Ini 4 Hal yang Harus Diketahui Tentang Trauma
Halodoc, Jakarta - Apakah salah satu dari kamu pernah mengalami trauma terhadap sesuatu? Yuk, intip hal-hal apa saja yang harus diketahui tentang trauma. Pertama, kita bahas dulu apa itu trauma. Trauma psikologis adalah jenis kerusakan jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatis. Ketika trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma, kerusakan mungkin melibatkan perubahan fisik di dalam otak dan kimia otak. Selain itu, kondisi tersebut akan mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.
Menghilangkan bayang-bayang kejadian yang menyebabkan trauma bukanlah hal yang mudah. Diperlukan cara menghilangkan trauma yang tepat agar bisa bangkit dan melupakan kejadian traumatis tersebut.
Trauma bisa terjadi karena berbagai macam hal, misalnya mengalami tindakan kekerasan seksual, kehilangan orang tersayang, menjadi korban bencana alam, atau kecelakaan merupakan penyebab trauma. Trauma psikis dapat memengaruhi berbagai aspek, mulai dari fisik, mental, perilaku, hingga interaksi sosial. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini adalah beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang trauma:
1. Trauma Biasanya Hadir dengan Berbagai Emosi
Seseorang yang pernah mengalami suatu peristiwa mengerikan mungkin tidak hanya merasa takut atau sedih. Ada perasaan lain yang terkait dengan masalah kesehatan mental juga. Menurut David Austern, instruktur klinis psikiatri, “orang-orang mungkin merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti ketakutan, kemarahan, atau rasa bersalah.” “Mereka mungkin berpikir tentang peristiwa buruk yang pernah mereka alami, dan peristiwa itu dapat memengaruhi tidur mereka. Mereka mungkin merasa tidak aman dan mungkin ingin menghindari situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman.”
Jika gejala seperti gelisah atau suasana hati yang berat bertahan selama beberapa bulan, Austern mengatakan sebaiknya mencari bantuan dari seorang profesional. Itu bisa menjadi tanda trauma kondisi kesehatan mental jangka panjang, seperti gangguan stres pasca-trauma.
2. Korban Bukanlah Satu-satunya yang Menderita
Responden pertama juga rentan terhadap komplikasi kesehatan mental setelah terjadinya peristiwa yang mengerikan. Contohnya, sangat penting bagi petugas pemadam kebakaran, petugas polisi, dan pekerja darurat lainnya untuk menjaga kondisi psikologis mereka sebab hal tersebut bisa menjadi penyebab trauma.
Jeffrey Lieberman, ketua psikiatri di Columbia University, mengatakan bahwa orang yang bekerja sebagai responden pertama juga berisiko mengalami bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah bahaya terhadap fisik berupa cedera, dan emosional berupa trauma.
3. Perawatan Pasca Trauma
Seharusnya tidak ada rasa takut atau malu dalam mencari bantuan. Jika kamu berurusan dengan trauma atau kamu mempunyai orang terdekat yang berurusan dengan masalah trauma, sangat penting untuk melakukan perawatan pasca trauma untuk menghilangkan trauma buruk yang pernah terjadi.
Kondisi trauma ini perlu dipahami oleh orang-orang disekitar pengidap, sehingga mereka mampu memberikan dukungan kepada pengidap. Dukungan yang baik perlu diberikan kepada pengidap ketika terpapar situasi traumatis yang terulang atau kondisi yang serupa untuk mencegah trauma menjadi semakin buruk.
4. Kamu dapat Pulih dari Trauma
Bagi para pengidap trauma, terdapat beberapa langkah penyembuhan yang bisa dilakukan. Langkah-langkah ini harus dilakukan tanpa ada paksaan dan harus disertai dengan kesabaran. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah terapi. Terapi yang dimaksud meliputi beberapa hal berikut:
- Terapi somatik fokus pada sensasi tubuh. Terapi ini akan dianggap berhasil ketika pengidap melepaskan emosinya melalui gemetar tubuh, tangisan, atau getaran fisik lainnya.
- EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) yang menggabungkan elemen terapi kognitif-behavioral dengan gerakan mata dengan bentuk ritme lainnya, kemudian distimulasi ke kiri dan kanan. Terapi ini dianggap efektif untuk melepaskan memori traumatis agar dapat dihadapi dan disingkirkan.
- Terapi kognitif-behavioral membantu memproses dan mengevaluasi pikiran dan perasaan mengenai trauma. Namun, terapi ini tidak mengobati secara fisik, sehingga sebaiknya dikombinasikan dengan dua jenis terapi sebelumnya.
Jangan biarkan apa yang terjadi di masa lalu memengaruhi kehidupan kamu saat ini dan masa depan sehingga menjadi dampak trauma yang berkepanjangan. Lepaskan masa lalu dan hiduplah untuk masa sekarang dan masa depan. Jika kamu ingin ngobrol langsung dengan psikiater atau psikolog, kamu dapat dengan mudah berdiskusi dengan mereka di Halodoc. Tidak hanya itu, kamu juga dapat membeli obat dengan layanan Apotek Antar dari Halodoc. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- 4 Tips Agar Tidak Trauma Setelah Melahirkan
- Hai Gengs, Mengganggu Temanmu yang Phobia Sama Sekali Tidak Lucu. Ini Alasannya
- Salahkah Menjadi Introvert? Ini 4 Hal Positifnya