Hamil Tetapi Enggak Punya Embrio, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta - Pernahkah mendengar istilah ‘hamil kosong’ atau yang dalam bahasa medis kerap disebut blighted ovum? Seperti namanya, kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi menanamkan dirinya di dalam rahim, tetapi tidak berkembang menjadi embrio. Bahkan, plasenta dan kantung embrionik terbentuk, tetapi tetap kosong. Tidak ada janin yang tumbuh. Kondisi ini juga dikenal sebagai kehamilan anembryonic.
Meskipun tidak ada embrio, plasenta masih menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Ini adalah hormon yang dirancang untuk mendukung kehamilan. Tes kehamilan darah dan urine mencari hCG, sehingga sel telur yang busuk dapat menghasilkan tes kehamilan positif meskipun kehamilan tidak benar-benar berjalan. Gejala terkait kehamilan, seperti payudara yang sakit dan mual, juga dapat terjadi. Namun, blighted ovum biasanya akan berakhir pada keguguran, dan tidak bisa berubah menjadi kehamilan yang normal.
Baca juga: Perlu Diketahui Fakta tentang Blighted Ovum untuk Pasangan yang sedang Program Hamil
Gejala yang Mirip dengan Kehamilan
Pada beberapa kasus, blighted ovum dapat berakhir sebelum pengidap menyadarinya. Ketika hal ini terjadi, pengidap mungkin akan berpikir bahwa ia mengalami menstruasi yang lebih berat dari biasanya. Selain itu, ketika terjadi blighted ovum, seorang wanita juga mungkin mengalami gejala yang sama dengan tanda-tanda awal kehamilan, seperti:
-
Tes kehamilan menunjukkan tanda positif.
-
Payudara sakit.
-
Periode menstruasi terlewat.
Kemudian, saat hamil kosong ini berakhir, gejalanya bisa berupa keguguran, yaitu:
-
Keluarnya bercak atau pendarahan dari Miss V.
-
Kram perut.
-
Hilangnya nyeri payudara
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Blighted Ovum?
Hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebab dari blighted ovum. Kondisi ini diduga disebabkan oleh kelainan kromosom yang terjadi di dalam sel telur yang dibuahi. Ini mungkin hasil dari genetika, atau telur atau sperma berkualitas rendah. Blighted ovum juga dapat dikaitkan dengan kelainan dalam kromosom 9. Jika kamu telah berulang kali mengalami kehamilan blighted, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter tentang analisis kromosom embrio.
Baca juga: Sebelum Hamil, Ketahui Penyebab Blighted Ovum
Blighted ovum dapat terjadi sangat dini, sehingga tidak dikenali. Namun, banyak pula wanita yang memiliki riwayat kondisi ini, mendapatkan kehamilan normal nan sehat selanjutnya. Kendati demikian, tidak jelas juga apakah kondisi ini hanya akan terjadi pada kehamilan pertama atau tidak.
Penanganan Medis yang Dapat Dilakukan
Ketika mengalami blighted ovum, beberapa penanganan yang biasanya disarankan oleh dokter adalah:
-
Menunggu gejala keguguran terjadi secara alami.
-
Minum obat, seperti misoprostol (Cytotec), untuk merangsang keguguran.
-
Menjalani prosedur bedah D dan C (pelebaran dan kuret) untuk mengangkat jaringan plasenta dari uterus.
Lamanya kehamilan, riwayat medis, dan keadaan emosi pengidap akan diperhitungkan ketika memutuskan pilihan perawatan. Meskipun tidak ada bayi, telah terjadi kehilangan kehamilan. Keguguran bisa menjadi sangat sulit secara emosional, dan menunggu sampai akhir kehamilan bisa memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Karena alasan ini, beberapa wanita memutuskan untuk menghentikan pembedahan atau dengan pengobatan.
Baca juga: 4 Jenis Makanan Sehat untuk Cegah Blighted Ovum
Itulah sedikit penjelasan tentang blighted ovum atau hamil kosong. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan