Ini 3 Tahapan untuk Bisa Donor Sperma
Halodoc, Jakarta - Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak cara untuk bisa mendapatkan keturunan. Donor sperma menjadi salah satunya yang cukup populer di negara maju seperti Amerika Serikat, Belanda dan Inggris. Donor sperma berarti tindakan sukarela dari pria untuk menyumbangkan cairan mani yang berisi sperma untuk pasangan atau wanita yang ingin memiliki keturunan.
Setelah didapatkan, sperma tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem reproduksi wanita calon pendonor melalui proses inseminasi buatan. Apabila diinginkan, pembuahan juga dapat dilakukan melalui proses bayi tabung.
Tahapan Donor Sperma yang Perlu Diketahui
Dilansir dari laman Men's Health, direktur laboratorium dan Bank of New England Cryogenic Center, Grace Centola berpendapat, donor sperma bukan proses yang mudah. Pria yang ingin melakukannya harus memenuhi sejumlah syarat dan prosedur. Prosesnya pun cukup rumit dan memakan waktu yang tidak sebentar.
Baca juga: 5 Syarat yang Harus Dipenuhi Jika Menjadi Donor Sperma
Tidak semua pria bisa menjadi pendonor, karena dilakukan seleksi secara ketat selama beberapa bulan. Pihak bank sperma mengungkapkan, hanya sekitar 1 persen calon donor yang lolos seleksi dan diterima. Sementara itu, tahapan yang harus dijalani pria yang hendak menjadi pendonor sperma adalah sebagai berikut:
- Mengetahui Latar Belakang Pendonor
Pertama kali yang harus dilakukan bagi pria yang hendak menjadi donor sperma adalah mengisi sejumlah kuesioner. Calon pendonor harus memberikan keterangan lengkap dan benar tentang kondisi genetik atau riwayat kesehatan keluarga, tinggi badan, berat badan, warna mata, ras, penggunaan narkoba, rokok, bahkan riwayat pekerjaan.
Selanjutnya, diadakan tahap wawancara dengan pihak medis bank sperma. Tahapan ini akan menjadi penentu apakah pendonor memang menjadi kandidat yang tepat. Penilaian dari segi penampilan juga dilakukan. Proses memilih donor sperma cenderung subjektif, sebab nantinya penerima tidak mengetahui identitas si pendonor.
Baca juga: Perlu Tahu, Ciri Sperma Sehat Sebelum Ikut Donor Sperma
2. Pemeriksaan Kesehatan Fisik dan Psikologi
Tahap berikutnya adalah pemeriksaan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun psikologi seperti dikutip dari laman Mayo Clinic. Calon pendonor akan melalui tes darah untuk memeriksa masalah kesehatan yang berpotensi menular ke anak.
Sesuai prosedur yang ditetapkan Federal Drug Administration (FDA) dan American Society for Reproductive Medicine, pria yang terinfeksi HIV, hepatitis, atau herpes tidak bisa menjadi pendonor sperma. Kandidat yang memiliki kondisi genetik seperti fibrosis sistik juga tidak bisa mendonorkan sperma.
Tes kesehatan ini menjadi rangkaian paling penting dalam proses donor sperma. Pasalnya, jika sperma ternyata diberikan oleh pria yang mengidap suatu penyakit, hal ini dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
3. Pengambilan Sperma
Selanjutnya, ahli di laboratorium akan memeriksa air mani pendonor untuk memastikan kualitas sperma. Proses ini dapat dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. Biasanya, bank sperma membatasi usia pendonor maksimal 40 tahun.
Baca juga: 6 Kebiasaan Ini Buat Kesuburan Pria Menurun
Bukan tanpa alasan, sperma pria yang berusia lebih dari itu biasanya memiliki kualitas yang kurang baik. Calon pendonor dibawa ke kamar khusus untuk melakukan ejakulasi. Kemudian, sperma diambil dan dibekukan terlebih dahulu di bank sperma.
Sayangnya, donor sperma belum bisa dijadikan pilihan bagi warga Indonesia untuk memiliki keturunan karena pertimbangan etika. Jika kamu dan pasangan punya keluhan kesehatan atau masalah kesuburan, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter ya. Pakai saja aplikasi Halodoc, karena kapan saja dan di mana saja, kamu bisa chat dengan dokter ahli atau berobat ke rumah sakit tanpa harus antre.
Referensi:
Men'sHealth. Diakses pada 2020. What is Like to Donate Sperm.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Sperm Donation.
American Society for Reproductive Medicine. Diakses pada 2020. Sperm Donation.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan