Ibu Hamil Lakukan Kebiasaan Ini agar Bayinya Tidak Terkena Spina Bifida
Halodoc, Jakarta - Setiap orang tua pasti ingin anaknya dapat lahir dengan sehat dan tidak mengalami cacat. Pasalnya anak yang sehat dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas dan dapat membanggakan. Namun, sayangnya terdapat gangguan yang mungkin dapat terjadi pada bayi sejak dari dalam kandungan, salah satunya adalah spina bifida. Kondisi ini adalah cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah atau defek pada tulang belakang dan saraf tulang belakang bayi.
Pada kondisi normal, embrio di dalam kandungan membentuk tabung saraf yang kemudian berkembang menjadi tulang belakang dan sistem saraf. Apabila proses ini tidak berjalan dengan lancar, maka beberapa ruas tulang belakang tidak bisa menutup dengan sempurna akibatnya terciptalah celah. Namun, terdapat cara mencegah spina bifida yang dapat dilakukan sejak ibu melakukan perencanaan kehamilan.
Spina bifida diketahui terjadi pada akhir bulan pertama kehamilan, yakni saat tulang punggung bayi terbentuk dan jaringan saraf yang terhubung dengannya mengalami perkembangan. Spina bifida bisa menyebabkan saraf tulang belakang bayi mencuat keluar hingga harus dioperasi. Operasi ini dapat berlangsung selama bayi masih di dalam kehamilan, namun kondisi kesehatan bayi harus diperiksa terlebih dahulu.
Apa yang Terjadi Saat Bayi Terkena Spina Bifida?
Kondisi cacat lahir dapat mengganggu pertumbuhan dan menimbulkan gangguan kesehatan lainnya pada bayi. Bayi yang terkena spina bifida akan mengalami beberapa hal, antara lain:
-
Saat besar bayi tidak bisa menahan pipis.
-
Kaki menjadi lemah bahkan lumpuh.
-
Inkontinensia pencernaan.
-
Tidak dapat merasakan sensasi atau rangsangan pada kulit.
-
Risiko terjadi hidrosefalus atau pembesaran kepala karena cairan.
-
Bentuk tulang belakang tidak normal, bayi bisa saja tumbuh dengan skoliosis.
Pencegahan Spina Bifida
Mencegah spina bifida bukan hal yang tidak mungkin, beberapa cara ini dapat dilakukan agar bayi tidak terkena spina bifida, yaitu sebagai berikut:
-
Memenuhi Kebutuhan Asam Folat. Asam folat adalah nutrisi yang penting dalam pembentukan dan perkembangan sel dan jaringan saraf pada bayi. Apabila bayi kekurangan asam folat sebelum dan selama trimester pertama kehamilan, maka risiko bayi terserang spina bifida semakin tinggi. Jenis makanan yang dapat ibu konsumsi selama mempersiapkan kehamilan hingga hamil antara lain bayam, asparagus, brokoli, kubis, sawi hijau, buah bit, jus jeruk, jus tomat, pepaya, pisang, kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah, ikan salmon, hati sapi, telur, daging ayam, serta susu dan produk olahannya.
-
Menghindari Konsumsi Obat Selama Hamil. Obat yang dikonsumsi selama hamil dapat mengganggu sistem alami tubuh ibu untuk memproduksi asam folat. Selain itu, obat yang digunakan untuk mengurangi kejang-kejang juga memperbesar risiko spina bifida pada bayi.
-
Menurunkan Berat Badan Apabila Obesitas. Masalah obesitas sebelum kehamilan berlangsung bisa meningkatkan resiko bayi mengalami kelainan tabung saraf tulang belakang, termasuk spina bifida. Oleh karena itu, sebaiknya wanita yang hendak merencanakan kehamilan melakukan penurunan berat badan terlebih dahulu dengan cara yang aman dan sehat.
-
Mengobati Diabetes. Ibu hamil yang mengalami diabetes dan tidak mengontrol kadar gula darahnya berisiko melahirkan bayi dengan kelainan spina bifida.
-
Mencegah Hyperthermia. Suhu tubuh ibu yang tinggi selama minggu-minggu awal kehamilan bisa meningkatkan risiko bayi cacat lahir dengan spina bifida. Oleh karena itu, pastikan ibu hamil harus membuat tubuh selalu dingin dengan cara merasakan embusan angin sejuk dari kipas angin atau pendingin ruangan, atau meletakkan kantong es di pundak, ketiak, dan pangkal paha. Jangan lupa untuk rehidrasi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat naiknya suhu tubuh.
Itulah beberapa cara mencegah spina bifida yang dapat ibu lakukan. Jika ibu mempunyai pertanyaan lebih tentang spina bifida, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga: