Cegah Bayi Terkena Mikrosefali, Ibu Hamil Sebaiknya Lakukan 5 Hal Ini
Halodoc, Jakarta – Ibu hamil sebaiknya pikir-pikir lagi bila ingin melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya Amerika Latin dan Karibia. Pasalnya, kedua negara tersebut dikenal sebagai tempat dengan tingkat penyebaran virus Zika paling tinggi. Virus Zika sering dikaitkan dengan mikrosefali, yaitu suatu kondisi yang sebenarnya sangat jarang terjadi, namun dapat berakibat fatal karena dapat menyebabkan otak bayi yang belum lahir menyusut. Kondisi tersebut tentunya akan mengganggu perkembangan bayi nantinya. Karena itu, ibu hamil diharapkan dapat waspada terhadap penyakit ini dan melindungi janin sebaik-baiknya dengan melakukan beberapa pencegahan mikrosefali berikut.
Apa Itu Mikrosefali?
Mikrosefalus atau mikrosefali (microsephaly) adalah kondisi langka di mana kepala bayi berukuran lebih kecil dari ukuran kepala bayi pada umumnya. Bayi yang terkena mikrosefali juga memiliki otak yang menyusut, karena otak tidak berkembang dengan baik di dalam rahim atau berhenti tumbuh ketika lahir. Kondisi ini bisa sudah terjadi sejak bayi lahir, namun bisa juga terjadi pada bayi normal di tahun-tahun pertama masa pertumbuhannya.
Penyebab Mikrosefali
Ibu perlu tahu bahwa mikrosefali terjadi karena otak bayi tidak berkembang secara normal. Gangguan perkembangan otak tersebut bisa terjadi ketika bayi masih di dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Penyebab mikrosefalus, antara lain:
-
Cedera otak yang terjadi sebelum atau saat melahirkan. Misalnya, seperti trauma otak atau hypoxia-ischemia (cedera otak karena otak kekurangan suplai oksigen).
-
Infeksi yang menyerang ibu saat hamil, seperti toksoplasmosis atau infeksi parasit akibat mengonsumsi daging yang belum matang, infeksi Campylobacter pylori, cytomegalovirus, herpes, rubella, sifilis, HIV, sampai virus Zika.
Baca juga: Raw Food Berbahaya untuk Ibu Hamil, Masa Sih?
-
Malnutrisi parah pada janin.
-
Kelainan genetik, seperti sindrom Down.
-
Terpapar zat berbahaya selama kehamilan, seperti logam (arsenik atau merkuri), alkohol, rokok, radiasi, ataupun NAPZA.
-
Fenilketonuria yang terlambat ditangani. Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan enzim PAH, sehingga tidak mampu mengurangi fenilalanin, yaitu sejenis asam amino pembentuk protein.
Cara Mencegah Mikrosefali
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkan mikrosefali, sehingga bayi yang terkena penyakit langka ini tidak bisa memiliki ukuran kepala yang normal. Karena itu, jangan sampai bayi terkena mikrosefali. Berikut beberapa cara yang bisa ibu hamil lakukan untuk mencegah penyakit langka ini:
-
Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya pakai sabun setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum makan.
-
Mengonsumsi makanan sehat dan vitamin selama masa kehamilan.
-
Menggunakan losion antinyamuk bila tinggal di daerah yang banyak nyamuk.
-
Menjauhkan diri dari zat-zat kimia atau asap rokok.
-
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan tidak menggunakan NAPZA selama masa kehamilan.
Baca juga: 4 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil yang Memengaruhi Janin
Selain melakukan pencegahan di atas, ibu juga perlu memeriksakan kehamilannya secara rutin pada dokter kandungan. Ini karena mikrosefali bisa dideteksi selama masa kehamilan dengan pemeriksaan USG. Prosedur ini bisa menampilkan gambar mengenai bentuk tubuh janin di dalam rahim. Pemeriksaan USG untuk mendeteksi mikrosefali bisa dilakukan menjelang akhir trimester kedua kehamilan atau di awal trimester ketiga kehamilan.
Baca juga: Pemeriksaan Penting Pada Kehamilan Trimester Ketiga
Mikrosefali memang tidak bisa disembuhkan, namun dengan mendiagnosis penyakit ini sedini mungkin, maka penanganan bisa dilakukan lebih awal yang bisa membantu perkembangan fisik sang calon bayi.
Jangan lupa download Halodoc juga ya yang bermanfaat untuk membantu ibu menjaga kesehatan diri sendiri dan kandungan selama masa kehamilan. Saat sakit dan butuh saran kesehatan, jangan ragu untuk langsung gunakan aplikasi Halodoc. Dokter Halodoc siap membantu ibu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan