Hamil Anak Laki-laki Rentan Alami Solusio Plasenta, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Maret 2019
Hamil Anak Laki-laki Rentan Alami Solusio Plasenta, Benarkah? Hamil Anak Laki-laki Rentan Alami Solusio Plasenta, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Bagi banyak pasangan yang baru menikah, kehamilan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Baik laki-laki atau perempuan kelak yang dikandung, selama kondisi calon bayi dan ibu sehat maka tetap menjadi momen membahagiakan. Namun, meski masih belum sepenuhnya dibenarkan, kondisi gangguan kehamilan solusio plasenta meningkat jika seorang wanita hamil janin laki-laki.

Solusio plasenta adalah kelainan pada ibu hamil ketika sebagian atau keseluruhan plasenta terlepas dari dinding rahim. Jika tidak cepat-cepat ditangani, solusio plasenta memicu perdarahan sebelum melahirkan, mengganggu proses persalinan, bahkan menyebabkan komplikasi yang lebih parah lagi. Kondisi ini terjadi mulai dari usia kehamilan 20 minggu sampai sebelum bayi lahir.

Plasenta adalah organ yang terbentuk dari jaringan pembuluh darah dan berkembang di dinding rahim. Plasenta di dinding rahim terhubung dengan janin melalui tali pusat (tali umbilikus). Organ ini memiliki banyak fungsi, seperti menjaga tumbuh kembang janin sampai waktunya melahirkan tiba. Beberapa fungsi plasenta antara lain:

  • Tempat pertukaran gas ibu dan janin.

  • Memberikan nutrisi bagi janin untuk berkembang.

  • Memproduksi hormon kehamilan.

  • Mencegah infeksi pada janin selama masa kehamilan.

Baca Juga: Harus Tahu, 9 Gejala dari Solusio Plasenta yang Dialami Bumil

Penyebab Solusio Plasenta

Solusio plasenta cukup berbahaya, maka seorang wanita yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil perlu mewaspadai kondisi ini. Beberapa hal bisa menjadi pemicu solusio plasenta terjadi, seperti trauma perut akibat kecelakaan atau jatuh, atau karena cairan ketuban menyusut dengan cepat.

Beberapa faktor lain yang meningkatkan terjadinya solusio plasenta, antara lain:

  • Hipertensi pada masa kehamilan.

  • Hamil tua di usia lebih dari 40 tahun.

  • Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah.

  • Trauma yang membahayakan janin.

  • Riwayat hamil kembar.

  • Riwayat melahirkan caesar atau operasi lain pada rahim.

  • Riwayat solusio plasenta sebelumnya.

  • Riwayat narkotika dan rokok.

  • Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti pukulan atau jatuh.

  • Air ketuban pecah.

Sebaiknya hal yang disebutkan tidak kamu remehkan dan harus segera dibicarakan pada dokter kandungan sesegera mungkin. Membiarkan gejala solusio plasenta terus-menerus dapat memicu komplikasi, baik pada ibu maupun bayi dalam kandungan, di antaranya:

  • Gangguan pembekuan darah.

  • Syok akibat perdarahan berat.

  • Gagal ginjal akut.

  • Resiko solusio plasenta pada kehamilan berikutnya.

  • Preeklampsia.

Diagnosis Solusio Plasenta

Untuk mendiagnosis apakah seorang ibu hamil mengalami solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna mengetahui kontraksi rahim. Selain itu, kemungkinan diperlukan pemeriksaan darah atau USG untuk membantu mengetahui penyebab terjadinya perdarahan pada Miss V.

USG dapat digunakan untuk melihat kondisi rahim dan kandungan, namun tidak selalu mampu mendeteksi adanya solusio plasenta. Pada solusio plasenta, detak jantung janin perlu dimonitor untuk mengetahui kondisi bayi dan dan mendeteksi adanya kegawatan janin.

Mengatasi Solusio Plasenta

Bila seorang ibu hamil dicurigai mengalami solusio plasenta, maka ia harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin demi mencegah penurunan kesadaran. Apabila janin telah meninggal sebelum usia kehamilan 3 minggu, maka untuk mempercepat persalinan akan dilakukan amniotomi dengan infus oksitosin.

Risiko bisa semakin berat apabila terjadi solusio plasenta di usia kehamilan lebih dari 34 minggu. Dokter perlu melakukan transfusi darah untuk mencegah syok pada ibu. Sebagai solusi terbaiknya, dokter melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi sesegera mungkin. Persalinan harus dilakukan sesegera mungkin dalam kurun waktu 6 jam saat terjadinya solusio plasenta. Apabila pendarahan masih berlanjut selama operasi caesar, maka tindakan histerektomi harus segera dilakukan.

Baca Juga: Pada Usia Kehamilan ke Berapa Solusio Plasenta Terjadi?

Mau tahu lebih jauh mengenai solusio plasenta? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!