Harus Tahu, Ini Cara Menangani Skizofrenia Paranoid
Halodoc, Jakarta – Skizofrenia paranoid adalah sejenis kelainan otak, di mana pengidapnya tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi. Gejala skizofrenia paranoid memengaruhi cara berinteraksi pengidap dengan orang lain di sekitarnya.
Pengidap skizofrenia memerlukan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Gangguan ini dapat memburuk atau membaik seiring waktu. Gejalanya berupa delusi, halusinasi, ucapan tidak teratur, berperilaku negatif, dan ada tendensi untuk mengakhiri hidupnya.
Baca Juga: Kenali Penyebab Terjadinya Penyakit Jiwa Skizofrenia
Penyebab dan Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid
Penyebab skizofrenia paranoid belum diketahui secara pasti. Kondisi ini diduga bersifat genetik. Namun, tidak semua orang dengan anggota keluarga yang mengidap skizofrenia paranoid akan mengalami gangguan serupa. Faktor risiko lain untuk skizofrenia paranoid meliputi:
- Kelainan otak.
- Penganiayaan masa kecil.
- Kadar oksigen rendah saat lahir.
- Perpisahan atau kehilangan orang tua pada usia muda.
- Terpapar virus saat kecil atau sebelum lahir.
Butuh beberapa rangkaian tes dan evaluasi untuk mendeteksi skizofrenia paranoid. Dokter perlu memeriksa riwayat kesehatan dan mengambil sampel darah seseorang yang diduga mengalami penyakit otak ini. Tes penunjang lainnya berupa neuroimaging dan evaluasi psikiatri. Diagnosis skizofrenia paranoid dapat disimpulkan jika seseorang mengalami setidaknya dua gejala utama dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Inilah 4 Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui
Penanganan Skizofrenia Paranoid
Keberhasilan perawatan jangka panjang bergantung pada kombinasi antara obat-obatan dan terapi. Dalam kasus yang parah, gejala skizofrenia paranoid dapat mengganggu orang di sekitarnya. Dalam kasus tersebut, pengidap mungkin memerlukan perawatan inap. Berikut obat-obatan dan terapi yang mungkin dijalani pengidap skizofrenia paranoid.
1.Obat-Obatan
Obat bagi pengidap skizofrenia paranoid disebut antipsikotik. Obat ini membantu meringankan gejala utama seperti delusi dan halusinasi. Cara kerjanya dengan mengendalikan dopamin di otak. Berikut contoh obat antipsikotik:
- Chlorpromazine (Thorazine).
- Fluphenazine (Modecate).
- Haloperidol (Haldol).
- Perphenazine (Trilafon).
Pengidap butuh waktu untuk menemukan obat dan dosis yang paling sesuai. Bagi sebagian orang, konsumsi obat mungkin memerlukan waktu hingga 12 minggu untuk mencapai efek yang signifikan.
2. Terapi
Jenis pengobatan terapi dapat mencakup terapi kelompok atau psikososial. Terapi kelompok dilakukan dengan cara bertemu dengan orang-orang yang sedang mengalami pengalaman serupa. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa kebersamaan dan membantu menangani skizofrenia paranoid bersama.
Sedangkan terapi psikososial dapat membantu pengidap untuk mengatasi kehidupan sehari-hari agar lebih efektif. Metode ini menggabungkan terapi bicara dengan strategi sosial. Selama sesi terapi, pengidap akan mempelajari cara mengelola perhatian dan stres.
3. Rawar Inap
Jika terdeteksi lebih awal, skizofrenia paranoid dapat merespons obat dan terapi dengan baik. Namun jika pengidapnya sudah mencapai tahap yang lebih parah hingga berisiko membahayakan diri sendiri atau orang lain, rawat inap mungkin diperlukan. Terutama bagi pengidap yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri seperti pakaian, makanan, dan tempat tinggal.
Baca Juga: Hati-Hati, Ini Komplikasi yang Terjadi pada Pengidap Skizofrenia Paranoid
Itulah penanganan yang bisa dilakukan untuk pengidap skizofrenia paranoid. Jika kamu punya pertanyaan seputar penyakit lainnya, tanyakan saja ke dokter Halodoc di fitur Talk to A Doctor. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!