Ini Dampak Alergi Makanan Paling Fatal

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Januari 2019
Ini Dampak Alergi Makanan Paling FatalIni Dampak Alergi Makanan Paling Fatal

Halodoc, Jakarta - Alergi makanan atau obat merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh yang berkaitan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.  Alergi adalah penyakit atau kelainan yang tidak menular tetapi kecenderungan seseorang mengalami alergi dipengaruhi dua faktor yaitu genetika (keturunan) dan lingkungan.  Seseorang dapat mengalami alergi karena adanya zat yang menimbulkan reaksi yang disebut alergen.  Alergen tersebut masuk dalam tubuh melalui saluran nafas, pencernaan, suntikan atau menempel pada kulit. Masuknya alergen ke dalam tubuh, kemudian memicu respon kekebalan tubuh (imun) membentuk antibodi  yang berkaitan dengan alergen, dan hal ini yang merangsang timbulnya reaksi alergi.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Alergi, Waspada Gejala-Gejalanya

Alergi makanan umum terjadi, tetapi banyak orang yang menganggap sepele masalah ini. Banyak yang menganggap alergi hanya penyakit biasa, padahal alergi dapat menimbulkan beban biaya serta ancaman lebih besar bila dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat.  Alergi makanan sekecil apapun gejalanya sebaiknya tidak dianggap sepele karena berpotensi memicu penyakit lain dari mulai yang kronis semisal asma, hingga yang bersifat fatal dan mematikan seperti syok anafilaktik atau Steven Johnson Syndrome yang timbul akibat alergi pada obat.

Gejala Alergi Makanan

Pengidap alergi makanan yang dipicu immunoglobulin E biasanya mengalami gejala berupa ruam merah dan gatal di kulit, kesemutan atau gatal di dalam rongga mulut, sulit menelan, dan pembengkakan pada mulut, wajah, serta bagian tubuh lainnya. Selain gejala-gejala tersebut, pengidap alergi makanan juga dapat mengalami mual dan muntah, mata terasa gatal, bersin-bersin atau napas pendek, pening atau pusing, diare, sakit perut, serta sesak napas.

Pada kasus alergi makanan non-immunoglobulin E, gejala utama yang timbul sama dengan gejala pada alergi makanan yang disebabkan oleh immunoglobulin E seperti rasa gatal dan ruam di kulit.

Pada alergi jenis ini, tekstur ruam pada jenis alergi ini tidak terlihat timbul. Selain itu, ada yang mengalami gejala seperti penyakit eksim atopik, seperti kulit kering dan pecah-pecah, berwarna merah, serta terasa gatal. Terkadang alergi makanan non-immunoglobulin E memunculkan gejala seperti yang disebabkan oleh kondisi lain di luar alergi, misalnya:

  • Area kelamin dan anus tampak berwarna kemerahan.

  • Gangguan pencernaan.

  • Sembelit.

  • Nyeri ulu hati.

  • Frekuensi buang air besar meningkat.

  • Adanya lendir atau darah pada kotoran.

  • Kulit pucat.

  • Rewel pada bayi.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Orang Bisa Mengalami Alergi

Jangan sepelekan alergi makanan karena pada kasus tertentu bisa mengarah kepada suatu kondisi yang disebut anafilaksis atau reaksi alergi parah. Gejala awal anafilaksis terlihat seperti gejala alergi makanan biasa, namun dalam waktu yang cepat, gejala dapat memburuk dan pengidapnya bisa mengalami beberapa hal berikut:

  • Peningkatan detak jantung yang sangat cepat.

  • Kesulitan bernapas.

  • Munculnya perasaan cemas dan ketakutan yang intens secara tiba-tiba.

  • Penurunan tekanan darah yang sangat drastis.

  • Pingsan.

Jika tidak segera ditangani dengan baik, anafilaksis bahkan bisa menyebabkan kematian. Dalam pengelolaan penyakit akibat alergi, pengidap dapat melakukan berbagai upaya mulai dari menghindari pemicu alergi, mendapat pengobatan yang tepat atau bahkan terapi kekebalan atau imunoterapi.

Baca Juga: Jangan Percaya 4 Mitos Alergi Makanan Ini

Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai bahaya dari alergi makanan. Oleh karena itu, kamu tidak boleh menyepelekannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download Halodoc sekarang di Apps Store atau Google Play Store!