Jangan Disepelekan, Gangguan Tidur Berjalan Bisa Bahayakan Nyawa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Januari 2019
Jangan Disepelekan, Gangguan Tidur Berjalan Bisa Bahayakan NyawaJangan Disepelekan, Gangguan Tidur Berjalan Bisa Bahayakan Nyawa

Halodoc, Jakarta - Pasti kamu pernah mendengar istilah tidur sambil berjalan, bukan? Nah, kondisi ini bukan karena dipengaruhi oleh sesuatu yang gaib, seperti yang terlihat dalam film-film horor, lho. Gangguan tidur berjalan merupakan suatu perilaku menyimpang yang menyebabkan seseorang berdiri dan berjalan pada saat sedang tidur. Seseorang yang mengalami gangguan tidur berjalan juga tidak dapat merespon saat kejadian, dan biasanya tidak mengingatnya. Seseorang yang mengalami gangguan tidur berjalan juga biasanya berbicara hal yang tidak masuk akal.

Baca juga: Inilah 3 Gangguan Tidur yang Perlu Diketahui

Ketika sedang tidur, ada 4-5 siklus yang terjadi dan masing-masing siklus berlangsung sekitar 90 menit. Dari masing-masing siklus juga terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap Non-REM (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Siklus diawali dengan tahap NREM, lalu dilanjutkan dengan REM. Kemudian, siklus ini akan terus berlanjut seterusnya. Pada tahap REM ini, otak menjadi lebih aktif, napas menjadi cepat, denyut jantung, serta munculnya mimpi. Nah, dalam tahap NREM terbagi menjadi 3 fase, yaitu:

  • Pada fase pertama, mata terpejam, tetapi masih mudah terbangun.

  • Pada fase kedua, irama jantung melambat dan suhu tubuh menurun. Tubuh sudah bersiap untuk tidur lebih dalam.

  • Pada fase ketiga merupakan fase tidur lebih dalam, yaitu ketika seseorang yang telah melalui fase ini akan sulit untuk dibangunkan. Selain itu, dalam fase ini, tubuh akan memperbaiki jaringan yang rusak dan memperkuat sistem imun.

Baca juga: 4 Kebiasaan untuk Menghindari Gangguan Tidur Berjalan

Kondisi ini dapat terjadi pada 1-15 persen orang. Gangguan tidur berjalan biasanya terjadi saat masa kanak-kanak, di antara usia 4-8 tahun. Namun, gangguan tidur berjalan juga umum terjadi pada orang dewasa.

Ada beberapa penyebab yang dapat memicu terjadinya gangguan tidur berjalan pada seseorang, antara lain:

  • Faktor genetik. Seseorang yang mempunyai keluarga dengan riwayat kondisi ini berisiko 10 kali untuk mengidap gangguan tidur berjalan.

  • Faktor lingkungan sekitar. Kurang tidur, jadwal tidur yang tidak teratur, stres, demam, di bawah pengaruh alkohol, serta kurang magnesium juga dapat memicu gangguan tidur berjalan pada seseorang.

  • Faktor fisik seperti kehamilan dan menstruasi.

Kamu harus berhati-hati, karena gangguan tidur berjalan juga dapat membahayakan nyawa, lho. Meski kondisi ini jarang sekali terjadi, ada beberapa kondisi seseorang yang mengalami gangguan tidur berjalan dapat membahayakan nyawanya sendiri jika:

  • Pergi berjalan keluar rumah.

  • Mengendarai mobil.

  • Cedera, seperti jatuh dari tangga dan terbentur di kepala, atau pun lompat dari jendela.

Jika seseorang mengalami kondisi ini, tidak ada obat khusus untuk pengidap gangguan tidur berjalan. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, antara lain:

  • Tidak mengonsumsi alkohol maupun kafein sebelum tidur.

  • Buang air kecil sebelum tidur.

  • Kurangi stres dengan melakukan meditasi dan relaksasi.

  • Tidur dengan waktu yang cukup.

  • Mendisiplinkan waktu tidur.

  • Kunci semua pintu dan jendela sebelum tidur.

Baca juga: Anak-Anak Lebih Rentan Alami Gangguan Tidur Berjalan, Benarkah?

Hal yang paling utama dilakukan untuk orang-orang sekitar yang melihat kondisi ini adalah membangunkan saat seseorang sedang tidur sambil berjalan agar terhindar dari cedera. Kamu ingin berdiskusi seputar masalah kesehatanmu? Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Setelah berdiskusi, kamu bisa langsung membeli obat yang telah diresepkan oleh dokter, dan pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!