Harus Tahu, 5 Fakta Penting Seputar Dermatitis Numularis
Halodoc, Jakarta - Ingat, penyakit kulit enggak cuma menyoal panu, kudis, kurap, bentol, dan gatal gegara alergi saja. Nah, pernah mendengar keluhan kulit bernama dermatitis numularis?
Bagi kamu yang masih asing dengan penyakit ini, ada baiknya untuk menyimak fakta-fakta di bawah ini. Alasannya simpel, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, hingga menimbulkan infeksi pada kulit berupa keluarnya cairan dan nanah. Tuh, seram kan?
Nah, berikut ini fakta-fakta penting mengenai dermatitis numularis yang perlu diketahui.
Baca juga: 5 Kebiasaan yang Tingkatkan Risiko Dermatitis Numularis
1. Sederet Gejalanya
Gejala pada dermatitis numularis sebenarnya tak cuma ditandai dengan munculnya bercak kemerahan pada kulit yang banyak atau mengelompok. Sebab, penyakit ini bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya. Misalnya:
-
Bercak atau ruam kemerahan pada kulit yang awalnya kecil dan berkelompok.
-
Terdapat bintik-bintik merah didalam bercak dan kulit lepuh berisi cairan. Kemudian, lesi kulit membesar membentuk koin atau oval.
-
Ukuran diameter lesi 2–10 sentimeter.
-
Lokasi tersering adalah kaki, tetapi dapat muncul dibagian tubuh lain, seperti badan, lengan, tangan, dan telapak.
-
Kulit yang mengalami dermatitis, mengeluarkan cairan yang menjadi keras dan berisik.
-
Gatal dengan intensitas ringan sampai berat, dan dapat disertai nyeri, seperti terbakar.
Jangan tunda untuk bertanya langsung kepada dokter ketika mengalami gejala-gejala di atas. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc.
2. Lebih Sering Menyerang Laki-Laki
Pada dasarnya, dermatitis numularis bisa menyerang siapa saja. Namun, sebagian besar kasusnya lebih sering terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan. Kok bisa? Sayangnya sampai kini para ahli juga masih angkat bahu menyoal hal ini.
Untuk laki-laki, dermatitis numularis ini umumnya muncul kali pertama ketika pengidapnya di usia 55–60 tahun. Sedangkan pada perempuan lain lagi, kondisi dermatitis numularis muncul pertama kali pada remaja atau dewasa.
3. Penyebabnya Tak Diketahui, Faktor Risikonya Beragam
Sayangnya, sampai kini penyebab dermatitis numularis belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kalau dermatitis numularis ini berkaitan dengan sensitivitas tubuh terhadap senyawa kimia. Misalnya, logam atau obat-obatan.
Baca juga: 2 Pemeriksaan untuk Deteksi Dermatitis Numularis
Selain hal di di atas, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya dermatitis numularis. Contohnya:
-
Memiliki riwayat eksim yang lain, seperti dermatitis atopik atau statis dermatitis;
-
Stres;
-
Kulit yang sangat kering (xerosis);
-
Aliran darah yang tidak lancar terutama pada kaki;
-
Perubahan temperatur;
-
Cedera atau iritasi pada kulit yang dapat disebabkan oleh gigitan serangga dan paparan bahan kimia tertentu;
-
Infeksi kulit karena bakteri, paling sering oleh bakteri Staphylococcus aureus;
-
Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti isotretinoin (retinoid), obat seperti ini bisa meningkatkan permasalah pada kulit.
4. Sering Dikira Kurap
Dermatitis numularis punya tanda khas. Bercaknya berbentuk lonjong atau lingkaran, mirip seperti koin. Umumnya, bercak seperti koin ini timbul pada tangan, lengan, dan kaki. Hal yang perlu diingat, ketika malam tiba, bercak yang baru terbentuk ini akan lebih terasa gatal. Bahkan, bisa membengkak dan berisi cairan.
Di samping itu, dermatitis numularis sering kali dikira sebagai kurap. Alasannya, bagian tengahnya bisa tampak bersih, mirip bentuk donat. Seiring waktu, bercak ini akan mengering dan retak.
Saking miripnya dengan kurap, dokter terkadang membutuhkan pemeriksaan tambahan untuk menentukan dermatitis numularis. Pemeriksaan bisa berupa pengambilan sampel kerokan kulit yang akan ditelisik lewat mikroskop.
5. Bisa Menimbulkan Infeksi
Jangan anggap remeh dermatitis numularis. Pasalnya, dermatitis numularis yang tak ditangani dengan cepat bisa menimbulkan infeksi. Infeksi ini bisa membuat tubuh menggigil, lemas, bahkan terasa sakit.
Tak cuma itu saja, infeksi dermatitis numularis juga bisa membuat kulit di sekitar bercak jadi merah, bengkak, dan terasa sakit. Di samping itu, infeksi dermatitis numularis juga bisa membuat bercak mengeluarkan banyak cairan, bahkan nanah. Tuh, bikin ngeri kan?
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!