Fase-Fase dalam Diet Ketofastosis
Halodoc, Jakarta – Selain berolahraga, kamu yang sedang ingin menurunkan berat badan juga perlu mengurangi asupan makanan atau dengan kata lain berdiet. Belakangan ini, ada banyak metode diet yang bermunculan dan menawarkan cara termudah atau terefektif untuk menurunkan berat badan. Salah satu metode diet yang sangat populer adalah diet ala keto. Namun selain diet keto, ternyata ada juga diet ketofastosis. Walaupun namanya terdengar mirip, tetapi kedua jenis diet ini ternyata berbeda lho. Yuk, kenalan dengan diet ala ketofastosis beserta fase-fasenya.
Apa Itu Diet Ketofastosis?
Diet dengan cara ketofastosis merupakan gabungan dari diet ketogenik dan fastosis. Bila diet dengan cara ketogenik menganut pola makan rendah karbohidrat serta tinggi lemak dan protein yang sedang, sedangkan diet fastosis menerapkan pola fasting on ketosis yang artinya puasa dalam keadaan ketosis. Jadi, diet ketofastosis dilakukan dengan cara berpuasa atau mengatur waktu makan harian dengan pola yang mirip seperti pola OCD. Lamanya berpuasa berkisar dari 6-12 jam, bahkan bisa lebih, tergantung kemampuan dan kondisi tubuh masing-masing orang. Adapun menu makanan yang dikonsumsi tetap mengacu pada menu diet keto, yaitu 75 persen lemak, 20 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.
Fase-Fase Diet Ketofastosis
Saat menjalani diet ketofastosis, ada tiga fase yang akan kamu lewati, yaitu fase induksi, fase konsolidasi, dan fase maintenance (pemeliharaan):
1. Fase Induksi
Fase ini bertujuan agar tubuh dapat beradaptasi dengan asupan lemak sebagai sumber energi. Oleh karena itu, kamu perlu mengurangi asupan karbohidrat hingga hanya 10 gram per hari. Saat kamu menekan jumlah asupan karbohidrat per hari dan menggantinya dengan asupan lemak yang lebih banyak, maka lama-kelamaan tubuhmu akan bisa beradaptasi untuk mengubah asupan lemak menjadi energi.
Menu makanan yang dianjurkan dalam fase induksi hanya yang berasal dari sumber hewani, seperti seafood, ayam, telur, dan daging. Kamu juga disarankan untuk berpuasa (tetapi, tetap boleh minum air dan minuman bebas kalori lainnya) selama 16-18 jam. Fase induksi ini hanya berlangsung sekitar 2—3 hari. Kamu juga perlu berolahraga minimal 30—45 menit per hari agar berat badan dapat turun dengan cepat.
2. Fase Konsolidasi
Pada fase ini, kamu boleh mulai memasukkan unsur nabati dan sayur dalam menu makananmu sehari-hari. Namun, belum disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan terlebih dahulu. Ketika memasuki fase konsolidasi, tubuh kamu sudah terbiasa menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama metabolisme. Namun, bila mengonsumsi sayur-sayuran membuat kadar gula darah dalam tubuhmu meningkat hingga lebih dari 90 miligram/deciliter, maka kamu diharuskan kembali ke fase induksi agar kondisi tubuh kembali ke karakteristik dasar. Jalanilah fase konsolidasi sekitar 1 minggu sampai 1 bulan lamanya.
3. Fase Maintenance
Di fase ini biasanya tubuh sudah menjadikan lemak sebagai sumber bahan bakar metabolisme. Kamu pun boleh memasukkan buah-buahan ke dalam daftar makanan. Penting juga untuk memeriksa kadar gula darah setiap saat agar tidak melebihi 90 miligram/deciliter dan menjaga total karbohidrat di bawah 20 gram per hari.
Pada fase maintenance, pengikisan lemak cadangan dan hormon-hormon tubuh pun sudah berjalan optimal. Kamu juga sudah memiliki kemampuan endurance yang lebih kuat di fase ini. Dalam menentukan menu makanan, gunakan perbandingan rasio 3:1, yakni 75 persen lemak berbanding 25 persen protein dengan kombinasi karbohidrat sebesar 10 persen.
Dampak Diet Ketofastosis
Kebanyakan orang yang menjalani diet ketofastosis akan mengalami “healing crisis”, yaitu sebuah kondisi yang terasa tidak nyaman saat tubuh mulai beradaptasi dengan sistem metabolisme yang baru. Kondisi tersebut ditandai dengan timbulnya jerawat yang parah, kulit gatal-gatal, kulit kering, ketombe, mual, bahkan lemas.
Kamu perlu memahami bahwa mengubah metabolisme tubuh berarti juga akan memberi dampak pada pergantian sel-sel tubuh untuk menyesuaikan dengan cara kerja yang baru. Itulah mengapa muncul healing crisis. Namun, kondisi ini berbeda-beda di setiap orang. Ada yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat, tetapi ada juga yang butuh waktu lebih lama.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menjalani diet ketofastosis, sebaiknya bicarakan dulu kepada dokter. Kamu bisa minta saran kesehatan dari dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan