Harus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai Dermatitis Kontak
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami ruam gatal dan kemerahan pada kulit? Bila iya, barangkali dirimu mengalami dermatitis kontak. Kondisi ini merupakan peradangan pada kulit berupa ruam gatal kemerahan yang muncul karena kontak langsung dengan zat tertentu.
Zat alergen inilah yang akan mengiritasi kulit. Untungnya, ruam yang muncul ini tak menular dan berbahaya, namun bisa menimbulkan rasa tak nyaman bagi pengidapnya. Nah, agar tahu lebih jauh mengenai masalah kulit ini, berikut fakta-fakta penting mengenai dermatitis kontak.
Baca juga: Hati-Hati, Benda-Benda Ini Bisa Sebabkan Dermatitis Kontak
1. Bisa di Alami Bayi
Alergi yang satu ini merupakan jenis alergi pada bayi yang dapat muncul setelah terpapar dengan suatu alergen (zat pemicu alergi). Dermatitis kontak ini ditandai dengan kulit kemerahan. Kondisi ini merupakan inflamasi yang bisa menyebabkan ruam yang besar, gatal, dan rasa terbakar.
Bila ruam ini terjadi pada seluruh tubuh bayi, biasanya sabun atau deterjen yang kemungkinan besar jadi penyebabnya. Andaikan bagian dada dan lengan yang terkena, bisa jadi biang keladinya karena baju yang kotor. Lalu, bagaimana cara mengobatinya?
Pengobatannya kurang lebih tak jauh berbeda dengan eksim. Yang utama, pastikan Si Kecil selalu berada jauh dari alergen. Selain itu, kamu juga bisa mengatasinya dengan krim steroid yang dijual bebas. Namun, apabila rasa gatal masih terus berlanjut, cobalah berikan obat antihistamin seperti cetirizine. Yang mesti diketahui, sebaiknya diskusikanlah dengan dokter ahli agar penanganan alergi pada bayi berlangsung aman dan tepat.
2. Memiliki Dua Jenis
Dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit mengalami reaksi alergi, setelah kontak dengan zat tertentu (alergen), sehingga menyebabkan tubuh melepaskan zat kimia yang memicu gatal dan iritasi pada kulit. Zat pemicunya, antara lain perhiasan seperti nikel atau emas, sarung tangan latex, pewangi atau bahan kimia pada produk kecantikan, serta tumbuhan poison oak atau poison ivy.
Baca juga: Hindari Dermatitis Kontak Lewat 4 Tips Simpel Ini
Jenis kedua adalah dermatitis kontak iritan. Terjadi saat kulit mengalami kontak dengan bahan tertentu yang menyebabkan rusaknya lapisan pelindung kulit. Berbagai bahan pemicunya, antara lain battery acid, zat pemutih, zat pembersih, kerosene, dan deterjen.
3. Punya Banyak Gejala
Gejala dermatitis kontak bisa ditanda oleh berbagai hal. Misalnya, kulit kering, kulit melepuh, kemerahan pada kulit, kulit tampak gelap, kulit terasa perih, gatal yang parah, sensitif terhadap cahaya matahari, dan pembengkakan pada mata, muka, atau selangkangan.
Sedangkan gejala jenis iritan bisa berupa kulit melepuh, kulit pecah-pecah, bengkak, kulit terasa kencang, sariawan, dan luka terbuka yang berkerak.
4. Bisa Memicu Komplikasi
Beberapa komplikasi yang diakibatkan penyakit kulit ini bisa berupa infeksi kulit karena bakteri atau jamur dan neurodermatitis akibat terus-menerus menggaruk kulit. Di samping itu, masalah kulit ini juga bisa menurunkan kualitas hidup pengidapnya, karena dapat mengganggu aktivitasnya.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Alami Dermatitis Kontak
5. Bisa Dicegah
Seperti penyakit kulit lainnya, dermatitis ini juga bisa kok dicegah. Misalnya, dengan menggunakan produk berlabel hypoallergenic atau yang tidak mengandung parfum maupun pewangi. Di samping itu, hindari penggunaan sarung tangan lateks jika memiliki riwayat alergi lateks dan gunakan sarung tangan vinyl.
Pencegahannya juga bisa dengan menggunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang saat mendaki di alam, hingga menggunakan krim pada tangan untuk menghindari kulit kering.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!