Faktor Risiko Seseorang Bisa Terkena Kanker Kolorektal
Halodoc, Jakarta – Penyakit kanker sering dianggap sebagai “silent killer”. Pasalnya, penyakit kanker awalnya sulit terdeteksi dan baru bisa didiagnosis setelah mencapai stadium lanjut. Kanker terjadi ketika beberapa sel tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Pertumbuhan sel abnormal ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk organ pencernaan.
Baca Juga: 9 Jenis Tes untuk Memastikan Diagnosis Kanker Usus Besar
Pada pencernaan, kanker yang dimulai pada usus besar (kolon) disebut kanker usus besar dan kanker yang dimulai pada dubur (rektal) disebut kanker dubur. Namun, ada pula jenis kanker yang mempengaruhi keduanya. Kanker ini disebut kanker kolorektal.
Tanda Awalnya Berupa Masalah Pencernaan
Kemunculan awal kanker kolorektal ditandai dengan masalah pencernaan seperti, diare atau sembelit, nyeri, kembung sampai perubahan kebiasaan buang air besar. Ketika kanker semakin berkembang, gejalanya meliputi:
-
Perasaan bahwa usus tidak kosong meski telah buang air besar;
-
Tinja terlihat hitam akibat mengandung darah;
-
Adanya darah merah yang keluar dari dubur;
-
Perasaan kenyang di perut meski tidak makan;
-
Tubuh mudah lelah tanpa penyebab yang pasti;
-
Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan;
-
Muncul benjolan di perut atau bagian belakang;
-
Defisiensi besi.
Apabila kamu mengalami tanda-tanda di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat diagnosis segera. Kini buat janji untuk periksa ke dokter dapat dipesan melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu duduk lama-lama di rumah sakit untuk menunggu giliran. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat Halodoc.
Baca Juga: Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus
Faktor Risiko Pemicu Kanker Kolorektal
Ada beberapa faktor tertentu yang meningkatkan risiko kanker kolorektal. Beberapa risiko dapat dihindari dengan perubahan gaya hidup tetapi risiko lain tidak seperti riwayat dan usia keluarga tidak mungkin dihindari. Berikut faktor risikonya:
-
Berusia di atas 50 tahun;
-
Memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal;
-
Punya riwayat pribadi polip adenomatosa sebelumnya;
-
Memiliki sindrom genetik, seperti sindrom Lynch;
-
Mengidap diabetes tipe 2;
-
Sering konsumsi alkohol;
-
Punya kebiasaan merokok;
-
Kelebihan berat badan atau obesitas;
-
Malas bergerak dan tidak mau aktif beraktivitas;
-
Terlalu sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan;
-
Sering memasak daging pada suhu yang tinggi.
Melihat banyak faktor risikonya, sebaiknya lakukan beberapa pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker kolorektal.
Tips Mencegah Kanker Kolorektal
Berikut gaya hidup yang bisa diterapkan sebagai upaya menurunkan risiko kanker kolorektal, yaitu:
-
Rutin melakukan cek kesehatan bagi individu yang berusia di atas 50 tahun;
-
Terapkan pola makan sehat dengan perbanyak konsumsi serat, buah, sayuran, dan karbohidrat berkualitas baik dan meminimalisir konsumsi daging merah maupun daging olahan;
-
Ganti kebiasaan konsumsi makanan mengandung lemak jenuh ke lemak berkualitas baik, seperti alpukat, minyak zaitun, minyak ikan, dan kacang-kacangan;
-
Olahraga ringan secara teratur;
-
Pada individu yang memiliki bobot berlebih disarankan untuk menurunkan bobot di angka yang lebih ideal.
Baca Juga: 4 Makanan Sehat untuk Mencegah Kanker Usus Besar
Jadi, jangan lupa untuk tetap aktif sehari-hari agar lemak-lemak di tubuh tidak mengendap terlalu banyak. Lemak yang tidak dibakar dan dibiarkan mengendap bisa mendatangkan berbagai penyakit termasuk kanker kolorektal.