Darah Berlebihan saat Menstruasi, Benarkah Gejala Trombositopenia?
Halodoc, Jakarta - Ada banyak indikasi yang mengarah pada gangguan menstruasi, salah satunya adalah trombositopenia yang ditandai dengan durasi menstruasi lebih lama dan volume darah yang lebih banyak. Kekurangan trombosit atau trombositopenia adalah kondisi penurunan jumlah trombosit di bawah batas minimal.
Trombosit atau disebut platelet (keping darah) berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah di tubuh. Dengan begitu, perdarahan berlebihan tidak akan terjadi. Nilai trombosit yang normal adalah 150.000 hingga 450.000 per mikroliter darah.
Darah Berlebihan saat Menstruasi, Gejala Trombositopenia
Trombositopenia dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Keadaan tersebut dapat menyebabkan perdarahan. Meski jarang terjadi, trombositopenia yang tidak ditangani memicu perdarahan dalam yang bisa berakibat fatal (misalnya perdarahan otak) terutama jika jumlah trombosit pengidap berada di bawah angka 10.000 per mikroliter darah.
Baca juga: 4 Penyebab Perdarahan Usai Melahirkan
Sayangnya, trombositopenia terkadang tidak menunjukkan gejala apa pun. Apabila ada, gejala utamanya adalah perdarahan. Indikasi tersebut dapat terjadi di luar maupun di dalam tubuh dan sulit dihentikan.
Contohnya seperti mimisan, gusi berdarah, menstruasi yang berlebihan, dan luka yang terus berdarah. Dilansir dari Mayo Clinic, gejala trombositopenia lainnya yang terjadi bisa berupa:
- Kelelahan;
- Darah pada urine atau tinja;
- Menstruasi dengan volume darah yang berlebihan;
- Memar-memar pada tubuh;
- Bintik-bintik merah keunguan pada kulit, terutama bagian kaki;
- Pembengkakan pada limpa;
- Sakit kuning.
Gejala ini mungkin saja memburuk, jadi kalau kamu mengalaminya, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Supaya tidak lagi mengantre, kamu bisa pakai aplikasi Halodoc untuk berobat ke rumah sakit, atau bertanya pada dokter ahli apabila kamu memiliki keluhan lain seputar masalah kesehatan.
Bagaimana Trombositopenia Didiagnosis?
Mulanya, dokter akan menanyakan gejala yang dialami sekaligus memeriksa kondisi fisik. Jika terdapat dugaan trombositopenia, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut melalui tes darah. Lewat pemeriksaan ini, akan diketahui jumlah trombosit dalam darah.
Baca juga: Tiba-Tiba Kulit Memar, Waspadai 5 Penyakit Ini
Jumlah trombosit di bawah 150.000 akan mengindikasikan bahwa pasien mengidap trombositopenia. Jika jumlah trombosit menurun hingga di bawah 50.000, pengidap berpotensi mengalami perdarahan, seperti dikutip dari laman WebMD. Dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Pemeriksaan hapusan darah. Pada pemeriksaan ini, darah akan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur dan kondisi sel-sel di dalam darah.
- Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat jumlah serta kondisi sel darah yang ada di dalam sumsum tulang.
Pengobatan Trombositopenia
Tidak semua kasus trombositopenia membutuhkan penanganan khusus. Trombositopenia yang ringan cenderung tidak menimbulkan gejala dan dapat sembuh dengan sendirinya. Lain halnya dengan trombositopenia bersifat parah atau kronis. Metode pengobatan yang diberikan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi.
Baca juga: 7 Makanan Ini Meningkatkan Jumlah Trombosit
Dikutip dari laman National Heart, Lung, and Blood Institute, pengobatan trombositopenia biasanya dilakukan dengan:
- Penggunaan kortikosteroid yang membantu memperlambat kerusakan trombosit dan pemberian obat untuk meningkatkan jumlah trombosit.
- Transfusi darah untuk mengobati kondisi perdarahan aktif atau berisiko tinggi mengalami perdarahan.
- Operasi pengangkatan organ limpa atau prosedur splenectomy. Langkah ini dianjurkan ketika penanganan dengan pemberian obat dianggap tidak memberikan hasil. Biasanya, prosedur ini dilakukan pada pengidap dengan kondisi trombositopenia imun.
Jadi, terbukti bahwa darah menstruasi berlebihan bisa menjadi salah satu gejala dari trombositopenia. Namun, tentunya tidak terbatas itu saja. Adapun cara agar trombositopenia tidak bertambah parah, hindari konsumsi alkohol dan hindari olahraga yang bersifat kontak langsung, seperti sepak bola atau basket yang dapat menimbulkan cedera. Jika menggosok gigi, pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang paling lembut untuk mencegah terjadinya perdarahan pada gusi.