Ini 3 Pemeriksaan Pemindaian untuk Diagnosis Kista Baker
Halodoc, Jakarta - Sebagian dari kita mungkin tak asing dengan penyakit kista, tapi bagaimana dengan kista baker? Kista baker merupakan benjolan berisi cairan (kista) di dalam lutut bagian belakang. Nah, kondisi inilah yang membuat pengidapnya merasakan nyeri ketika lutut digerakan. Alasannya, kista bisa menyebabkan bagian belakang lutut bengkak.
Kista baker atau biasa disebut dengan kista popliteal ini, umumnya timbul karena masalah pada lutut. Contohnya, robeknya tulang rawan atau arthritis. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan lutut menghasilkan terlalu banyak cairan, sehingga munculah kista baker.
Yang perlu digarisbawahi, kista baker ini bisa menyerang siapa pun. Tak mengenal usia ataupun jenis kelamin. Meski begitu, dalam kebanyakan kasus kista baker lebih sering ditemui pada wanita di atas 40 tahun.
Kista baker pada dasarnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun, kista ini bisa membesar, sehingga membuat pengidapnya merasakan nyeri hebat. Oleh sebab itu, pengobatan kista baker amat diperlukan bila kista semakin membesar.
Sebelum melakukan pengobatan kista baker, bagaimana sih cara dokter mendiagnosis penyakit ini?
Baca juga: Langkah-Langkah Cegah Kista Baker yang Perlu Diketahui
Diagnosis Kista Baker
Untuk menelisik kondisi kista baker, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya, memeriksa kondisi lutut untuk melihat adanya benjolan. Selain itu, untuk mendiagnosis penyakit ini dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya berupa foto Rontgen, USG, dan MRI.
-
Rontgen lutut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi tulang di dalam sendi lutut.
-
USG lutut. USG ini digunakan untuk melihat apakah benjolan tersebut berisi zat cair atau padat. USG lutut juga dilakukan untuk memastikan lokasi dan ukuran kista.
-
MRI. Pemeriksaan penunjang ini digunakan untuk memeriksa ada-tidaknya cedera yang terkait dengan kista baker.
Awasi Gejala-Gejalanya
Pengidap kista baker umumnya akan merasakan rasa sesak, ketidaknyamanan, dan nyeri di belakang lutut. Tak hanya itu saja, ada juga gejala lainnya, seperti bengkak terlihat saat meluruskan lutut, tapi menghilang saat lutut ditekuk 45 derajat.
Dalam kebanyakan kasus, nyeri lutut akibat kista baker ini bisa terjadi ketika peningkatan aktivitas. Yang mesti diwaspadai, kista dapat membesar ke otot betis dan menyebabkan kemerahan dan bengkak di kaki bagian ujung.
Baca juga: Awas, Peradangan Sendi Lutut Bisa Picu Kista Baker
Bagaimana bila kista baker pecah? Hmm, kondisi ini pastinya akan menimbulkan masalah lainnya. Pecahnya kista baker bisa menyebabkan peradangan yang menimbulkan nyeri, pembengkakan, dan kemerahan pada lutut dan betis.
Tak cuma itu saja, pecahnya kista baker juga bisa menyebabkan komplikasi tambahan dan gejala berupa mati rasa, nyeri betis, bengkak di kaki bagian bawah, kelemahan jari kaki, dan nyeri yang lebih berat ketika kaki diluruskan.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus bisa saja kista baker bahkan tidak menyebabkan nyeri dan sering tidak diketahui oleh penderita.
Nah, berikut ini gejala kista baker secara umum
-
Adanya massa berisi cairan di belakang lutut;
-
Pembengkakan pada daerah di belakang lutut;
-
Nyeri pada lutut; dan
-
Kekakuan pada sendi dan berkurangnya fleksibilitas sendi.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan