Cuci Darah Bisa Sebabkan Kerusakan Tulang, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 November 2018
Cuci Darah Bisa Sebabkan Kerusakan Tulang, Benarkah?Cuci Darah Bisa Sebabkan Kerusakan Tulang, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Orang-orang dengan penyakit ginjal kronis kerap mengalami kerusakan tulang dikarenakan rutin melakukan pencucian darah. Ini dikarenakan proses cuci darah menyebabkan perubahan keseimbangan antara dua mineral penting dalam tubuh, yaitu kalsium dan fosfat. Kondisi inilah yang menyebabkan pengidap penyakit tertentu yang memiliki rutinitas cuci darah kehilangan kalsium dari tulangnya.

Terkhusus untuk pengidap penyakit ginjal, fosfat dalam kebanyakan makanan yang dikonsumsi dan tidak diperlukan di dalam tubuh biasanya dibuang oleh ginjal. Ketika ginjal telah berhenti berfungsi normal, maka fosfat dapat menumpuk dalam darah.

Terlalu banyak fosfat dalam darah menyebabkan hilangnya kalsium dari tulang yang cenderung melemahkannya. Mengonsumsi makanan yang rendah fosfat dapat membantu mencegah fosfat terbentuk dalam darah.  Pada situasi seperti ini, kamu sangat disarankan untuk minum obat yang disebut pengikat fosfat yang membantu menghentikan fosfat terserap dari makanan yang dimakan.

Biasanya, masalah ini dapat dibantu dengan membuat perubahan dalam perawatan proses cuci darah, menjalani diet rendah fosfat, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kalsium dan vitamin D.

Kerapuhan dan risiko patah tulang sudah seharusnya menjadi perhatian sejak awal proses cuci darah. Selain mengobati penyakit yang menyebabkan pasien harus menjalani ritual cuci darah, perawatan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan tulang juga perlu dilakukan.

Perubahan dalam Pola Makan

Mengganti pola makan dan memodifikasi diet dapat membantu mengurangi kerusakan tulang yang diakibatkan oleh proses cuci darah. Salah satunya dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung fosfat, seperti:

  1. Produk susu, seperti susu dan keju

  2. Kacang kering dan kacang polong

  3. Kacang dan selai kacang

Mengambil obat yang disebut pengikat fosfat, minum obat dengan bentuk aktif vitamin D, perubahan dalam perawatan cuci darah, dan operasi untuk mengangkat kelenjar paratiroid, termasuk pencangkokan ginjal.  

Gejala Gangguan Keseimbangan Mineral dan Kerusakan Tulang

  1. Kulit yang gatal

  2. Sakit tulang

  3. Tulang lemah yang mudah patah

  4. Pembuluh darah tersumbat

  5. Masalah jantung

  6. Anemia

  7. Masalah saraf

  8. Menurunnya imunitas

Untuk mengetahui lebih pasti apakah seseorang mengalami gangguan keseimbangan mineral dan kerusakan tulang, maka ada baiknya kamu menjalani tes darah untuk memeriksa kadar kalsium, fosfor, hormon paratiroid (PTH) dan vitamin D dalam darah.

Beberapa orang mungkin perlu melakukan biopsi tulang. Biopsi tulang adalah contoh tulang yang diambil untuk dipelajari, kemudian melakukan X-ray pada perut, echocardiogram jantung untuk memeriksa apakah ketidakseimbangan mineral telah memengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Komplikasi Lain dari Cuci Darah

Ketika terlalu banyak fungsi ginjal hilang, ginjal tidak bisa lagi menyaring fosfor ekstra dan mengeluarkannya dari tubuh dalam urine. Seiring waktu, fosfor dari makanan yang dimakan dapat menumpuk hingga kadarnya menjadi tinggi dalam darah.

Ketika tingkat fosfor darah naik dan tingkat vitamin D darah menurun, maka tubuh membuat terlalu banyak PTH. Kadar PTH yang tinggi menyebabkan kalsium berpindah dari tulang ke dalam darah. Ketika kalsium meninggalkan tulang, maka tulang menjadi lebih lemah, rapuh, dan mudah patah. Beberapa kalsium juga bisa berakhir di jantung dan pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit jantung.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai cuci darah bisa menyebabkan kerusakan tulang, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga: