Hentikan Stigma pada ODHA atau Pengidap HIV/AIDS, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta – Stigma HIV/AIDS masih banyak berkembang di masyarakat. Hingga saat ini, masih saja ada anggapan bahwa HIV/AIDS penyakit "kutukan" dan hanya diidap oleh penjaja seks. Sebagian orang percaya bahwa HIV/AIDS bisa menular hanya dengan bersentuhan langsung dengan pengidapnya. Anggapan tersebut salah dan perlu segera dibenarkan untuk mencegah terjadinya diskriminasi pada ODHA. Jika tidak, stigma tersebut bisa membatasi hak asasi ODHA untuk mendapat pekerjaan, tempat tinggal, dan kehidupan yang layak.
Sebelum membahas HIV/AIDS lebih lanjut, kamu perlu tahu kalau HIV dan AIDS memiliki arti yang berbeda. HIV adalah sebutan untuk virus penyebab AIDS, yakni Human Immunodeficiency Virus. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus) adalah kumpulan gejala fisik yang terjadi akibat infeksi HIV.
Penyebab Adanya Stigma pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
Masih banyak informasi yang salah tentang HIV/AIDS di masyarakat. Hal ini menimbulkan stigma yang berdampak pada meningkatnya diskriminasi pada ODHA, seperti mengusir dan mengasingkan ODHA di masyarakat, memecat ODHA yang bekerja, menceraikan pasangan yang berstatus HIV positif, dan perilaku diskriminatif lainnya. Cari tahu penyebab munculnya stigma pada ODHA berikut ini, yuk.
1. Kesalahan Informasi tentang HIV/AIDS
HIV/AIDS bisa terjadi pada siapa saja. Namun, penyakit ini lebih rentan terjadi pada orang yang melakukan seks tanpa kondom, menggunakan jarum suntik yang tidak steril, dan anak yang memiliki ibu dengan status HIV positif (penularan selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui). Jadi, kamu tidak perlu takut saat berdekatan dengan ODHA karena HIV/AIDS tidak bisa menular udara, termasuk melalui batuk, bersin, alat makan, toilet, jabatan tangan, dan duduk sebelahan.
2. Kurangnya Informasi tentang Dampak Negatif Stigma pada ODHA
Stigma pada ODHA bukan sekadar pemberian label negatif, tapi berdampak negatif pada kehidupan ODHA, keluarga, dan upaya pemerintah dalam mengatasi HIV/AIDS. Berikut ini dampak negatif stigma dan perilaku diskriminatif pada ODHA yang perlu diketahui:
-
Melanggar hak asasi manusia. Di antaranya hak untuk bekerja, membangun rumah tangga, mendapat akses pelayanan kesehatan dan kehidupan yang layak.
-
Menutup kesempatan bagi ODHA untuk mengembangkan diri, termasuk untuk mendapat pendidikan dan pekerjaan yang layak.
-
Membuat ODHA mengasingkan diri. Yakni membuat ODHA menyembunyikan status HIV positifnya dan mengasingkan diri dari keluarga dan masyarakat sekitarnya.
-
Menghambat program pemerintah dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat. Stigma membuat ODHA menyembunyikan status HIV positifnya dan malu untuk memeriksa kesehatannya. Akibatnya, ia tidak akan mendapat pengobatan dan perawatan yang bisa meningkatkan risiko kematian ODHA dan penularan HIV/AIDS di masyarakat.
Stigma pada ODHA tentu tidak bisa dibiarkan. Kesalahan informasi tentang HIV/AIDS perlu dibenarkan untuk mencegah perilaku diskriminatif pada ODHA agar tidak memperburuk kondisi ODHA. Karena seringkali, penyebab kematian ODHA bukan penyakit yang diidapnya, tetapi perilaku diskriminatif yang membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang layak.
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar HIV/AIDS, tanya dokter Halodoc segera agar tidak mendapat informasi yang salah. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca Juga: