Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Januari 2019
Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus

Halodoc, Jakarta - Kanker anus adalah kondisi saat sel-sel di area anus tumbuh abnormal dan tidak terkontrol. Saluran anus ini merupakan saluran penting yang terletak pada ujung rektum dan berfungsi untuk melakukan pembuangan feses dari usus. Meski jarang terjadi, pemicu kanker anus bisa datang dari gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau sering melakukan hubungan anal dan kerap berganti pasangan. Jika tidak segera mendapatkan pertolongan, kanker anus dapat menyebabkan kondisi yang fatal.

Kebanyakan kanker anus berasal dari sel di lapisan mukosa, terutama sel kelenjar pada lapisan mukosa anus. Fungsi kelenjar pada anus ini untuk menghasilkan mukus atau lendir agar feses dapat mudah keluar melalui anus. Jenis kanker anus yang berasal dari kelenjar ini disebut adenokarsinoma. Selain adenokarsinoma, kanker anus dapat meliputi jenis karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal dan melanoma. Seringkali kanker anus menyebar dari satu bagian anus ke bagian lain sehingga sulit untuk mengetahui daerah asal kanker anus.

Baca Juga: Harus Tahu, Bedanya Kanker dan Tumor

Penyebab Kanker Anus

Kanker anus bisa disebabkan oleh mutasi genetik pada sel anus sehingga sel tersebut tumbuh tidak normal. Sel anus yang abnormal tumbuh dan berkembang biak tanpa terkendali dan membentuk tumor. Sel kanker tersebut menyerang jaringan sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Pemicu kanker anus yang lain adalah infeksi virus, yaitu Human Papilloma Virus (HPV). Meskipun demikian, tidak setiap orang yang mengidap infeksi HPV mengalami kanker anus.

Beberapa hal ini adalah pemicu kanker anus yang wajib kamu waspadai:

  • Usia. Kanker anus rentan menyerang lansia.

  • Melakukan hubungan anal. Para pelaku hubungan anal biasanya lebih mudah terkena kanker anus dibanding dengan orang yang tidak melakukannya.

  • Sering berganti pasangan saat berhubungan intim. Orang yang sering berganti pasangan untuk berhubungan intim juga mudah terkena kanker anus dibanding orang yang tidak pernah berganti pasangan.

  • Memiliki riwayat mengidap kanker. Pengidap kanker serviks, kanker vulva, atau vagina berisiko lebih tinggi mengidap kanker anus.

  • Lemahnya sistem imun. Dalam kondisi imunitas yang lemah, misalnya karena infeksi HIV atau karena penggunaan obat imunosupresan seperti kortikosteroid, dapat mudah terkena kanker anus dibandingkan orang yang sistem imunnya dalam kondisi baik.

  • Mengidap kutil pada anus. Kutil pada anus yang disebabkan oleh infeksi HPV meningkatkan risiko seseorang terkena kanker anus.

  • Wanita. Wanita lebih mudah terkena kanker anus dibandingkan pria. Namun untuk kelompok usia di bawah 35 tahun, kanker anus sering terjadi pada pria dibanding pada wanita.

  • Kebiasaan merokok.

Gejala Kanker Anus

Gejala yang dapat muncul pada pengidap kanker anus, antara lain:

  • Perdarahan dari rektum atau anus.

  • Gatal atau nyeri di daerah anus.

  • Muncul pembengkakan atau benjolan pada anus.

  • Keluar cairan yang tidak biasa dari anus.

  • Gangguan buang air besar (BAB) salah satunya adalah kesulitan menahan buang air besar.

Baca Juga: Pikir-Pikir Dulu Sebelum Hubungan Intim Lewat Belakang

Pengobatan Kanker Anus

Pengobatan kanker anus dilakukan berdasarkan tingkat keparahan yang dialami pengidap. Oleh karena itu, saat mengalami gejala di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter. Jenis-jenis pengobatan kanker anus yang dapat dilakukan, antara lain adalah:

  • Radioterapi. Pengobatan ini dilakukan dengan menembakkan sinar berkekuatan tinggi seperti sinar X dan proton ke daerah yang mengalami kanker, yakni area anus. Meski dapat mengatasi kanker anus, tetapi pengobatan ini dapat membunuh sel baik di sekitar kanker juga, sehingga pengidap akan merasakan efek samping, yaitu:

  • Rasa terbakar pada kulit.

  • Iritasi dan nyeri pada anus.

  • Diare.

  • Mual.

  • Kelelahan.

  • Merasa tidak nyaman pada saat buang air besar.

  • Iritasi vagina pada wanita yang menyebabkan tidak nyaman dan keluarnya cairan dari vagina.

  • Kemoterapi. Metode ini membunuh kanker dengan menggunakan obat-obatan kimia dalam bentuk pil atau larutan infus. Kemoterapi dapat membunuh sel yang tumbuh dengan cepat, seperti sel kanker. Oleh karena itu, sama halnya dengan radioterapi, kemoterapi dapat menyebabkan kematian pada sel sehat. Efek samping dari pengobatan dengan cara ini antara lain:

  • Mual dan muntah.

  • Rambut rontok.

  • Sariawan

  • Diare.

  • Kehilangan nafsu makan.

  • Penurunan jumlah sel darah.

Kemoterapi sering diberikan secara sinergis bersama dengan radioterapi agar didapat hasil pengobatan yang lebih efektif.

  • Pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker pada anus. Pembedahan dapat dilakukan pada stadium awal kanker maupun pada stadium lanjut. Pembedahan kanker stadium awal biasanya dilakukan dengan mengangkat jaringan kanker dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Sementara pada kasus berat, pembedahan kanker stadium lanjut ini dilakukan dengan memotong anus, rektum serta sebagian dari usus besar. Sisa rektum dan usus besar disambungkan dengan dinding perut dan dibuat lubang (stoma) agar feses dapat dibuang melalui lubang tersebut. Kemudian feses akan ditampung di kantung (colostomy bag) yang tersambung dengan usus pada bagian stoma, sebelum dibuang.

Baca Juga:  Cari Tahu Tentang Stem Cells untuk Sembuhkan Kanker

Punya keluhan kesehatan? Atau mau tahu lebih jauh mengenai pemicu kanker anus dan pencegahannya? Kamu bisa bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!