Ketahui Tanda dan Gejala Keguguran serta Penyebabnya
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information, disebutkan kalau tanda ataupun gejala keguguran adalah mual, muntah, dan perdarahan vagina.
Pun sebenarnya gejala keguguran bervariasi, tergantung pada tahap kehamilan. Dalam beberapa situasi, bisa terjadi sangat cepat sehingga calon ibu, bahkan mungkin tidak tahu kalau sedang hamil sebelum keguguran terjadi. Informasi selengkapnya mengenai Anda hamil sebelum keguguran berikut ini.
Gejala Lain Selain Perdarahan Vagina
Tadi disebutkan kalau keluarnya cairan, jaringan, dan darah dari vagina adalah gejala keguguran. Selain itu, beberapa gejala lainnya adalah bercak berat, sakit perut yang parah atau kram, serta sakit punggung ringan sampai berat.
Baca juga: Waspada Komplikasi yang Diakibatkan Keguguran
Butuh informasi lebih jelas mengenai gejala maupun tanda keguguran serta informasi kesehatan lainnya, tanyakan langsung saja di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Selengkapnya mengenai penjelasan dari tanda keguguran bisa kamu baca di sini!
Perdarahan
Tanda keguguran yang pertama kali adalah perdarahan. Perdarahan dianggap sebagai tanda utama keguguran. Namun, tidak semua perdarahan akan berakhir dengan keguguran. Perlu diketahui jika pada 3 bulan pertama kehamilan (trimester pertama) wajar bila mengalami pendarahan ringan. Maka dari itu tidak semua perdarahan ringan saat hamil berarti mengalami keguguran.
Nyeri
Bila ibu mengalami nyeri yang disertai perdarahan, maka patut diwaspadai sebagai tanda-tanda keguguran. Biasanya bagian tubuh yang sering mengalami nyeri yakni perut, panggul, dan punggung belakang dengan rasa nyeri seperti kram haid.
Menurunnya Pergerakan Bayi
Pada umumnya aktivitas bayi di dalam kandungan merupakan tanda kesehatan bayi. Dengan memerhatikan aktivitasnya, maka ibu hamil dapat memantau bagaimana perkembangannya. Bila saat hamil, bayi jarang bergerak sebaiknya segera tanyakan pada dokter.
Keluar Jaringan atau Cairan dari Vagina
Darah yang menggumpal dan janin yang masih berupa jaringan (gumpalan darah) bisa saja keluar dari vagina. Hal ini terjadi bergantung pada usia kandungan dan seberapa berat perdarahan yang terjadi. Maka dari itu, jika ibu merasakan “sesuatu” keluar dari vagina, untuk memastikannya segera saja tanyakan ke profesional kesehatan.
Baca juga: 5 Fakta Tentang Keguguran yang Wajib Diketahui
Ketahui Penyebab Keguguran
Diperkirakan sebagian besar kasus keguguran yang disebabkan oleh adanya keabnormalan pada kromosom bayi khususnya pada trimester pertama. Bila terjadi kekurangan, kelebihan, atau keabnormalan kromosom, bisa berakibat janin tidak bisa berkembang dengan semestinya.
Pada usia kehamilan trimester kedua, bisa juga terjadi keguguran atau lebih tepatnya hilangnya nyawa janin yang biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi kesehatan ibu yang kurang baik.
Selain itu, hilangnya nyawa janin yang terjadi pada trimester terakhir kemungkinan disebabkan oleh infeksi yang terjadi disekitar janin, disusul dengan ketuban pecah sebelum waktunya.
Di samping faktor penyebab keguguran di atas, terdapat sejumlah faktor pemicu lain yang diduga berpotensi meningkatkan risiko keguguran, seperti:
- Kelebihan atau kekurangan berat badan.
- Konsumsi kafein yang berlebihan.
- Mengidap penyakit jangka panjang (kronis), seperti hipertensi yang parah, gangguan ginjal, lupus, atau diabetes yang tidak terkendali.
- Mengonsumsi minuman keras atau menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan.
- Mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping yang negatif pada janin, misalnya retinoid, misoprostol, dan obat anti-inflamasi non-steroid.
- Merokok selama hamil.
- Pengaruh infeksi tertentu, seperti malaria, toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, chlamydia, gonore, atau sifilis.
- Pengaruh masalah kesehatan sang ibu, Contohnya, karena memiliki struktur rahim yang abnormal, masalah pada plasenta, leher rahim yang lemah, atau mengidap sindrom ovarium polikistik.
- Risiko keguguran akan meningkat seiring usia ibu yang menua. Perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko keguguran lebih tinggi.
Referensi:
National Center for Biotechnology Information. Diakses pada 2020. Nausea and/or Vomiting of Pregnancy in Setting of Vaginal Bleeding and Associations With Pregnancy Loss.
Healthline. Diakses pada 2020. Everything You Need to Know About Miscarriage.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Miscarriage.