Gangguan Bicara Apraksia pada Anak Bisa Disembuhkan dengan Terapi Wicara
Halodoc, Jakarta - Gangguan bicara apraksia adalah masalah kesehatan yang tidak biasa. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak mengalami kesulitan membuat gerakan mulut yang akurat ketika ia berbicara. Pada gangguan apraksia, otak berjuang untuk menciptakan rencana baru yang berkaitan dengan gerakan bicara.
Tetapi, otot bicara sebenarnya tidak lemah, hanya tidak mampu bekerja baik karena otak mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan. Agar bisa berbicara dengan benar, otak harus belajar membuat rencana yang memberi tahu otot bicara cara menggerakkan bibir, rahang, dan lidah, dengan tepat untuk menghasilkan bunyi dan kata-kata yang akurat dan diucapkan dengan kecepatan dan ritme yang normal.
Ada 2 (dua) bentuk dari gangguan apraksia, yaitu apraksia yang didapatkan dan apraksia yang terjadi karena perkembangan. Gangguan bicara apraksia yang didapat terjadi pada orang dari berbagai usia, tak terkecuali anak-anak, meski lebih sering terjadi pada orang dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan orang kehilangan kemampuan bicara yang pernah mereka miliki.
Baca juga: Apakah Terapi Wicara Ampuh Atasi Mutisme?
Sementara itu, apraksia yang berkembang telah muncul sejak lahir, dan ini sangat memengaruhi kemampuan anak untuk membentuk suara dan kata-kata. Anak yang memiliki masalah bicara ini sering memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk memahami ucapan dibandingkan dengan mengekspresikan diri dengan kata-kata yang diucapkan.
Sebagian besar anak dengan gangguan bicara ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, terlebih jika tidak mendapatkan penanganan atau perawatan yang tepat. Jadi, kenali kondisinya sedini mungkin agar ia bisa segera mendapatkan pengobatan.
Terapi Wicara untuk Anak Pengidap Gangguan Bicara Apraksia
Jika ibu melihat atau merasakan adanya keterlambatan atau masalah bicara pada sang buah hati, dan hal tersebut mengacu pada gangguan apraksia, ibu bisa segera mengobatinya dengan terapi wicara. Terapi wicara dilakukan untuk mengatasi kondisi yang dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
-
Kelainan Bicara.
-
Kelainan Bahasa.
-
Kelainan Suara.
-
Kelainan Irama/Kelancaran.
Terapi ini berfokus pada melatih suku kata, kata-kata, dan frasa. Ketika apraksia yang terjadi cukup parah, anak mungkin membutuhkan terapi intensif.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Terapi Wicara Dilakukan?
Dibandingkan dengan terapi kelompok, terapi individu disinyalir lebih memberikan hasil. Pasalnya, anak jadi memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih berbicara selama sesi terapi langsung dengan sang terapis, tidak perlu harus bergantian dan menunggu giliran dengan anak-anak lainnya.
Penting untuk anak berlatih berbicara dengan mengucap suku kata, kata-kata, atau frasa selama sesi terapi berlangsung. Ini membutuhkan waktu, dan tanpa adanya latihan, terapi bisa jadi tidak membuahkan hasil yang nyata. Oleh karena anak pengidap apraksia sulit untuk merencanakan gerakan bicara, terapi turut berfokus pada suara dan perasaan gerakan bicara.
Terapis bisa menggunakan berbagai jenis isyarat dalam melakukan terapi wicara. Contohnya, terapis meminta anak untuk mendengarkan dengan cermat dan melihat ketika terapi sedang membentuk kata atau frasa. Mungkin juga terapis menyentuh wajah anak ketika mengeluarkan bunyi tertentu, misalnya ketika mengajari anak membunyikan huruf “o”.
Baca juga: Bisakah Terapi Wicara Dilakukan Mandiri?
Jika ibu ingin mengetahui lebih lanjut apa saja gejala gangguan bicara apraksia, termasuk bagaimana gejalanya, ibu bisa langsung bertanya pada dokter, terutama jika anak menunjukkan gejala yang tidak biasa dan keterlambatan dalam bicara. Gunakan aplikasi Halodoc supaya tanya jawab ibu dengan dokter menjadi lebih mudah. Aplikasi Halodoc bisa langsung ibu download melalui App Store atau Play Store, dan bisa ibu gunakan juga untuk membeli obat, vitamin, hingga melakukan cek lab tanpa perlu ke apotek atau laboratorium.