Cerebral Palsy, Sakit yang Pengaruhi Motorik Anak
Halodoc, Jakarta – Cerebral palsy merupakan salah satu gangguan dalam tumbuh kembang. Penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kelumpuhan otak besar. Karena cerebral palsy bisa mengganggu tumbuh kembang, termasuk menyebabkan perkembangan abnormal pada otak.
Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa dideteksi sejak anak masih kecil hingga usia pra sekolah. Namun, banyak yang meyakini bahwa gangguan ini sudah mulai terjadi dan menyerang bahkan sebelum seorang bayi dilahirkan.
Mengutip Mayo Clinic, cerebral palsy secara umum menyebabkan gangguan gerakan reflek. Artinya ada kemungkinan anak dengan cerebral palsy memiliki gerakan yang kaku, atau malah sebaliknya yaitu terlalu lemas atau lentur.
Selain itu ada beberapa ciri lain yang sering muncul bersamaan dengan penyakit ini. Di antaranya adalah postur tubuh yang terganggu, hingga gerakan yang tak terkendali. Coba perhatikan jika anak berjalan dengan sedikit goyang, atau terlihat sedikit aneh. Pada bayi, gejala yang sering muncul adalah reflek genggaman yang tiba-tiba hilang, dan anak merangkak dengan satu kaki yang diseret.
Penyakit ini berkaitan dengan terganggunya proses perkembangan otak yang bisa memicu terjadinya cacat intelektual, masalah penglihatan dan pendengaran hingga kejang. Gejala dari cerebral palsy bisa terjadi dalam kondisi ringan hingga berat dan biasanya tidak terlihat dengan jelas di awal. Yang pasti, efek yang timbul dari penyakit ini biasanya bervariasi dan diperlukan pemeriksaan untuk menemukannya.
(Baca juga: Cerebral Palsy: Pengertian, Gejala, dan Cerita Perjuangan Zimam)
Penyebab Cerebral Palsy
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebab utama dari penyakit ini. Namun, banyak anggapan yang menyebut bahwa salah satu pemicu kelainan ini adalah kelahiran prematur. Sebab saat bayi terlahir prematur, ada kemungkinan pembuluh darah ke otak belum berkembang sempurna.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang bisa memicu terjadinya kelainan ini. Seperti mutasi pada gen yang mengontrol perkembangan otak, infeksi pada ibu yang memengaruhi perkembangan janin hingga gangguan suplai darah ke otak yang sedang berkembang. Trauma karena kecelakaan pun bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit ini pada anak dan bayi.
Selain pada bayi yang baru lahir, kerusakan otak yang memicu cerebral palsy juga bisa saja terjadi pada anak usia 3-5 tahun. Ada beberapa gejala yang sering muncul sebagai tanda dari penyakit ini, seperti tangan dan kaki mulai kehilangan fungsi dan menyebabkan organ ini tidak bekerja secara maksimal.
Sementara pada bayi, biasanya akan mengalami keterlambatan perkembangan tubuh. seperti belum bisa duduk tegak meski sudah berusia lebih dari satu tahun. Hal itu bisa juga terjadi karena otot pada tubuh yang tidak tumbuh dengan normal. Sering kejang dan sulit berkomunikasi juga bisa menjadi gejala lain dari penyakit ini.
Pengobatan yang sering dilakukan pada anak dengan gangguan ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan otot. Terapi yang dilakukan pun dimaksud untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan mengobati rasa sakit yang dialami.
Pada tingkat yang lebih parah, penanganan lebih lanjut mungkin akan dilakukan untuk mengobati masalah ini. Maka kalau ibu ragu, bisa melakukan pemeriksaan segera jika menemukan keanehan selama perkembangan si kecil.
Pemeriksaan USG selama kehamilan pun bisa membantu untuk menentukan apakah janin baik-baik saja. Selain itu, untuk menjaga kehamilan tetap sehat, pastikan ibu rutin melakukan pemeriksaan baik ke rumah sakit atau menghubungi dokter jika ada keluhan. Pakai aplikasi Halodoc untuk bicara dengan dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan pula tips kesehatan dan rekomendasi beli obat yang lebih aman. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan