Ini Alasan Depresi Sebabkan Binge Eating Disorder
Halodoc, Jakarta – Setiap orang punya porsi makan yang berbeda-beda. Namun, kalau kamu memiliki porsi makan sangat besar dan lebih sering dari orang pada umumnya, ini bisa menjadi tanda gangguan pola makan. Kondisi ini disebut juga binge eating disorder. Pengidap binge eating disorder makan dengan sangat cepat jika dibandingkan dengan orang normal pada umumnya.
Selain itu, mereka lebih banyak mengonsumsi makanan meskipun tidak lapar. Hati-hati, kondisi binge eating disorder berpotensi untuk menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes hingga tekanan darah tinggi. Selain itu, kondisi ini dapat berhubungan dengan depresi. Kok bisa? Simak ulasannya berikut ini.
Alasan Depresi Sebabkan Binge Eating Disorder
Kondisi depresi dan binge eating disorder adalah gangguan kesehatan yang berhubungan satu sama lain. Namun, sulit memastikan kondisi depresi atau binge eating disorder yang lebih dulu muncul pada kesehatan seseorang.
Pengidap binge eating disorder biasanya sering makan di tempat yang jauh sendiri agar orang lain tidak mengetahui porsi makan yang dikonsumsi. Akhirnya, hal ini dapat membuat pengidap binge eating disorder ini mengalami depresi karena mengonsumsi makanan terlalu banyak. Namun biasanya, pengidap kembali mengonsumsi makanan untuk menghilangkan rasa depresi, sedih atau kecewa yang dirasakan.
Baca juga: Selamat Tinggal Depresi
Kondisi binge eating disorder terjadi karena disebabkan adanya gangguan pada zat kimia di otak yang mengatur pola makan. Adanya kondisi perubahan kimia pada otak yang memengaruhi seseorang sehingga mengalami depresi. Kebiasaan mengonsumsi makan terlalu banyak ini juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan sering merasa kondisi tidak nyaman pada perut.
Faktor yang Tingkatkan Risiko Binge Eating Disorder
Selain kondisi depresi, ketahui beberapa faktor lainnya yang meningkatkan seseorang mengalami gangguan pola makan ini, seperti:
-
Memiliki keluarga dengan gangguan pola makan.
-
Tidak hanya depresi, gangguan kejiwaan seperti bipolar dan kecanduan alkohol dapat meningkatkan seseorang mengalami kondisi binge eating disorder.
-
Adanya trauma emosional yang dirasakan nyatanya dapat menyebabkan seseorang mengalami binge eating disorder.
Untuk memastikan kondisi gangguan pola makan ini, sebaiknya lakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan psikologis. Jenis pemeriksaan tersebut bisa kamu tanyakan kepada dokter ahli lewat aplikasi Halodoc, caranya tinggal download di App Store dan Google Play.
Baca juga: Bagaimana Mengenali Binge Eating Disorder?
Seseorang dikatakan mengalami binge eating disorder ketika mengalami gejala selama beberapa minggu secara teratur, yaitu:
-
Pada kondisi yang cukup ringan, gejala muncul sebanyak 1-3 kali per minggu;
-
Pada kondisi sedang, gejala muncul lebih banyak sekitar 8-13 kali per minggu;
-
Pada kondisi yang sudah terbilang parah, gejala muncul lebih dari 14 kali per minggu.
Jika mengalami gejala yang sudah parah, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih tepat, caranya lihat di sini.
Baca juga: 4 Terapi Pengobatan untuk Atasi Binge Eating Disorder
Atasi Binge Eating Disorder dengan Cara Ini
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi binge eating disorder seperti melakukan terapi perilaku kognitif. Metode ini digunakan untuk mengalihkan dorongan makan yang dialami oleh pengidap binge eating disorder dengan kegiatan lain.
Terapi ini juga membantu pengidap untuk mampu mengendalikan emosi sehingga depresi dan binge eating disorder dapat diatasi dengan baik dan bersamaan. Penanganan yang tepat meminimalisir risiko sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan