, dan putresina, sebagai konsekuensi dari pembusukan oleh bakteri dan dampak makan ikan mentah.

Penanganan dalam hal ini meliputi bagaimana cara penyimpanan dan pengolahan ikan, hingga disajikan. Gejala keracunan scombroid adalah gatal-gatal, sakit kepala, muntah, dan diare.

Itulah beberapa bahaya ikan mentah yang mengintai jika kamu terlalu sering mengonsumsi jenis makanan tersebut. Jadi, bagi kamu yang hobi menyantap sushi atau sashimi, jangan lupa untuk imbangi dengan asupan nutrisi lainnya dan perbanyak minum air putih. Jika kamu mengalami masalah kesehatan, gunakan aplikasi Halodoc untuk bisa berdiskusi langsung dengan dokter melalui Chat, Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat secara online, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.

 

Baca juga: