Gendang Telinga Pecah, Bahaya atau Tidak?
“Jangan abaikan kondisi gendang telinga pecah. Meskipun dapat pulih dengan sendirinya, perhatikan kondisi gejala yang memburuk. Gendang telinga pecah bisa membahayakan kondisi kesehatan. Mulai dari sakit pada telinga, gangguan pendengaran, hingga infeksi bakteri menjadi beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat gendang telinga pecah.”
Halodoc, Jakarta – Gendang telinga pecah terjadi ketika terdapat lubang atau robekan pada gendang telinga. Gendang telinga atau membran timpani merupakan salah satu bagian telinga yang cukup penting dan berada ditengah saluran telinga.
Gendang telinga berfungsi untuk menyalurkan suara dari telinga luar yang berbentuk getaran untuk diteruskan menuju telinga bagian tengah kemudian diteruskan menuju otak. Jadi, saat gendang telinga pecah, apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Baca juga: 5 Tanda Harus Mulai Buat Janji dengan Dokter THT
Alasan Gendang Telinga Pecah Berbahaya
Selain mengantarkan gelombang suara, gendang telinga juga berfungsi untuk melindungi telinga dari berbagai benda asing yang bisa masuk ke dalam telinga bagian tengah.
Untuk itu, menjaga kondisi gendang telinga agar dalam kondisi baik penting untuk dilakukan. Ada berbagai gangguan yang dapat dialami gendang telinga, salah satunya yang sering terjadi adalah gendang telinga pecah.
Ketika gendang telinga pecah, kondisi ini menyebabkan lubang atau robekan pada selaput tipis membran timpani yang menimbulkan rasa nyeri dan sakit pada telinga Dampak lain yang lebih parah adalah gangguan pendengaran bahkan kehilangan pendengaran.
Bahkan, gendang telinga pecah juga memicu risiko gangguan otitis media. Otitis media adalah infeksi bakteri yang terjadi pada bagian tengah telinga.
Tidak semua orang dapat langsung menyadari bahwa gendang telinganya pecah, biasanya gejala muncul beberapa hari.
Selain nyeri dan sakit pada telinga, ada beberapa gejala lainnya yang perlu diwaspadai sebagai tanda gendang telinga pecah, seperti:
- Suara berdenging atau tinnitus.
- Keluarnya cairan.
- Pusing dan vertigo.
- Mual dan muntah.
- Gatal pada telinga.
Baca juga: 5 Hal yang Bisa Menyebabkan Gendang Telinga Pecah
Penyebab Gendang Telinga Pecah
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami gendang telinga pecah, di antaranya adalah:
1. Infeksi
Infeksi pada telinga menyebabkan penumpukan cairan pada telinga. Tentu penumpukan cairan yang tidak segera diatasi dapat membuat tekanan pada gendang telinga. Hal ini yang menyebabkan gendang telinga dapat robek.
2. Dekompresi
Gangguan telinga seperti dekompresi lebih sering dirasakan oleh para penyelam. Hal ini berkaitan dengan perubahan tekanan dari udara menuju dalam air. Kegiatan menyelam dapat menurunkan suhu tubuh secara drastis.
Tekanan bawah air bisa meningkat tajam karena jaringan tubuh yang lebih banyak mengikat nitrogen. Sehingga dalam kegiatan penyelaman juga memerlukan adaptasi agar tidak berdampak buruk pada gendang telinga.
3. Cedera
Ketika kamu mengalami kecelakaan atau cedera, hal ini bisa membuat kerusakan pada gendang telinga, baik akibat benturan keras maupun kecelakaan.
4. Suara Keras
Suara yang terlalu keras dapat membuat kondisi gendang telinga robek atau mengalami gangguan. Kondisi ini dikenal dengan istilah acoustic trauma. Gendang telinga pecah yang masih tergolong ringan bisa pulih tanpa pengobatan apa pun.
Namun, apabila gejalanya semakin memburuk, tentunya pengobatan medis perlu dilakukan. Tindakan bedah dan eardrum patch menjadi beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi gendang telinga pecah.
Baca juga: Jangan Terlalu Sering, Ini Bahaya Mengorek Telinga
Selain itu, perawatan di rumah bisa kamu lakukan dengan menjaga kondisi gendang telinga tetap kering, hindari membersihkan telinga sendiri, dan hindari meniup hidung selama masa pemulihan.
Jika gejala semakin mengganggu sebaiknya gunakan aplikasi Halodoc buat janji dengan dokter THT di rumah sakit terdekat agar pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada gendang telinga. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play.