Ini 4 Tahapan yang Terjadi Saat Tidur
Halodoc, Jakarta - Ketika kamu terlelap, organ-organ tubuh turut beristirahat, sementara tubuh melakukan regenerasi. Inilah mengapa kamu harus menerapkan pola tidur sehat dan mengurangi begadang, karena kurang tidur membuat tubuh bekerja ekstra keras, sehingga kamu akan kelelahan keesokan harinya.
Terkadang, kamu bahkan akan bermimpi saat tidur. Namun, ternyata ada beberapa tahapan yang harus kamu lalui sebelum akhirnya kamu benar-benar terlelap. Setelah memejamkan mata, kamu pasti butuh waktu beberapa menit hingga benar-benar tidur nyenyak. Apa saja tahapan tidur ini? Yuk, simak ulasannya sampai selesai, ya!
-
Tahap 1 NREM
Tahap NREM (Non-Rapid Eye Movement) dikenal juga dengan tidur ayam. Istilah ini sudah tidak asing di telinga kamu. Tidur ayam adalah istilah yang menjelaskan kondisi tidur, tetapi pikiran, mental, dan tubuh kamu berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan setengah sadar. Pada fase ini, otak merilis gelombang beta, gelombang cepat dan kecil.
Pada fase 1 NREM, kamu masih bisa dibangunkan atau terbangun dengan mudah meski sudah terlelap. Selain itu, aktivitas otot dan pergerakan mata ketika kamu memasuki tahap tidur ini akan lambat.
Ketika kinerja otak mulai melambat, organ penting ini juga merilis gelombang alpha. Ini ditandai dengan munculnya sensasi aneh yang kamu rasakan, seperti nyata tetapi kamu sedang memejamkan mata. Kamu akan mengalami sensasi seperti terjatuh hingga tersentak kaget, atau merasakan ada seseorang yang memanggil nama kamu. Sensasi ini disebut dengan halusinasi hypnagogic. Sentakan mengejutkan yang kamu rasakan disebut sentakan mioklonik.
-
Tahap 2 NREM
Memasuki tahap 2 NREM dalam tidur, pernapasan, dan denyut jantung semakin teratur, diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Pada tahapan ini, kesadaran kamu semakin menurun. Meski kamu mendengar suara-suara, kamu tidak terlalu paham yang sedang terjadi.
Gerakan mata berhenti dan terjadi perambatan gelombang otak pada fase ini. Tubuh bersiap tidur nyenyak dengan hadirnya spindle tidur. Bekerjasama dengan K-complex, dua aktivitas ini melindungi tidur sekaligus menekan adanya respon rangsangan dari luar.
-
Tahap 3 NREM
Setelah melalui tahap kedua, di tahap ini kamu tertidur lebih nyenyak. Otak merilis gelombang delta yang membuat kamu menjadi kurang responsif. Pada tahap ini tidak terindikasi adanya gerakan otot atau gerakan mata. Fase ini menjadi tahap transisi antara tidur nyaman dan tidur terlelap.
Kamu akan sulit dibangunkan pada tahap ini. Setelah berhasil terbangun, kamu masih harus menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar, atau ‘mengumpulkan nyawa’ bukan tidak mungkin, terjadi aktivitas tanpa disadari, seperti ngompol, mengigau, hingga berjalan sambil tidur. Pada tahapan ini tubuh melakukan perbaikan atau regenerasi jaringan sekaligus meningkatkan pasokan darah menuju ke otot, juga memperkuat imunitas tubuh.
-
Tahap REM
Sekarang, kamu memasuki tahap akhir atau REM (Rapid Eye Movement) alias tidur bermimpi. Berbeda dengan tahap 2 dan 3, pada tahap ini, terjadi peningkatan aktivitas karena munculnya mimpi, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat, pergerakan mata yang cenderung agresif, gelisah, hingga tekanan darah yang mengalami peningkatan.
Mimpi terjadi karena adanya peningkatan aktivitas pada otak, tetapi otot justru mengalami kelumpuhan sementara. Data dari The American Sleep Foundation menyatakan seseorang kira-kira menghabiskan 20 persen dari waktu tidur pada tahapan ini atau selama 70 hingga 90 menit.
Kalau masih kurang jelas, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc yang sudah tersedia dan bisa kamu download di ponsel kamu. Yuk, pakai Halodoc untuk memudahkan urusan kesehatan tubuh!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan