Foto Heboh di Rumah Sakit, Emilia Clarke Idap Brain Aneurysm
Halodoc, Jakarta – Nama Emilia Clarke mulai dikenal banyak orang ketika ia memerankan tokoh Daenerys Targaryen, ibu dari seekor naga di film Game of Thrones. Dalam film tersebut, Emilia terlihat kuat dan hebat saat ia berusaha menaklukan sebuah kerajaan. Tapi, sedikit orang yang tahu bahwa kenyataannya Emilia juga sedang berjuang menaklukan sesuatu yang mengancam nyawanya, yaitu brain aneurysm atau penyakit aneurisma otak.
Baru-baru ini, untuk pertama kalinya sang ratu membagikan foto dirinya yang terlihat sama sekali berbeda. Foto-foto tersebut memperlihatkan Emilia yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit untuk mengobati brain aneurysm yang dimilikinya. Wanita berusia 32 tahun itu juga berbagi cerita kepada publik tentang bagaimana ia pertama kali didiagnosa mengidap aneurisma otak pada tahun 2011, tepat setelah musim pertama Game of Throne selesai.
Pada waktu itu, Emilia yang sedang berada di gym tiba-tiba merasakan rasa sakit yang luar biasa, kemudian dengan sangat cepat, ia sudah tidak bisa berdiri maupun berjalan. Emilia mengalami perdarahan subarahcnoid, yaitu perdarahan dalam ruangan di sekitar otak. Tapi secara ajaib, Emilia berhasil melewati kondisi tersebut dan kembali bermain dalam film Game of Thrones musim yang kedua.
Dua tahun setelahnya, Emilia kembali ke rumah sakit karena serangan aneurisma otak yang kedua. Kali ini, penyakit otak tersebut hampir merenggut nyawanya. Emilia menjelaskan bahwa ada sedikit bagian dari otaknya yang benar-benar mati.
“Bila ada bagian dari otak kamu yang tidak mendapatkan darah selama satu menit, maka organ tersebut tidak akan berfungsi lagi. Kondisi ini seperti korsleting. Dan saya mengalami hal itu.” ungkapnya seperti yang dilansir dari Women’s Health.
Berita heboh tersebut tentu saja membuat semua fans Emilia Clarke menjadi patah hati. Tapi sebenarnya, apa itu aneurisma otak?
Aneurisma otak adalah kondisi di mana pembuluh darah pada otak mengalami pembesaran akibat dinding pembuluh darah melemah. Jadi, dinding pembuluh darah yang melemah akan menggelembung seperti balon saat mendapatkan tekanan dari aliran darah di dalamnya. Kondisi ini bisa menjadi sangat serius bila aneurisma otak pecah dan terjadi perdarahan subarachnoid. Aneurisma otak bisa dialami oleh siapa saja, namun kebanyakan dialami oleh wanita berusia di atas 40 tahun. Aneurisma otak merupakan penyakit otak yang serius karena bisa menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian.
Baca juga: Pengalaman Pelecehan Seksual saat Kecil Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak
Gejala Aneurisma Otak
Gejala aneurisma otak yang dialami setiap pengidap bisa berbeda-beda. Ini tergantung tingkat keparahannya. Pada kasus aneurisma otak yang belum pecah, gejala baru muncul saat aneurisma sudah sangat besar, sehingga menekan jaringan atau saraf pada otak. Gejala tersebut, di antaranya:
- Pusing
- Sulit berbicara
- Hilang keseimbangan
- Muncul rasa nyeri di sekitar mata
- Gangguan penglihatan
- Kelopak mata turun
- Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah
- Sulit berkonsentrasi atau memiliki daya ingat yang pendek.
Dalam beberapa kasus, aneurisma otak juga bisa menyebabkan kebocoran darah. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala pusing yang hebat dan terjadi secara tiba-tiba. Kebocoran darah merupakan pertanda adanya risiko pecah aneurisma yang semakin tinggi.
Bila aneurisma otak sudah pecah, maka gejala-gejala berikut mungkin akan muncul:
- Mual dan muntah
- Kejang
- Leher menjadi kaku
- Penglihatan menjadi kabur atau memiliki penglihatan ganda
- Sakit kepala yang hebat
- Sensitif terhadap cahaya
- Lumpuh atau lemah pada salah satu sisi tubuh atau tungkai
- Hilang kesadaran.
Baca juga: Gejala-Gejala Ensefalopati, Penyakit Kelainan Otak
Pengobatan Aneurisma Otak
Bila kamu mengalami salah satu dari gejala-gejala aneurisma otak di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Aneurisma otak perlu ditangani segera untuk mencegah pecahnya pembuluh darah. Selain itu, penanganan aneurisma otak juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi pengidap dan mencegah terjadinya komplikasi.
Bila dokter melihat risiko aneurisma otak pada pengidap untuk pecah tergolong kecil, maka dokter akan memberikan obat-obatan, meminta pengidap mengubah pola makan dan gaya hidup, serta melakukan pengamatan secara berkala. Tapi, bila aneurisma otak pada pengidap berisiko tinggi untuk pecah, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan operasi.
Baca juga: 3 Jenis Infeksi Otak yang Perlu Diketahui
Nah, dengan mengenali aneurisma otak beserta gejala-gejalanya, kamu bisa senantiasa waspada terhadap penyakit berbahaya ini. Bila kamu ingin bertanya-tanya lebih lanjut tentang aneurisma otak, gunakan saja aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk bertanya seputar masalah kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan