Ketahui Dampak Bradikardia pada Lansia
Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, denyut jantung seseorang dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Misalnya, orang yang berolahraga pasti denyutnya akan lebih cepat ketimbang mereka yang bersantai.
Bila jumlah denyut jantung yang berlebihan atau berdetak lebih lambat dari biasanya, maka bisa menimbulkan masalah pada kesehatan tubuh. Lambatnya denyut jantung dalam dunia medis biasa disebut dengan bradikardia. Bradikardia umum terjadi pada lansia. Selengkapnya ada di bawah ini!
Dampak Bradikardia pada Lansia
Melambatnya detak jantung ini kebanyakan enggak menimbulkan gejala. Namun, bila lambatnya detak jantung sering terjadi dan diiringi gangguan irama jantung, ini yang mesti diperhatikan.
Meski terkadang tak menimbulkan gejala, ada kalanya bradikardia bisa menimbulkan berbagai kondisi fisik, seperti di bawah ini:
- Sesak napas;
- Hampir pingsan atau pingsan;
- Kelelahan;
- Pusing;
- Nyeri di dada;
- Kelemahan;
- Mudah lelah saat beraktivitas fisik; dan
- Linglung atau masalah pada ingatan.
Bradikardia bisa berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tidak terpenuhi pasokan darah. Cara paling mudah untuk melihat normal atau tidaknya detak jantung bisa diketahui secara tidak langsung dengan menghitung denyut nadi di pergelangan tangan selama satu menit.
Baca juga: Konsumsi Obat Bisa Sebabkan Bradikardia
Misalnya, detak jantung normal orang dewasa berkisar 60–100 kali dalam satu menit. Anak-anak pada usia 1–12 tahun di antara 80–110, sedangkan bayi (kurang dari satu tahun) berkisar 100–160 kali dalam satu menit.
Untuk sebagian orang, memiliki detak jantung lambat (<60 detakan), seperti para atlet profesional, memang tak menimbulkan gejala apapun.
Sebab, mungkin saja hal itu sudah sesuai dengan fungsi tubuhnya. Namun untuk sebagian orang, kondisi ini juga bisa menandai adanya masalah pada sistem listrik jantung.
Kondisi ini bisa diartikan bahwa alat pacu jantung alami yang dimiliki oleh tubuh tidak bekerja dengan baik. Alhasil, jantung berdetak sangat lambat dan tidak bisa memompa darah untuk kebutuhan berbagai fungsi organ tubuh.
Baca juga: Denyut Nadi Enggak Normal Hati-hati Aritma
Namun yang mesti diperhatikan, dalam tahap yang parah dampak bradikardia bisa menyebabkan kematian. Nah, seseorang yang memasuki usia 65 tahun atau lebih cenderung memiliki detak jantung yang lambat dan lemah, karena itu para lansia membutuhkan penanganan dan perawatan khusus.
Pada lansia, kondisi bradikardia yang parah dan tak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Mulai dari hipertensi, hipotensi, sinkop (pingsan), angina pektoris, hingga gagal jantung.
Awasi Penyebabnya
Gangguan jantung ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Nah, berikut ini hal yang bisa menyebabkannya menurut para ahli:
- Adanya infeksi pada jaringan jantung.
- Terjadinya kerusakan jaringan jantung, terkait penuaan,
- Penumpukan zat besi pada organ (hemokromatosis).
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Komplikasi dari operasi jantung,
- Cacat jantung kongenital dan kelainan jantung bawaan lahir.
- Sleep apnea obstruktif dan gangguan pernapasan berulang selama tidur.
- Penyakit peradangan, seperti demam reumatik atau lupus.
Nah, bila kamu menduga kalau dirimu memiliki masalah medis ini, segeralah minta bantuan ahli. Pasalnya, pengobatan penyakit ini harus disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya, bila bradikardia disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, maka dokter akan menghentikan pengobatan.
Baca juga: Ini Bedanya Gagal Jantung dan Serangan Jantung
Punya keluhan di jantung? Jangan tunda untuk meminta bantuan atau saran ahli. Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bradycardia.
Harvard Health. Diakses pada 2020. Bradycardia.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan