Awas, Disentri Sebabkan 5 Komplikasi Ini
Halodoc, Jakarta - Disentri adalah peradangan usus yang menyebabkan diare disertai darah dan lendir. Penyakit ini kerap dianggap sama dengan diare pada umumnya karena gejalanya yang serupa, yaitu meningkatnya frekuensi buang air besar dengan konsentrasi feses yang lembek atau cair. Namun, disentri biasanya disertai dengan gejala lain, seperti demam, muntah, kram, dan nyeri perut.
Meski penyebab utama dari disentri adalah infeksi bakteri, penyakit ini terbagi atas 2 jenis, berdasarkan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Ada disentri basiler, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella. Walaupun disentri jenis ini juga dapat terjadi karena infeksi bakteri Campylobacter, E. Coli, dan Salmonella, kasus disentri yang disebabkan infeksi Shigella adalah yang paling umum dijumpai.
Baca juga: Suka Jajan Sembarangan? Hati-hati Disentri
Kemudian ada juga disentri amuba, yang disebabkan oleh infeksi parasit bersel satu, yaitu Entamoeba histolytica. Parasit ini banyak terdapat di daerah dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Jika tidak segera ditangani, disentri amuba dapat menyebabkan komplikasi pada organ hati, berupa abses hati.
Karena disebabkan oleh bakteri, risiko penyakit disentri pun akan meningkat, jika:
-
Kurang menjaga kebersihan diri, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
-
Masuknya benda atau makanan yang terkontaminasi bakteri atau parasit penyebab disentri, ke dalam mulut.
-
Mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kotoran manusia.
-
Tinggal di daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.
-
Memiliki lingkungan hunian dengan tempat pembuangan limbah yang tidak tertata dengan saksama.
-
Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari kotoran manusia.
Baca juga: Poop Anak Berdarah, Si Kecil Kena Disentri?
Komplikasi Apa Saja yang Mengintai?
Jika terjadi pada bayi dan anak-anak, disentri dapat sangat berpotensi menyebabkan dehidrasi. Terlebih jika asupan cairan tidak diperhatikan kecukupannya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda dehidrasi, terutama pada disentri pada anak yang masih berusia di bawah 1 tahun. Waspadai kemungkinan dehidrasi bila anak sudah 5 kali diare dan 2 kali muntah dalam 24 jam, atau tiba-tiba berhenti menyusu.
Selain dehidrasi, komplikasi lain yang dapat terjadi akibat disentri adalah:
1. Sindrom Hemolitik Uremik
Sindrom hemolitik uremik terjadi akibat bakteri Shigella dysenteriae menghasilkan racun yang merusak sel darah merah. Kondisi ini juga menyebabkan berkurangnya jumlah keping darah (trombositopenia).
2. Infeksi Darah
Komplikasi disentri ini terbilang jarang terjadi, dan umumnya hanya menimpa seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau kanker.
Baca juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan
3. Kejang
Pada beberapa kasus, demam yang terjadi, sebagai salah satu gejala disentri, dapat cukup tinggi dan menyebabkan kejang. Pemberian air putih yang cukup dapat membantu menurunkan demam, agar tidak sampai terjadi kejang.
4. Postinfectious Arthritis
Kondisi ini menimpa sekitar 2 persen pengidap disentri yang disebabkan bakteri Shigella flexneri. Gejala dapat dirasakan hingga beberapa bulan atau tahun, meliputi iritasi mata, nyeri sendi, serta rasa sakit saat buang air kecil.
5. Abses Hati
Meski jarang, disentri amuba dapat menyebabkan abses hati, yang juga dapat menyebar ke otak dan paru-paru.
Itulah sedikit penjelasan tentang disentri dan komplikasi yang dapat ditimbulkannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!