Gejala SARS yang Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta – Severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah jenis penyakit pneumonia. Penyakit ini pertama kali ditemukan menyebar di Cina pada November 2002. Setelahnya, SARS diketahui menyebar cepat melalui udara ke seluruh dunia, hingga mewabah di 29 negara. Kabar baiknya, pada Juli 2013, wabah SARS telah terkendali dan kasusnya bisa ditekan hingga tidak ada keluhan serupa sejak tahun 2004.
Baca Juga: Yang Terjadi Saat Seseorang Terkena Pneumonia
Tetap Waspadai Gejala SARS
Meski sudah tidak lagi mewabah, kamu tetap perlu mewaspadai gejala SARS. Gejala SARS adalah demam tinggi, batuk kering, sakit tenggorokan, sulit bernapas, sakit kepala, nyeri tubuh, kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman, berkeringat pada malam hari, ruam kemerahan pada kulit, dan diare.
Masalah pernapasan yang dialami pengidap SARS muncul 2-10 hari setelah terinfeksi virus. Jika terbukti terinfeksi SARS, dokter mengkarantina pengidap dan anggota keluarga lainnya. Karantina dilakukan selama 10 hari untuk mencegah penyebaran virus. Mengapa perlu?
Alasannya karena virus penyebab SARS sangat mudah menular, terutama melalui udara saat pengidap bersin dan batuk. Seseorang berisiko tinggi mengidap SARS jika berinteraksi dengan hewan pembawa virus Corona, bepergian ke wilayah endemis SARS, dan tidak mencuci tangan sebelum makan. Bahkan, seseorang bisa terinfeksi SARS jika merawat dan melakukan kontak fisik dengan pengidap (termasuk memeluk, menyentuh, atau berbagi peralatan pribadi).
Baca Juga: Kenali 13 Gejala Pneumonia
Cara Mencegah Penularan SARS
Langkah terbaik mencegah SARS adalah menghindari kontak fisik dengan pengidap. Misalnya, dengan rutin mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, memakai sarung tangan sekali pakai jika menyentuh cairan tubuh pengidap, dan menggunakan masker saat berada di ruangan yang sama dengan pengidap. Lantas, apa yang harus dilakukan jika telanjur mengidap SARS?
Sebelum mendapat pengobatan, seseorang yang dicurigai mengidap SARS menjalani rangkaian pemeriksaan. Di antaranya adalah tes darah, tes kotoran, radiografi, dan CT scan. Setelah diagnosis ditetapkan, berikut ini pengobatan untuk mengatasi SARS:
-
Minum obat sesuai anjuran dokter.
-
Biasakan diri untuk cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan.
-
Sediakan hand sanitizer saat bepergian, untuk berjaga-jaga jika tidak ada air untuk cuci tangan.
-
Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Setelahnya, cuci tangan pakai sabun hingga bersih.
-
Gunakan masker, kacamata, dan sarung tangan jika melakukan kontak dengan pengidap SARS.
-
Ikuti aturan yang ditetapkan oleh petugas kesehatan, termasuk mengenai masa karantina pengidap hingga penyakit dinyatakan sembuh.
-
Hindari aktivitas yang memungkinkan terjadinya kontak berkelanjutan, seperti makan, minum, handuk, pakaian, dan peralatan pribadi lain saat sedang sakit.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengobati Pneumonia
Hingga saat ini belum ada obat yang mampu menangkal virus SARS. Maka itu, langkah terbaik untuk mencegah dan mengatasi SARS adalah dengan menjalankan pola hidup sehat. Kalau kamu punya keluhan mirip gejala SARS, jangan ragu untuk berbicara dengan dokter ahli agar mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan