Fakta Dexamethasone yang Diklaim Efektif untuk Corona

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 Januari 2022
Fakta Dexamethasone yang Diklaim Efektif untuk CoronaFakta Dexamethasone yang Diklaim Efektif untuk Corona

Obat antiperadangan dexamethasone diklaim efektif untuk mengatasi penyakit akibat infeksi virus corona. Namun, WHO hanya merekomendasikan penggunaan obat ini untuk kasus COVID-19 dengan gejala berat.”


Halodoc, Jakarta – Virus corona yang masih menjadi pandemi dan terus menelan korban. Sayangnya, hingga kini masih belum ditemukan pengobatan yang bisa mengatasi gejala COVID-19 yang merupakan penyakit akibat virus ini. Salah satu upaya yang sejauh ini dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus dan menurunkan gejala adalah pemberian vaksin corona. 

Kendati begitu, sejumlah kandungan dalam obat tertentu diklaim bisa membantu mengatasi gejala COVID-19, salah satunya obat dexamethasone. Pasalnya, beberapa pengidap kritis akibat COVID-19 terobati berkat mengonsumsi obat ini. Sebenarnya apa fungsi dari obat ini dan benarkah obat dexamethasone efektif untuk corona? 

Fakta Dexamethasone untuk Corona yang Harus Diketahui

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa dexamethasone sudah lama digunakan untuk mengurangi peradangan dalam berbagai kondisi, termasuk gangguan peradangan dan kanker tertentu. Obat ini pun sudah terdaftar dalam WHO Model List of Essential Medicines sejak 1977 dalam berbagai formulasi. Obat ini dijual dengan harga terjangkau dan mudah ditemui, tetapi harus digunakan sesuai resep dokter. 

Di tengah pandemi virus corona, ada klaim yang menyebut bahwa konsumsi obat ini bisa membantu meredakan gejala penyakit yang muncul. Namun perlu digarisbawahi, dexamethasone adalah obat antiperadangan. Jenis obat ini biasa digunakan untuk kondisi tertentu, seperti radang mata, penyakit autoimun, atau alergi. 

Sementara itu, COVID-19 adalah penyakit yang terjadi karena infeksi virus, yaitu virus corona. Gejala dari penyakit ini adalah batuk, demam, pilek, hingga sesak napas. Infeksi virus ini juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami pneumonia bahkan ARDS (acute respiratory distress syndrome) dan membutuhkan alat bantu napas, seperti ventilator.

Nah, sejauh ini WHO merekomendasikan penggunaan dexamethasone untuk corona pada pasien yang mengalami gejala berat, terutama yang harus menggunakan alat bantu ventilator. Jika gejala penyakit yang dialami semakin parah, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis segera. Gunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan rumah sakit rujukan COVID-19. Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!

Mengenal Lebih Jauh Obat Kegunaan Dexamethasone 

Penting untuk mengetahui apa saja kegunaan dari obat dexamethasone, sehingga tidak salah dalam menggunakannya. Berikut ini fakta terkait obat ini yang perlu diketahui: 

1. Merupakan Obat Kortikosteroid

Dexamethasone banyak digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penyakit, seperti radang sendi, gangguan darah/hormon/sistem kekebalan tubuh, reaksi alergi, kondisi kulit dan mata tertentu, masalah pernapasan, gangguan usus tertentu, serta kanker tertentu. 

Obat ini juga digunakan sebagai tes untuk gangguan kelenjar adrenal (sindrom Cushing). Perlu diketahui bahwa obat ini merupakan hormon kortikosteroid (glukokortikoid). Jadi, ia dapat mengurangi respons pertahanan alami tubuh dan mengurangi gejala, seperti reaksi pembengkakan dan alergi. 

2. Dapat Menimbulkan Efek Samping

Obat ini tergolong dalam obat keras, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius. Segera cari bantuan medis jika timbul reaksi, seperti alergi, gatal-gatal, kesulitan bernapas, serta pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Selain itu, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami efek samping, seperti:

  • Ketegangan otot, lemah, dan perasaan lemas. 
  • Penglihatan kabur, sakit mata, atau seperti melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu. 
  • Sesak napas (bahkan dengan aktivitas ringan), bengkak, dan penambahan berat badan yang cepat.
  • Depresi berat dan berperilaku yang tidak biasa. 
  • Kejang.
  • Feses berdarah atau lembek, batuk berdarah.
  • Denyut jantung cepat atau lambat, denyut nadi lemah. 
  • Pankreatitis - sakit parah di perut bagian atas menyebar ke punggung, mual dan muntah. 
  • Retensi cairan (pembengkakan di tangan atau pergelangan kaki).
  • Nafsu makan meningkat.
  • Tekanan darah naik.
  • Gula darah naik.
  • Daya tahan tubuh menurun. Bisa disebabkan oleh infeksi lain.
  • Tulang keropos dalam jangka panjang.

Mungkin masih banyak efek samping lainnya yang ditimbulkan oleh obat ini. Oleh karena itu, penggunaan obat ini harus mendapatkan pengawasan ekstra. 

3. Dosis yang Digunakan Harus Sesuai Petunjuk Dokter

Dosis dan lama perawatan didasarkan pada kondisi medis dan respons terhadap terapi. Dokter mungkin akan berusaha mengurangi dosis secara perlahan dari waktu ke waktu untuk meminimalisir efek samping.

Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat paling banyak darinya. Untuk membantu untuk mengingatnya, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari. Penting untuk terus minum obat ini, walaupun sudah merasa sehat. Ikuti jadwal pemberian dosis dengan hati-hati dan minum obat ini tepat sesuai resep.

Jangan berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Beberapa kondisi dapat menjadi lebih buruk ketika obat ini tiba-tiba dihentikan. Dosis mungkin perlu dikurangi secara bertahap. Beri tahu dokter jika kondisi tidak membaik atau memburuk.

Referensi:
WHO. Diakses pada 2022. WHO welcomes preliminary results about dexamethasone use in treating critically ill COVID-19 patients.
WebMD. Diakses pada 2022. Dexamethasone.
Drugs. Diakses pada 2022. Dexamethasone.