Cegah Resistensi, Tidak Semua Infeksi Membutuhkan Antibiotik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 September 2020
Cegah Resistensi, Tidak Semua Infeksi Membutuhkan Antibiotik  Cegah Resistensi, Tidak Semua Infeksi Membutuhkan Antibiotik

Halodoc, Jakarta - Antibiotik bekerja dengan menghambat mekanisme bakteri untuk bisa hidup dan berkembang biak. Setiap antibiotik memiliki cara kerja yang berbeda, misalnya merusak dinding sel bakteri, atau merusak cara bakteri memperbanyak diri.

Antibiotik dibedakan berdasarkan kemampuannya membunuh bakteri. Ada antibiotik spektrum luas yang membunuh hampir semua jenis bakteri, contohnya amoksisilin dan gentamisin. Namun, ada juga yang hanya mampu membunuh beberapa tipe bakteri saja, ini disebut antibiotik spektrum sempit, contohnya penisilin.

Layaknya obat lain, antibiotik memiliki efek samping. Jika antibiotik diberikan dengan tepat sesuai indikasi, tentu manfaat lebih besar daripada efek sampingnya. Jika diberikan dengan tidak tepat dan tidak sesuai indikasi, maka lebih banyak terdapat risiko dan efek samping.

Baca juga: Ini Jenis-Jenis Penyakit yang Memerlukan Antibiotik

Sekitar 10 persen pasien sesudah konsumsi antibiotik dilaporkan mengalami berbagai efek samping, mulai dari gangguan pencernaan seperti diare dan muntah, atau timbul infeksi jamur di mulut atau di Miss V. Beberapa pasien dilaporkan mengalami reaksi alergi seperti kemerahan di kulit, demam hingga sesak napas.

Oleh karena itu, bertanyalah kepada dokter atau apoteker tentang efek samping antibiotik dan juga apakah boleh atau tidaknya dikonsumsi bersama obat lain.

Semua jenis infeksi baik yang disebabkan virus maupun bakteri, membuat tidak nyaman karena gejalanya yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal ini menjadi alasan pasien berobat. Tetapi pasien harus memahami bahwa tidak semua infeksi membutuhkan antibiotik.

Baca juga: Ini Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan

Misalnya batuk pilek dan influenza, banyak disebabkan oleh infeksi virus yang tidak membutuhkan antibiotik. Influenza atau flu dapat membaik dalam beberapa hari jika kekebalan tubuh baik. Selama daya tahan tubuh baik, sistem imun dapat membasmi penyebab infeksi di saluran pernapasan yang disebabkan virus atau bakteri.

Antibiotik biasanya dibutuhkan jika gejala flu atau batuk pilek sudah mengarah ke infeksi bakteri, misalnya batuk yang berat dan lama apalagi pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri seperti pasien dengan diabetes, penyakit paru, sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya pengidap HIV), atau ada risiko komplikasi infeksi saluran pernapasan atas.

Penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan dapat berkontribusi pada persoalan resistensi antibiotik. Jika resistensi antibiotik ini semakin luas, maka infeksi yang membutuhkan antibiotik seperti pneumonia bakteri menjadi susah untuk diobati karena pilihan antibiotik yang masih ampuh menjadi terbatas bahkan menjadi tidak efektif lagi. Hal ini menyebabkan perawatan menjadi lebih lama dan membutuhkan biaya yang lebih besar, hingga dapat berujung pada kematian.

Baca juga: Tidak Semua Infeksi Memerlukan Pengobatan Antibiotik

Cara Menggunakan Antibiotik dengan Benar

Jika kamu diresepkan antibiotik oleh dokter, maka ikuti aturan penggunaannya:

  • Habiskan antibiotik sesuai anjuran dokter dan patuhi aturan minumnya.
  • Jangan kurangi atau menambah dosis dari yang dianjurkan dokter.
  • Apabila pada kondisi tertentu antibiotik tidak habis, langsung buang ke tempat pembuangan yang aman.
  • Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain.

Dengan mematuhi aturan penggunaan antibiotik, kamu membantu mencegah resistensi antibiotik. Namun, lebih baik jika dimulai dengan mencegah jangan sampai terkena infeksi virus maupun bakteri. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Terapkan hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri sendiri. Misalnya selalu cuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan aktivitas yang berpotensi kita bersinggungan dengan sumber infeksi.
  • Menjaga kebersihan lingkungan tempat kamu tinggal atau bekerja.
  • Tidak melakukan kontak langsung dengan pasien infeksi, atau menularkan infeksi ke orang lain. Misalnya gunakan masker saat ada rekan kerja yang flu atau sedang mengalami batuk.
  • Lakukan vaksinasi ke seluruh keluarga, anak-anak maupun dewasa. Vaksinasi tambahan sebaiknya dilakukan misalnya saat akan bepergian ke luar negeri.
  • Tidak melakukan perilaku yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan seksual, agar terhindar dari infeksi menular seksual.

Referensi:
NPS MecicineWise. Diakses pada 2019. Antibiotics, explained.
CDC. Diakses pada 2019. Antibiotic Prescribing and Use.
CPSI-ICSP. Diakses pada 2019. ​​​​Infection prevention and control (IPAC).
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2019. How to Prevent Infections.


Diperbarui pada 24 September 2020.