Eyelash Extension Bisa Sebabkan Blefaritis?
Halodoc, Jakarta – Blefaritis adalah peradangan di sekitar pangkal bulu mata dan kelopak mata. Gejala paling jelas pada blefaritis adalah perubahan warna area mata yang kemerahan dan lengket di bagian kelopaknya yang disertai dengan kulit bersisik di pangkal bulu mata. Ternyata salah satu penyebab blefaritis adalah eyelash extension di mana terjadi iritasi. Hal itu karena lem eyelash extension yang berbahan keras sehingga membuat area mata menjadi sensitif.
Selain lem eyelash extension yang memang berbahan keras seperti formaldehid, tidak membersihkan mata secara benar sebelum mengaplikasikan eyelash extension adalah penyebab lain kondisi blefaritis. Kotoran dan debu yang ada pada akar bulu mata akan menempel secara permanen lewat lem eyelash extension sehingga menciptakan iritasi dan peradangan.
Selain risiko blefaritis, eyelash extension juga memberikan risiko lain seperti bulu mata yang patah karena tidak diaplikasikan secara benar. Selain itu, patah akibat pergesekan aktivitas seperti menggosok mata ataupun pergesekan lain yang akan membuat bulu mata alami tercabik. Hal itu karena tidak pas direkatkan dengan eyelash extension-nya.
Kondisi yang lebih fatal lagi bisa terjadi ketika lem tanpa sengaja masuk ke dalam mata yang sangat bisa menyebabkan iritasi, bahkan memberikan reaksi alergi terhadap mata. Makanya sangat penting untuk memastikan kamu ditangani oleh tenaga profesional saat sedang memasang eyelash extension. Lalu, menutup mata dengan benar guna menghindari lem masuk ke dalam mata tanpa sengaja saat pemasangan bulu mata berlangsung.
Pelepasan eyelash extension sebaiknya juga ditangani oleh tenaga profesional supaya tidak merusak bulu mata asli kamu. Apalagi kalau ternyata terjadi reaksi alergi yang membutuhkan bantuan medis, kamu tidak bisa melepasnya sendiri. Mengunjungi dokter mata adalah upaya penanganan yang tepat untuk menghindari meningkatnya risiko terhadap bulu mata asli dan mata secara keseluruhan.
Tahu Lebih Banyak Mengenai Blefaritis
Selain eyelash extension, penyebab blefaritis dikarenakan infeksi karena bakteri, disfungsi kelenjar meibom (MGD), kondisi mata kering, infeksi kelopak mata akibat jamur, dan parasit (tungau bulu mata demodex).
Blefaritis biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang hidup di sepanjang tepi kelopak mata dan di dasar bulu mata. Seiring waktu, bakteri ini berkembang biak dan menciptakan struktur yang disebut biofilm.
Biofilm ini menjadi lingkungan beracun, seperti plak yang terbentuk pada gigi. Tungau parasit yang disebut demodex memakan biofilm. Hal itu menyebabkan pertumbuhan berlebih dari tungau ini. Akibatnya, peradangan kelopak mata yang semakin memburuk.
Gejala blefaritis yang paling umum adalah mata terbakar atau menyengat, kerak di dasar bulu mata, mata teriritasi dan berair, kelopak mata terasa gatal, serta sensasi seperti ada benda asing di dalam mata.
Perawatan Blefaritis
Perawatan blefaritis harus dimulai dengan konsultasi ke dokter mata untuk menentukan penyebab peradangan kelopak mata. Dokter akan memeriksa mata dan kelopak mata kamu untuk mengevaluasi apakah mengalami blefaritis dan untuk menentukan jenis perawatan yang paling tepat. Biasanya, pengobatannya meliputi menjaga kebersihan kelopak mata untuk menghilangkan penumpukan biofilm dan kelebihan bakteri. Kemudian, pemberian obat yang sesuai dengan resep dokter.
Sejatinya, kamu juga sangat dianjurkan untuk mencuci tangan setiap kali bepergian dan melakukan perawatan rumah seperti meletakkan kain lap di atas kelopak mata selama beberapa menit. Ada baiknya lap dalam kondisi hangat, kemudian digosok lembut supaya mengeluarkan sisa-sisa kotoran yang menempel di mata.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai eyelash extension terhadap risiko blefaritis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga: