Gejala dari TBC Tulang Belakang yang Sering Diabaikan
Halodoc, Jakarta - Tidak hanya menyerang paru-paru, TBC ternyata bisa terjadi pada tulang, seperti TBC tulang belakang. Kondisi ini terjadi pada bagian dada belakang atau toraks bawah dan pinggang belakang atau vertebra lumbalis atas. Data dari WHO menyebutkan bahwa sebanyak 20 persen dari total pengidap TBC mengalami TBC pada bagian lain selain paru, seperti tulang belakang.
TBC terjadi karena infeksi bakteri jenis Mycobacterium tuberculosis yang tersebar melalui cipratan air liur dari pengidap yang batuk maupun bersin tanpa menggunakan pelindung atau masker. Semakin sering seseorang yang sehat berinteraksi dengan pengidap, maka risiko penularannya semakin besar.
Pada kasus TBC tulang belakang, bakteri yang menginfeksi telah menyebar dari paru-paru menuju bagian tulang belakang, bahkan hingga menyerang sendi yang berada di antara tulang belakang. Hal ini mengakibatkan terjadinya sendi mati yang memicu kerusakan pada sendi tersebut.
Risiko gangguan kesehatan ini juga akan semakin meningkat pada orang yang mengalami malnutrisi, lansia, terinfeksi HIV, orang-orang yang ketergantungan alkohol dan obat terlarang, berada atau menetap di lingkungan endemik terhadap TBC, juga orang-orang yang berada pada kondisi lingkungan sosial ekonomi yang terbilang rendah.
Gejalanya, Apa Saja?
Sama halnya dengan tuberkulosis yang menyerang paru, TBC tulang belakang memiliki gejala yang sulit dideteksi. Biasanya, pengidap hanya mengalami nyeri punggung yang sifatnya kronis tanpa ada sebab yang jelas. Nyeri punggung ini cenderung terus terasa hingga kurun waktu yang cukup lama, kira-kira 4 bulan.
Namun, tetap ada gejala lain pada gangguan kesehatan ini yang harus kamu ketahui, di antaranya:
-
Munculnya keringat di malam hari.
-
Berat badan menurun drastis.
-
Sakit pada punggung yang sifatnya terlokalisir.
-
Posisi tubuh tegak tetapi kaku.
-
Suhu tubuh meningkat alias demam.
-
Terjadinya gangguan makan atau anoreksia yang berujung pada penurunan berat badan.
-
Tulang belakang melengkung atau kifosis yang menyebabkan tubuh menjadi bungkuk.
-
Tulang punggung membengkak.
-
Munculnya benjolan yang menyerupai hernia pada bagian pangkal paha.
-
Kemungkinan terjadinya gangguan saraf apabila infeksi juga mengenai sistem saraf.
Pasalnya, gejala-gejala tersebut sering kali dianggap sepele dan remeh oleh sebagian besar orang, hingga memburuk bahkan berakhir dengan kematian.
Bagaimana Pencegahannya?
TBC mudah menular, jadi kamu perlu berhati-hati dan selalu melindungi diri agar tubuh tidak terinfeksi gangguan ini. Meskipun penularan lebih sering terjadi pada TBC paru, tidak menutup kemungkinan penularan bisa juga terjadi pada TBC tulang belakang.
Lakukan tindakan pencegahan untuk proteksi dini dari bahaya penyakit ini. Selalu bawa masker setiap kamu bepergian. Kenakan jika kamu berada pada lingkungan yang penuh orang, karena penularan bisa terjadi kapan saja dan dari siapa saja. Sebaiknya, hindari terlalu sering berinteraksi dengan pengidap.
Selain itu, selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal. Biasakan untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai beraktivitas sebelum makan. Pastikan juga rumah atau tempat tinggal kamu memiliki sirkulasi udara yang baik.
Kalau masih ada yang ingin kamu tanyakan perihal TBC tulang belakang, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tentu saja, kamu akan mendapatkan jawaban yang lebih akurat karena langsung dari pakarnya. Tunggu apa lagi, yuk, download Halodoc!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan