Kenali Dermatitis Herpetiformis, Penyakit Autoimun yang Berdampak pada Kulit
Halodoc, Jakarta - Dermatitis Herpetiformis ditandai munculnya ruam kulit bergelombang dan gatal. Kondisi ini umum terjadi pada orang-orang yang mengidap penyakit Celiac atau penyakit autoimun yang membuat tubuh tidak mampu mencerna gluten. Gluten adalah protein yang umum ditemukan pada gandum atau biji-bijian lainnya.
Dermatitis herpetiformis, dikenal juga dengan penyakit Duhring, yang menyebabkan terjadinya lepuhan mirip dengan penyakit herpes. Bedanya, kemunculannya bukan karena infeksi virus herpes, melainkan karena sensitivitas terhadap gluten. Yuk, ketahui lebih dalam tentang penyakit autoimun ini!
Penyebab dan Gejala Dermatitis Herpetiformis
Diduga, faktor genetika dan pola hidup memegang peranan penting terhadap terjadinya dermatitis herpetiformis. Namun, penyebab pasti terjadinya penyakit autoimun ini masih belum diketahui. Munculnya ruam kulit ini menjadi sulit ditangani karena minimnya penyebabnya.
Baca juga: Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Dermatitis Herpetiformis
Namun, para ahli kemudian menemukan bahwa gejala dari dermatitis herpetiformis ini berkurang secara signifikan pada orang-orang yang mengurangi atau bahkan menghilangkan gluten dalam menu makanan mereka. Sederhananya, kelainan ini memiliki kaitan yang erat dengan sensitivitas terhadap gluten. Makanan dengan kandungan gluten seperti roti, kue kering, mi, sereal, dan makanan yang diolah dengan cara dipanggang.
Gejala dermatitis herpetiformis juga beragam, sehingga tidak semua orang mengalami semua gejala yang sama. Biasanya, gejala muncul di tiga bagian tubuh, yaitu kulit, saluran pencernaan, dan mulut. Jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada kelainan autoimun ini, segera buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat untuk memeriksakan kondisi kesehatanmu.
Baca juga: Adakah Pencegahan untuk Penyakit Dermatitis Herpetiformis?
Adapun gejala yang muncul pada kulit adalah lepuhan atau lesi yang terasa sangat gatal. Biasanya, area yang terinfeksi termasuk siku, lutut, pantat, dan kulit kepala. Beberapa kasus dermatitis herpetiformis juga memengaruhi area wajah dan selangkangan. Kamu mungkin memiliki keinginan kuat untuk menggaruk area yang gatal dan terasa seperti terbakar tersebut.
Sementara gejala yang muncul pada bagian saluran pencernaan seperti peradangan pada lambung dan kerusakan usus halus. Ini menjadi reaksi umum pada orang yang memiliki sensitivitas terhadap gluten. Reaksi biasanya terjadi beberapa hari setelah pengidap mengonsumsi gluten dan muncul rasa tidak nyaman seperti perut kembung, kram, sakit, dan diare atau justru sembelit.
Lalu, pada area mulut, penyakit autoimun ini menimbulkan gejala seperti perubahan warna gigi dan masalah email gigi. Pada kondisi yang jarang terjadi, dermatitis herpetiformis juga menimbulkan sariawan dan ulserasi oral.
Penanganan yang Tepat untuk Mengatasi Dermatitis Herpetiformis
Diet ketat bebas gluten adalah pilihan pengobatan terbaik untuk pengidap dermatitis herpetiformis. Dokter juga dapat meresepkan obat dapson untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang muncul bersama dengan munculnya gejala. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima obat jenis ini, sehingga biasanya diberikan alternatif seperti sulfapyridine atau sulfamethoxypyridazine.
Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Dermatitis Herpetiformis
Mereka bisa terus menggunakan obat ini selama beberapa bulan hingga dua tahun. Setelahnya, penyakit autoimun ini bisa mengalami remisi atau tidak adanya lagi gejala selama lebih dari dua tahun setelah lepas obat dan penerapan diet khusus. Dermatitis herpetiformis adalah kondisi kronis jangka panjang dan cenderung bertahan seumur hidup pada beberapa orang. Jadi, pastikan kondisinya terkendali dengan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.