Waspada, Ini Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kifosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Maret 2019
Waspada, Ini Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena KifosisWaspada, Ini Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kifosis

Halodoc, Jakarta – Kifosis adalah kelainan lengkung tulang belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membulat atau bengkok secara abnormal. Lengkung derajat tulang belakang yang normal berkisar 25-45 derajat. Namun pada pengidap kifosis, lengkung derajat tulang belakang mencapai 50 derajat atau lebih hingga membuat pengidapnya bungkuk.

Baca Juga: Waspada Kebiasaan Duduk Penyebab Kifosis

Faktor Risiko Kifosis yang Perlu Diwaspadai

Kifosis hanya menimbulkan sedikit masalah dan tidak perlu ditangani. Namun pada kasus yang parah, kifosis menyebabkan nyeri dan gangguan pernapasan sehingga perlu ditangani dengan prosedur bedah. Agar kamu lebih waspada, ketahui faktor risiko kifosis berikut ini:

1. Faktor Usia

Pasalnya seiring pertambahan usia, risiko tulang punggung melengkung semakin besar. Maka sebaiknya, kamu perlu menjaga kesehatan tulang sejak dini. Caranya pastikan tubuh mendapatkan asupan kalsium dan vitamin, berhenti merokok, batasi konsumsi alkohol harian, dan rutin berolahraga guna menguatkan sendi dan tulang.

2. Masalah Kesehatan

Terdapat beberapa masalah kesehatan yang meningkatkan risiko kifosis. Di antaranya adalah:

  • Penyakit tulang seperti osteogenesis imperfecta, skoliosis, dan tuberkulosis. Osteogenesis imperfecta membuat tulang rapuh meski hanya menerima sedikit tekanan. Skoliosis adalah kelainan yang membuat tulang pengidapnya melengkung membentuk huruf “S”. Sedangkan tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada tulang belakang.

  • Spina bifida adalah kelainan bawaan lahir akibat tulang belakang dan saraf tulang belakang janin tidak terbentuk sempurna.

  • Penyakit paget, gangguan yang pengaruhi proses regenerasi tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

  • Neurofibromatosis, kelainan genetik yang ditandai dengan pembentukan tumor di sistem saraf tulang. Tumor biasanya bersifat jinak dan bisa muncul di berbagai bagian sistem saraf, seperti pada otak, saraf tulang belakang, hingga saraf tepi.

  • Distrofi otot adalah bentuk kelainan otot akibat faktor genetik atau mutasi genetik yang tidak diturunkan. Biasanya distrofi otot ditandai dengan nyeri otot, kelemahan otot, hingga kelumpuhan otot.

  • Fraktur kompresi disebut juga patah tulang belakang. Kondisi ini bisa terjadi akibat tekanan berlebih yang pengaruhi kelengkungan tulang belakang.

  • Kanker dan efek samping pengobatan kanker. Sel ganas bukan hanya terjadi pada satu bagian tubuh, tapi bisa menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk tulang belakang. Kondisi ini disebut fase metastasis.

Kondisi kifosis ditandai dengan perbedaan tinggi bahu dan tulang belikat, kepala terlihat condong ke depan dibanding bagian tubuh lain, tinggi punggung atas terlihat abnormal saat membungkuk, otot belakang paha mengencang, serta nyeri dan kaku pada punggung. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kifosis bisa menyebabkan komplikasi berupa gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gerak tubuh terbatas, dan menurunkan rasa percaya diri karena postur tubuh bungkuk.

Baca Juga: Perbaiki Postur Tubuh yang Bungkuk dengan Latihan Ini

Selain kifosis, kamu perlu waspada dengan dua kelainan bentuk tulang lainnya, yaitu skoliosis dan lordosis. Skoliosis ditandai dengan tulang belakang yang melengkung ke samping. Sedangkan lordosis ditandai dengan tulang belakang pada punggung bawah melengkung ke depan secara berlebihan.

Kalau kamu punya keluhan pada sendi dan tulang, jangan ragu berdiskusi dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!