Enggak Berbahaya, Celiac Termasuk Penyakit Alergi?
Halodoc, Jakarta - Belakangan ini kamu sering mendengar makanan yang diberi label 'bebas gluten' pada kemasannya, namun apakah kamu sudah benar-benar paham maksud dari makanan bebas gluten? Gluten adalah senyawa protein yang di dalamnya juga mengandung senyawa peptida. Senyawa ini yang dihindari oleh mereka yang mengidap penyakit celiac.
Celiac bukan penyakit akibat intoleransi gluten, melainkan kondisi autoimun. Tubuh pengidap celiac mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten sebagai ancaman yang membahayakan dan malah membentuk antibodi untuk mengatasinya, sehingga menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Saat seseorang yang menderita penyakit celiac mengonsumsi makanan yang mengandung gluten pada roti atau produk gandum, maka gluten merusak lapisan usus halus dan halus dan menghambat penyerapan nutrisi. Pengidap celiac akan mengalami beberapa gejala umum seperti diare, lemas, atau anemia.
Penyakit ini cukup umum terjadi pada masyarakat Eropa, dan sayangnya celiac tidak dapat disembuhkan. Pengidap celiac wajib menjalankan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bebas gluten untuk mencegah serangan penyakit ini.
Gejala Penyakit Celiac
Mereka yang didiagnosis mengidap celiac akan mengalami gejala umum seperti diare yang berair atau sebagian padat. Feses acap kali berbau tidak sedap, terlihat berminyak atau berbuih. Ini terjadi karena sistem pencernaan pengidap celiac tidak mampu menyerap nutrisi secara sempurna. Tidak hanya itu, beberapa tanda dan gejala ini terjadi pada pengidap celiac antara lain:
-
Perut kembung dan sering buang gas.
-
Pusing atau sakit kepala.
-
Heartburn.
-
Berat badan menurun.
-
Mual dan muntah.
-
Kegagalan untuk tumbuh dan berkembang (umumnya pada bayi dan anak-anak).
-
Cepat merasa lelah.
-
Sering sakit perut.
-
Nyeri atau kram otot.
-
Anemia, biasanya karena kurang asupan zat besi.
-
Sulit hamil.
-
Rusaknya kepadatan tulang.
-
Rusaknya lapisan gigi.
-
Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).
Faktor Risiko Penyakit Celiac
Hingga kini peneliti belum mengetahui yang menyebabkan tubuh melakukan reaksi autoimun saat senyawa gluten masuk ke tubuh. Para peneliti mengira proses autoimun ini berkaitan dengan kelainan genetik, serta pengaruh dari kondisi lain, seperti menjalani prosedur pembedahan, kehamilan dan persalinan, infeksi virus, atau gangguan emosional berat, diduga menjadi penyebab penyakit celiac.
Berikut ini faktor yang memicu terjadinya kondisi penyakit celiac pada seseorang:
-
Kondisi kesehatan, mereka yang menderita diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf, down syndrome, adalah beberapa penyakit yang meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.
-
Faktor keturunan, apabila anggota keluarga kamu ada yang menderita penyakit celiac, maka risiko mengalami penyakit serupa juga lebih besar.
-
Faktor lingkungan, seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem pencernaan saat masih anak-anak, misalnya infeksi rotavirus, memiliki risiko lebih besar terkena penyakit celiac.
Gaya Hidup yang Wajib Dijalankan Penderita Celiac
Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyakit ini masih belum ditemukan pengobatannya. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala yang muncul. Pengidap disarankan mengonsumsi suplemen tertentu seperti kalsium, asam folat, zat besi, vitamin B12, vitamin D, vitamin K, dan zinc. Saat penyakit kambuh, maka beberapa obat yang disarankan untuk meringankan gejalanya adalah kortikosteroid dan dapsone.
Pengidap celiac seumur hidupnya harus menjalankan pola makan sehat bebas gluten. Semua makanan yang dikonsumsi harus bebas gluten untuk mencegah rusaknya dinding usus, serta gejala diare dan nyeri perut.
Jika kamu merasakan gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, maka segera tanyakan kondisi tersebut kepada dokter. Salah satu caranya bisa melalui dokter-dokter ahli yang ada di Halodoc. Yuk, download sekarang aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca juga: