Ini Alasan Obstructive Sleep Apnea (OSA) Sebabkan Depresi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 September 2022
Ini Alasan Obstructive Sleep Apnea (OSA) Sebabkan DepresiIni Alasan Obstructive Sleep Apnea (OSA) Sebabkan Depresi

“Obstructive sleep apnea (OSA) menyebabkan kurangnya waktu istirahat. Ini bisa berdampak pada kualitas hidup yang berujung pada depresi.”

Halodoc, Jakarta - Obstructive sleep apnea (OSA) adalah sebuah gangguan tidur yang dapat berpotensi serius pada pengidapnya. Hal ini dapat menyebabkan napas berhenti dan kembali yang terjadi berulang kali selama tidur.

Ada beberapa gangguan tidur yang disebabkan oleh sleep apnea, tetapi yang paling umum adalah obstructive sleep apnea. Jenis apnea ini terjadi ketika otot-otot tenggorokan rileks secara sementara dan menghalangi jalan napas selama tidur. Gejala obstructive sleep apnea yang umum adalah mendengkur.

Terdapat perawatan yang tersedia untuk gangguan obstructive sleep apnea. Sebuah perawatan melibatkan penggunaan perangkat untuk menjaga jalan napas terbuka saat tidur. Pilihan lain adalah corong untuk mendorong rahang kamu ke depan saat tidur. Dalam kasus yang lebih parah, pembedahan juga mungkin saja dilakukan.

Obstructive Sleep Apnea Dapat Menjadi Penyebab Depresi

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan napas kamu berhenti saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan seseorang yang mengidapnya mengalami insomnia, kelelahan, dan sakit kepala. Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Disebutkan bahwa sleep apnea dapat menyebabkan depresi. Terdapat korelasi antara tidur dan suasana hati, juga terhadap kekurangan tidur dan depresi. Beberapa orang mengalami timbulnya gejala dari kedua kondisi tersebut pada saat yang sama, sementara yang lain mengalami kurang tidur sebelum depresi.

Disebutkan pula insomnia yang terkait dengan depresi memiliki korelasi terbesar dengan depresi dan kecemasan. Sebuah penelitian menemukan bahwa sekitar 46 persen orang dengan obstructive sleep apnea (OSA) memiliki gejala depresi.

Gejala Depresi Mirip dengan Gejala Obstructive Sleep Apnea

Gejala depresi dan sleep apnea kadang-kadang bisa tumpang tindih, sehingga sulit bagi orang yang mengalami salah satunya untuk menyadari hal lainnya. Hal ini benar adanya karena depresi dapat menjadi gejala sleep apnea.

Gejala sleep apnea meliputi:

  • Mendengkur keras.
  • Berhentinya pernapasan saat tidur yang dapat membangunkan kamu secara tiba-tiba.
  • Bangun tiba-tiba dan merasa sesak napas.
  • Kelelahan yang berlebihan pada siang hari.
  • Sakit kepala pada pagi hari.
  • Sakit tenggorokan atau mulut kering saat bangun tidur.
  • Mudah marah.
  • Kesulitan tidur

Gejala depresi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Mudah marah dan frustrasi.
  • Perasaan sedih, hampa, atau putus asa.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia.
  • Kelelahan.
  • Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi.
  • Sakit kepala.

Hal yang dapat dilakukan adalah menentukan diagnosis apakah kamu mengidap sleep apnea, karena gangguan tersebut dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap kondisi mental pengidap. Cobalah untuk periksakan diri kamu ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Cara Mengatasi Obstructive Sleep Apnea

Dalam beberapa kasus, mengobati sleep apnea dapat membantu untuk mengobati depresi atau mengurangi gejalanya, terutama jika hal tersebut berkontribusi atau menyebabkan depresi.

Kamu dapat menggunakan beberapa metode untuk mulai merawat kondisi tersebut di rumah, bahkan sebelum kamu memeriksakan diri ke dokter. Perawatan di rumah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Berolahraga secara teratur. Ini dapat membantu mengurangi depresi dan membantu menurunkan berat badan. Penurunan berat badan dapat meringankan OSA yang disebabkan oleh kelebihan berat badan.
  • Menghindari tidur terlentang. Saat tidur terlentang, lidah kamu dapat menghalangi jalan napas. Cobalah tidur dengan posisi miring.
  • Menghindari alkohol. Konsumsi alkohol dapat memperburuk depresi dan sleep apnea yang terjadi pada kamu.
  • Menghindari pil tidur. Mengonsumsi pil tidur dapat menyebabkan depresi pada beberapa orang.

Dalam kebanyakan kasus, meningkatkan jumlah dan kualitas tidur kamu dapat membantu untuk mengobati depresi dan kondisi lain seperti kecemasan yang juga meredakan sleep apnea yang terjadi.

Itulah gangguan obstructive sleep apnea yang dapat menjadi penyebab depresi. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, silakan tanya dokter lewat aplikasi Halodoc

Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Sleep and Depression.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Obstructive sleep apnea.